Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan kinerja emiten BUMN Karya masih belum tampak hilalnya. Di tengah tantangan industri konstruksi di tahun ini, mereka harus kembali menyesuaikan diri untuk bersiap merger menjadi satu holding perusahaan.
Asal tahu saja, pemerintah punya rencana baru terkait proses merger BUMN Karya. Tujuh BUMN Karya yang semula mau dilebur menjadi tiga holding, kini direncanakan hanya menjadi satu holding.
Hal tersebut kembali disinggung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR RI, Rabu (5/3). Para direksi BUMN Karya yang hadir dalam rapat tersebut mengaku masih menunggu keputusan lanjutan dari pemerintah terkait progres merger mereka.
Misalnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengaku terus berdialog dengan BUMN Karya lainnya soal merger, khususnya dengan PT Nindya Karya dan PT Brantas Abipraya. Di rencana awal, ADHI memang bakal dilebur dengan dua perusahaan tersebut.
Baca Juga: Momentum Rebound IHSG di Pekan Pertama Maret 2025
Direktur Utama ADHI, Entus Asnawi Mukhson mengatakan, pihaknya sebenarnya tengah intens berdiskusi dengan untuk melihat arah pembagian fokus perusahaan masing-masing. Namun, Entus mengaku bahwa kajian terkait hal itu belum selesai.
“Pada kesimpulannya nanti, dari kajian itu kami akan duduk bersama konsultan untuk menetapkannya dan akan kami bawa ke kementerian,” ujarnya dalam RDP DPR RI, Rabu (5/3).
Setelah wacana terkait peleburan BUMN Karya menjadi satu holding saja tersebar, ADHI pun jadi membuka opsi terkait skenario mana yang kemungkinan bisa membuat kinerja menjadi lebih efektif.
“Antara dua ini mana yang lebih efektif, mungkin bisa dilakukan kajian,” paparnya.
Corporate Secretary ADHI Rozi Sparta menambahkan, perseroan juga tengah menunggu kabar terkait rencana tersebut. “Saat ini ADHI masih menunggu arahan selanjutnya dari pemegang saham seri A (Pemerintah RI),” ujarnya kepada Kontan, Kamis (6/3).
Sementara, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengaku masih berfokus pada penyehatan kinerja perusahaan agar tak memberatkan perusahaan Karya lainnya saat merger dilakukan, mau seperti apa pun skenario dari pemerintah.
Baca Juga: Cermati Sentimen Penggerak IHSG Sepekan Ini, Indeks Berhasil Naik 5,83%
Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho alias Oho mengatakan, merger BUMN Karya didasarkan pada upaya penyehatan keuangan. Menurutnya, dalam upaya penyehatan keuangan itu, WSKT optimistis bakal pulih jika fokus kembali ke bisnis inti.
“Kalau merger atau akuisisi itu subjected to pemegang saham konsepnya seperti apa. Plus minus pasti ada,” ujarnya di kesempatan tersebut.
Terkait upaya tersebut pula, WSKT mengaku bahwa pelepasan aset jalan tol perlu dipercepat agar bisa mengurangi beban liabilitas perseroan.
Menurut Oho, sembilan ruas jalan tol milik WSKT memiliki total cost recovery sebesar Rp 35 triliun. Hal itu membuat Waskita percaya diri dengan pemulihan kinerja lantaran liabilitas perusahaan sebanding dengan jumlah aset.
“Ini saya sampaikan juga kepada 22 bank kreditur. Kalau mau cepat utang kami lunas, mereka bisa miliki tol ini. Artinya, outstanding kami jadi tidak besar lagi,” katanya.
Jika percepatan penjualan jalan tol tidak dilakukan, WSKT mengaku bakal mengalami proses yang berat dalam pemulihan keuangan.
Baca Juga: Prabowo Kumpulkan para Konglomerat di Istana, Bos Bursa: Efek Positif buat IHSG
“Nafas kami tidak panjang. Kalau dalam proyeksi, ada jalan tol yang baru bisa dilepas 2039, itu enggak kuat. Sehingga, butuh di-take over jalan tol kami, setidaknya proses divestasi dipercepat agar liabilitas berkurang,” paparnya.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito mengatakan, pengurangan jumlah BUMN Karya memang harus dilakukan lantaran jumlah proyek yang dikerjakan berpotensi berkurang.
“Namun, kami baru fokus pada penyehatan kami sendiri. Supaya, apa pun keputusan dari pemegang saham nanti, kami tidak menjadi virus,” ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
Selanjutnya: Link Nonton Solo Leveling S2 Episode 10 Subtitle Indonesia & Daftar Tempat Streaming
Menarik Dibaca: Promo A&W Weekend Deals 7-9 Maret, Ada 2 Paket Aroma Chicken dan Bonus Burger
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News