kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertimbangkan Strategi Buy The Dip Saat Harga Bitcoin Koreksi di September


Selasa, 05 September 2023 / 14:55 WIB
Pertimbangkan Strategi Buy The Dip Saat Harga Bitcoin Koreksi di September
ILUSTRASI. Bulan September merupakan periode yang menantang bagi Bitcoin karena harganya cenderung menurun.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan September merupakan periode yang menantang bagi Bitcoin karena harganya cenderung menurun. Ajaib Kripto menilai momentum koreksi BTC ini bisa dipertimbangkan bagi trader untuk mengoleksi aset di harga rendah.

Memasuki awal pekan bulan September, harga Bitcoin berupaya bertahan di atas level support di angka US$ 25.000. Harga Bitcoin per Selasa (5/9) pukul 14.05 WIB berada di kisaran US$ 25.697 yang mengalami koreksi sekitar 1.03% dalam 24 jam terakhir.

Bitcoin sebelumnya ditutup turun sekitar 11,29% pada bulan Agustus 2023, sedikit lebih baik dibandingkan penurunan 13,88% pada Agustus 2022. Hanya saja, data Coinglass mencatat harga Bitcoin di bulan September cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata 5,64% selama periode 2013-2022. 

“Sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin cenderung bearish di setiap bulan September sejak dari tahun 2013-2022,” ungkap Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam siaran pers, Selasa (5/9).

Baca Juga: Bitcoin Jadi Portofolio dengan Kinerja Terbaik Hingga Agustus 2023

Panji mengatakan, potensi pelemahan harga Bitcoin di September ini memberikan peluang investor aset kripto untuk melakukan strategi buy the dip yaitu membeli aset di kala harga dinilai mengalami penurunan sementara. Pergerakan harga Bitcoin di bulan Oktober dan November dari 2013 hingga 2022 cenderung positif dengan rata-rata kenaikan 22,34% di September dan 50,61% di Oktober.

“Kami melihat adanya potensi hal ini akan kembali terulang, didukung dengan potensi melunaknya sikap The Fed terhadap kenaikan suku bunga acuan dan mengingat fakta bahwa kita mendekati tahun yang besar di tahun 2024 yaitu Bitcoin Halving,” jelas Panji. 

Dari pergerakan harga Bitcoin di bulan September, Panji menyarankan untuk memantau dengan cermat kisaran harga di US$ 23.800 hingga US$ 24.500 sebagai zona potensial untuk masuk selanjutnya, jika BTC gagal bertahan di atas US$ 25.000 sepanjang September ini. Sedangkan area resistance terdekat berada di US$ 26.800 dan selanjutnya di angka US$ 28.300.

Baca Juga: Staking Kripto Bisa Optimalkan Cuan Meski Pasar Loyo, Tapi Cermati Risikonya

Mayoritas koin kripto juga bergerak negatif sejak Kamis (31/8) setelah Securities and Exchange Commission (SEC) memutuskan untuk menunda pengambilan keputusan terkait proposal ETF Bitcoin Spot. Keputusan ini memberikan SEC waktu tambahan sekitar 45 hari untuk meninjau proposal ETF Bitcoin Spot yang diajukan oleh keenam perusahaan, yaitu BlackRock, Fidelity, Invesco/Galaxy, VanEck, WisdomTree, dan Bitwise.

Menurut Panji, penundaan keputusan akan memberikan waktu lebih panjang kepada SEC untuk mempertimbangkan adanya perubahan peraturan dan melakukan penilaian terhadap berbagai potensi risiko dan peluang yang akan timbul dari hadirnya ETF Bitcoin ini.

Melemahnya aset kripto juga terjadi di tengah masih bervariasinya data tenaga kerja Amerika Serikat. Tingkat pengangguran AS secara mengejutkan melesat menjadi 3,8% pada Agustus. Angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 3,5% ataupun pada Juli yang tercatat 3,5%.

Baca Juga: Pasar Kripto Tertekan Sepanjang Agustus, Begini Prospeknya di September 2023

Meski angka pengangguran naik, tetapi penciptaan lapangan kerja non-pertanian atau non-farm payrolls (NFP) naik menjadi 187.000 pada Agustus. Sementara dari laporan inflasi Personal Consumer Expenditure (PCE) yang mengalami kenaikan menjadi 3,3% (yoy) pada Juli 2023, dari 3% pada Juni. 

“Kenaikan PCE menimbulkan kekhawatiran bank sentral AS sulit melunak terhadap kebijakan moneternya. Namun, di tengah masih variasinya data ekonomi AS, pasar pun tetap memperkirakan bahwa The Fed akan menahan suku bunga acuannya pada pertemuan bulan ini," kata Panji.

The Fed akan menggelar pertemuan FOMC yang dijadwalkan pada tanggal 19-20 September mendatang. CME Fedwatch menunjukkan 93% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25%-5,5% dalam pertemuan September. Sementara, sebanyak 7% memperkirakan The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Panji melihat, pelaku pasar akan mencermati rilis data Consumer Price Index (CPI) atau data inflasi AS untuk Agustus yang akan dijadwalkan pada 13 September sebagai salah satu petunjuk terkait perubahan suku bunga acuan AS.

Baca Juga: Pesta Industri Kripto Ditunda, SEC Kemungkinan Masih Tolak Bitcoin ETF Awal September

Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Pekan Ini

BTC/USDT

  • Support: US$ 25.000
  • Resistance: US$ 26.800

Pada Selasa (5/9) pukul 09:00 WIB, BTC bertengger di harga US$ 25.777. BTC sejauh ini masih tertahan di bawah dynamic resistance MA-20 dan berpotensi bergerak di kisaran US$25.600 – US$26.100. Pergerakan BTC saat ini berupaya bertahan di area US$25.000 yang merupakan area psikologis support. Namun, apabila BTC breakdown support USD25.000, maka berpotensi akan melemah menuju US$23.800 – US$24.000. Indikator Stochastic rebound di area oversold di area centreline dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas.

ETH/USDT

  • Support: US$1.580
  • Resistance: US$1.700

ETH masih berupaya untuk bertahan di atas US$1.600 dan Selasa (5/9) pukul 08:00 WIB, ETH menguat sebesar 0,31% bertengger pada harga US$1.626. Meski sempat menguat ke angka US$1.740 pada pekan lalu, pergerakan ETH saat ini kembali tertahan di bawah MA-20 dan berpotensi untuk menguji area support di US$1.580 dan jika berhasil rebound maka berpotensi akan naik ke area resistance berada di kisaran US$1.700.

Sebaliknya, jika breakdown di bawah US$1.580, maka ETH berpotensi akan anjlok ke area support selanjutnya berada di kisaran US$1.370. Indikator stochastic menguat di atas area oversold dan MACD histogram dalam momentum bullish terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×