Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, meningkatnya penetrasi asuransi kesehatan swasta juga berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan emiten rumah sakit yang melayani pasien kelas menengah ke atas.
Arinda melanjutkan, perkembangan teknologi kesehatan, seperti telemedicine dan rekam medis digital turut meningkatkan efisiensi operasional dan daya tarik layanan rumah sakit.
Pada akhirnya, teknologi ini akan membantu emiten rumah sakit untuk menjangkau lebih banyak pasien tanpa harus bergantung sepenuhnya terhadap fasilitas fisik.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indocement (INTP) yang Optimistis di Tengah Daya Beli Lemah
Emiten rumah sakit juga perlu mewaspadai sejumlah tantangan. Salah satunya adalah tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor alat kesehatan dan bahan baku obat. “Fluktuasi kurs rupiah dapat meningkatkan biaya operasional rumah sakit jika harga barang impor naik,” imbuh dia.
Di samping itu, persaingan juga makin ketat seiring banyaknya rumah sakit swasta yang berekspansi, terutama di kota-kota besar. Emiten rumah sakit patut terus berinovasi dalam aspek layanan dan efisiensi operasional agar tetap kompetitif.
Tak hanya itu, tekanan daya beli masyarakat juga bisa berdampak negatif bagi kelangsungan usaha emiten rumah sakit, terutama jika masyarakat tersebut mengandalkan layanan kesehatan swasta.
Sentimen ini juga dapat menghambat pertumbuhan pendapatan emiten rumah sakit yang mengandalkan pasien non-BPJS.
Baca Juga: Investor Asing Masih Terus Hengkang, Rekomendasi Saham Hari Ini Bisa Anda Pegang
Arinda pun merekomendasikan beli saham SILO dengan target harga di level Rp 3.200 per saham. Dia juga merekomendasikan beli saham MIKA dan HEAL dengan target harga masing-masing di level Rp 3.000 per saham dan Rp 1.700 per saham.
Selanjutnya: 5 Alasan Konsumsi Probiotik Untuk Berbuka Puasa dan Sahur, Intip Manfaatnya Ini
Menarik Dibaca: 5 Alasan Konsumsi Probiotik Untuk Berbuka Puasa dan Sahur, Intip Manfaatnya Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News