Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman mengatakan, dinamika yang terjadi di pasar global pasti akan mempengaruhi minat investasi. Sebab, kebijakan yang berubah bisa membuat perubahan dalam rencana jangka panjang perusahaan yang mau berinvestasi.
Sementara, kalau dilihat dari performa tahun lalu, SSIA menjadi salah satu yang memiliki kinerja yang baik setelah berhasil menjual lahan industri ke BYD. “Ke depannya penjualan lahan sangat mungkin berhubungan dengan ekosistem otomotif (EV),” katanya kepada Kontan, Senin (14/4).
Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai, ketiga emiten properti kawasan industri tersebut mengalami kenaikan kinerja karena adanya kenaikan kinerja dari bisnis yang menjadi porsi penyumbang bagi kinerja emiten, terutama dari kawasan industri dan penjualan properti.
Namun, kinerja mereka di kuartal I 2025 tampaknya masih akan stagnan lantaran adanya perang dagang akibat Tarif Trump dan juga pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Baca Juga: Jababeka (KIJA) Catat Peningkatan Penjualan Lahan Industri 45% pada Kuartal III 2024
Hal itu membuat investor wait and see sampai ada katalis positif yang bisa membuat perekonomian baik lagi yang akan mendukung penjualan kawasan industri.
“Selain itu suku bunga yang masih tinggi juga menjadi katalis negatif untuk sektor properti kawasan industri,” ujarnya kepada Kontan, Senin (14/4).
Analis Infovesta Utama, Ekky Topan melihat, faktor peningkatan kinerja emiten properti kawasan industri di tahun 2024 disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, peningkatan prapenjualan, transaksi lahan, dan diversifikasi bisnis.
Dari segi kinerja tahun 2024, DMAS menonjol sebagai jawara dengan mencatat laba bersih yang kuat dengan margin mencapai sekitar 65%, serta pertumbuhan prapenjualan yang impresif.
”Meskipun SSIA dan KIJA juga menunjukkan kenaikan, DMAS berhasil mencatatkan angka-angka keuangan yang lebih solid dalam periode tersebut,” katanya kepada Kontan, Senin (14/4).
Baca Juga: Marketing Sales Jababeka (KIJA) Naik 44% pada Tahun 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata melihat, tahun 2024 menjadi momentum pemulihan kuat bagi emiten kawasan industri. Ketiga perusahaan tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang solid.
Setidaknya, ada dua sentimen penggerak utama yang memengaruhi kinerja emiten properti kawasan industri tahun lalu.
Pertama, lonjakan permintaan lahan industri, terutama dari sektor data center. Contohnya, DMAS mengantongi 64,5% penjualan dari sektor ini dari total pendapatan segmen lahan industri.
Kedua, stabilitas politik pasca Pemilu 2024, yang meningkatkan kepercayaan investor.