kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Harga Komoditas Melesat, Begini Dampaknya Bagi Emiten Produsen Mineral


Kamis, 17 Juli 2025 / 20:34 WIB
Harga Komoditas Melesat, Begini Dampaknya Bagi Emiten Produsen Mineral
ILUSTRASI. Sejumlah harga komoditas logam mineral naik sepanjang tahun berjalan. Lonjakan harga komoditas menjadi sentimen positif bagi emiten di sektor ini.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah harga komoditas logam mineral masih terus naik selama tahun 2025 berjalan. Lonjakan harga komoditas ini tentu menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten yang berada di sektor tersebut.

Mengutip data Trading Economics, harga komoditas emas telah melesat 26,72% year to date (ytd) ke level US$ 3.323,69 per ons troi pada Kamis (17/7) pukul 19.11 WIB. Pada saat yang sama, harga perak di pasar global meroket 30,95% ytd ke level US$ 37,88 per ons troi. Ada pula komoditas tembaga yang harganya terbang 37,58% ytd ke level US$ 5,48 per pon.

Namun, khusus hari ini, harga ketiga komoditas ini turun. Misalnya, harga emas spot turun 0,7%, perak turun 0,10%, dan tembaga juga terkoreksi 0,10%.

Beberapa emiten berbasis mineral logam mendapat berkah atas kenaikan harga komoditas ini di pasar global. Salah satunya adalah PT United Tractors Tbk (UNTR) yang membukukan penjualan emas sebesar 100.000 ons troi pada Januari—Mei 2025, atau naik 19,05% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan emas ini berasal dari produksi tambang anak usaha UNTR yaitu PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya.

Baca Juga: Ramai Ekspansi ke Tambang Mineral, Cermati Prospek Saham Emiten Batubara Berikut

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Lobies mengatakan, hasil ini membuat peluang UNTR untuk memenuhi target penjualan emas pada 2025 makin terbuka. Pihak UNTR sendiri masih mempertahankan proyeksi penjualan emas sampai akhir tahun ini di level 240.000 ons troi.

Untuk itu, UNTR berupaya memastikan terjaganya aspek keunggulan unggul dalam proses produksi emas. “Permintaan emas sejauh ini cukup stabil,” ujar dia, Kamis (17/7).

Selain itu, UNTR juga gencar melakukan kegiatan eksplorasi untuk meningkatkan sumber daya dan cadangan mineral. Dalam berita sebelumnya, UNTR melalui Agincourt Resources menggelontorkan dana Rp 16,42 miliar untuk eksplorasi mineral emas di Sibolga, Sumatra Utara selama kuartal II-2025.

Sara menyebut, kegiatan eksplorasi ini ditujukan untuk memastikan ketersediaan cadangan mineral UNTR baik dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Emiten lainnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) belum mengumumkan realisasi terbaru penjualan emas batangan dan perhiasannya. Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda menilai, tren kenaikan harga komoditas mineral, khususnya emas, tentu menjadi katalis positif yang turut mendorong kinerja perusahaan.

“Sebab, harga emas memiliki korelasi yang positif terhadap performa HRTA,” kata dia, Kamis (17/7).

Manajemen HRTA percaya diri tren penjualan emas bakal tetap solid, di mana perusahaan ini memproyeksikan pertumbuhan penjualan dapat mencapai dobel digit pada semester II-2025. Saat ini, penjualan emas batangan berkontribusi hingga sekitar 90% dari total penjualan HRTA.

Guna memenuhi target tersebut, HRTA fokus untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem Bullion Bank di Indonesia. Emiten ini juga berusaha mengembangkan toko milik sendiri secara organik dengan target mencapai 100 toko pada 2025.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Kembali Jajaki Peluang Akuisisi Tambang Mineral

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menyampaikan, tren kenaikan harga mineral logam seperti emas, perak, dan tembaga jelas akan mendongkrak harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) emiten-emiten berbasis komoditas tersebut. Dengan begitu, pihak emiten berpeluang meraih kenaikan margin laba dalam jangka pendek.

“Kenaikan harga komoditas juga menjadi insentif bagi emiten untuk meningkatkan produksinya,” tutur dia, Kamis (17/7).

Secara umum, prospek saham emiten produsen mineral masih cukup positif. Untuk tembaga, komoditas ini memiliki daya tarik tinggi seiring dukungan dari ekosistem ekonomi hijau, potensi penurunan suku bunga acuan The Fed, hingga pemulihan ekonomi global.

Di sisi lain, untuk emas ada potensi mengalami koreksi harga sebagai bentuk normalisasi pada sisa semester II-2025. Namun, bagi Wafi, ada kemungkinan ASP milik emiten emas pada 2025 masih akan lebih tinggi dari 2024.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila juga memandang, harga komoditas mineral masih berpeluang melanjutkan kenaikan pada semester II-2025, terutama untuk tembaga. Pasalnya, tembaga kerap digunakan untuk bahan baku komponen pembangkit energi hijau sekaligus menjadi salah satu bahan baku baterai kendaraan listrik.

“Namun, volatilitas harga komoditas dan risiko gangguan operasional perlu menjadi perhatian bagi emiten,” imbuh dia, Kamis (17/7).

Indy menyebut, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi saham sektor mineral yang cukup menarik untuk dikoleksi investor dengan target harga masing-masing Rp 3.500 per saham dan Rp 2.400 per saham.

Wafi merekomendasikan beli saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), MDKA, dan ANTM dengan target harga masing-masing di level Rp 8.300 per saham, Rp 2.300 per saham, dan Rp 3.780 per saham.

Selanjutnya: Gereja Katolik di Gaza Jadi Sasaran Serang Israel, Paus Leo Merasa Sangat Sedih

Menarik Dibaca: Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 4 Manfaat Protein untuk Diet

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×