Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham
Andhika mengatakan, kinerja emiten BUMN Karya tahun ini bisa sedikit membaik karena Bank Indonesia (BI) baru saja menurunkan suku bunga ke level 5,5%. Hal itu bisa berdampak terhadap turunnya beban bunga emiten BUMN Karya.
Namun, emiten BUMN Karya tetap menghadapi tantangan yang berat di tahun ini. Yaitu, efisiensi yang dilakukan pemerintah, sehingga terdapat pemangkasan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang bisa menurunkan penerimaan kontrak baru BUMN Karya.
Andhika merekomendasikan beli untuk PTPP dengan target harga Rp 490 per saham.
Ekky melihat, arus kas yang terbatas tentu berisiko menekan kinerja, karena ruang manuver untuk ekspansi atau penyelesaian proyek bisa terganggu. Dalam beberapa kasus, beban pembayaran utang justru bisa memangkas margin proyek dan memperlambat progres kerja.
Baca Juga: BUMN Karya Bersiap Masuk Danantara, PTPP Alihkan 3,16 Miliar Saham Seri B
“Terlebih, jika sebagian proyek bersifat turnkey dan pembayaran baru masuk setelah pekerjaan selesai,” katanya.
Alhasil, prospek kinerja emiten BUMN Karya pun beragam. ADHI dan PTPP memang bisa sedikit bernapas lega karena kewajiban jangka pendeknya sudah dituntaskan. Kalau dari laman KSEI, PTPP dan ADHI memang tidak punya surang utang jatuh tempo di sisa tahun 2025.
Namun, tantangannya sekarang adalah menjaga keberlanjutan proyek baru dan menjaga efisiensi. Penurunan BI rate tentu bisa jadi katalis positif bagi kinerja mereka, karena akan menurunkan beban bunga dalam jangka menengah.
“Tapi, efeknya tidak langsung terasa, terutama jika posisi utangnya mayoritas fixed rate,” ungkapnya.
Untuk pemegang saham WSKT yang tersangkut lantaran suspensi, disarankan untuk mencermati secara saksama perkembangan RUPS dan pengumuman resmi dari BEI atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait status sahamnya. Jika muncul potensi delisting, baik sukarela maupun forced delisting, sebaiknya investor bersiap mengambil keputusan cepat.
“Yaitu, apakah harus menjual di pasar reguler selagi masih ada volume perdagangan, atau bersiap menanggung risiko likuiditas apabila saham berpindah ke pasar negosiasi tanpa kejelasan exit strategy,” tuturnya.
Sementara, saham PTPP masih relatif lebih sehat, terutama dari sisi arus kas dan kemampuan menyelesaikan proyek. Ekky pun merekomendasikan beli untuk PTPP dengan target harga Rp 580 – Rp 600 per saham.
Baca Juga: Begini Ragam Respons Emiten BUMN Karya soal Rencana Peleburan Menjadi Satu Holding
“ADHI juga bisa dicermati dengan target hargap Rp 350 per saham, namun tetap tergolong spekulatif,” paparnya.
Senior Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, utang yang besar dan arus kas ketat membuat emiten BUMN Karya rawan gagal bayar dan menghambat operasional.
Kinerja PTPP dan ADHI juga dianggap bisa sedikit bisa bernapas lega dalam jangka pendek. Sedangkan, jangka panjang harus dilihat lagi seperti apa strategi keduanya untuk mengatasi cash flow agar tetap terjaga dan bisa meningkatkan pertumbuhan kinerja.
“Penurunan suku bunga BI jadi angin segar bagi BUMN Karya, tapi pembayaran proyek yang lambat tetap jadi tantangan utama,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (27/5).
Sukarno pun merekomendasi hold untuk ADHI dan PTPP dengan target harga masing-masing di Rp 286 – Rp 300 per saham dan Rp 470 per saham. Patokan support ADHI ada di Rp 260 per saham dan Rp 252 per saham, sementara support untuk PTPP di Rp 436 per saham dan Rp 424 per saham.
Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Bergerak Kemana? (27 Mei 2025)
Menarik Dibaca: Tren Ubin Terakota Gaya Barat Daya ala Joanna Gaines yang Cocok untuk Ruang Kecil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News