kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.113   0,00   0,00%
  • IDX 7.080   43,33   0,62%
  • KOMPAS100 1.058   7,20   0,69%
  • LQ45 827   1,51   0,18%
  • ISSI 216   1,79   0,84%
  • IDX30 423   0,27   0,06%
  • IDXHIDIV20 512   -2,14   -0,42%
  • IDX80 120   0,73   0,61%
  • IDXV30 126   0,70   0,56%
  • IDXQ30 142   -0,50   -0,35%

Perbaikan tenaga kerja AS berpotensi tekan minyak


Kamis, 01 September 2016 / 20:15 WIB
Perbaikan tenaga kerja AS berpotensi tekan minyak


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Harga minyak menanti sentimen jangka pendek dari data tenaga kerja Amerika Serikat. Pelemahan harga minyak dapat berlanjut hingga akhir pekan jika rilis tenaga kerja AS menunjukkan hasil positif.

Mengutip Bloomberg, Kamis (1/9) pukul 18.47 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Mercantile Exchange melemah 0,09% ke level US$ 44,66 per barel dibanding sehari sebelumnya.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Yulia Safrina menjelaskan, pasar mulai meragukan pembicaraan pembekuan produksi antara OPEC dengan produsen besar lain seperti Rusia akan berhasil.

Mengaca tahun lalu, kesepakatan pembatasan produksi gagal lantaran negara anggota OPEC selain Saudi enggan bergabung. Apalagi, saat ini Iran masih ingin mengembalikan pangsa pasar dengan menggenjot produksi minyak.

"Tahun lalu kesepakatan pembatasan produksi gagal karena banyak negara anggota OPEC belum siap. Ini bisa terulang kembali tahun ini," ungkapnya.

Tingkat pasokan yang tinggi dapat mengancam harga minyak untuk terkoreksi. Pelemahan harga minyak dapat kembali ke US$ 41 per barel jika kekhawatiran tingginya pasokan semakin besar. Apalagi jika pembekuan produksi akhirnya gagal.

Tetapi selama harga minyak di atas US$ 41 per barel, peluang untuk kembali naik ke US$ 50 per barel masih terbuka. "Jika koreksi ke bawah US$ 41, maka dapat membuka peluang tren bearish," imbuh Yulia.

Dalam jangka pendek, data cadangan minyak AS serta serta pergerakan USD akan menjadi sentimen penggerak laju minyak. Data paling dekat yakni rilis Non Farm Payroll pada Jumat malam (2/9).

Jika tenaga kerja AS positif, maka USD akan menguat sehingga menekan minyak. Apalagi, data NFP cukup penting lantaran menjadi salah satu indikator The Fed dalam menentukan kenaikan suku bunga.

Namun, kenaikan tenaga kerja juga mengindikasikan ekonomi AS yang membaik sehingga menimbulkan harapan perbaikan permintaan minyak dari negeri Paman Sam.

"Sentimen data NFP cukup kontradiktif, tetapi peluang minyak melemah sepertinya lebih besar jika NFP membaik karena supply yang masih tinggi," lanjut Yulia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×