Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kinerja positif pada enam bulan pertama tahun 2025.
KIJA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 2,72 triliun per semester I 2025, tumbuh 14% dibandingkan dengan Rp 2,38 triliun pada semester pertama tahun 2024.
Pendapatan KIJA itu ditopang beberapa pilar utama. Pertama, pendapatan dari Pilar Land Development & Property melonjak 2% menjadi Rp 1,4 triliun per semester I 2025, dari sebelumnya Rp 1,40 triliun di periode sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh penjualan tanah kavling sebesar Rp 1,33 triliun, meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kendal menjadi kontributor utama di pilar ini.
Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) Catatkan Rugi Rp 32,34 Miliar pada Semester I 2025
“Penjualan properti dengan bangunan (rumah dan tanah, apartemen, ruang perkantoran, dan bangunan pabrik standar) dan sewa menghasilkan pendapatan sebesar Rp78,1 miliar,” kata Corporate Secretary KIJA, Mulyadi Suganda, dalam keterangan resmi tanggal 31 Juli 2025.
Kedua, pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat 34% menjadi Rp 1,22 triliun untuk enam bulan pertama tahun 2025, dibandingkan dengan Rp 908,1 miliar pada periode yang sama tahun 2024.
Hal ini sebagian didorong oleh segmen ketenagalistrikan yang tumbuh dari Rp 584,9 miliar pada semester I 2024 menjadi Rp 849,1 miliar pada semester I 2025 lantaran peningkatan konsumsi listrik dari penyewa di Kendal dan Cikarang.
Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan estate, dan lainnya) tumbuh 21% menjadi Rp 250,2 miliar per Juni 2025 dari Rp 206,0 miliar pada Juni 2024 karena ditopang oleh tingginya aktivitas tenant di Kendal.
“Pendapatan dry port (CDP) meningkat dari Rp 117,1 miliar pada Juni 2024 menjadi Rp 121,3 miliar per Juni 2025, yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan bisnis pendukung,” ungkapnya.
Menurut Mulyadi, porsi pendapatan berulang dari pilar infrastruktur tercatat menyumbang 45% dari total pendapatan sepanjang periode Januari-Juni 2025, naik dari kontribusi 38% pada tahun sebelumnya.
“Ini karena pilar infrastruktur, dan segmen energi khususnya, tumbuh lebih cepat daripada pilar pengembangan lahan & properti,” katanya.
Ketiga, pendapatan Pilar Leisure & Hospitality tetap relatif stabil di angka Rp 63,2 miliar, yang mana kontribusi dari segmen golf 64% dari total pendapatan pilar ini.
Laba kotor KIJA meningkat 10% menjadi Rp 1,11 triliun per Juni 2025, dari Rp 1,01 triliun di periode sama tahun 2024.
Margin laba kotor konsolidasi turun menjadi 41% per semester I 2025, dari sebelumnya 43% di semester I 2024. Alasannya, karena peningkatan kontribusi pendapatan dari segmen Infrastruktur yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan Land Development.
Perseroan juga mencatatkan rugi selisih kurs sebesar Rp 22,5 miliar pada paruh pertama tahun 2025, dibandingkan dengan rugi selisih kurs sebesar Rp 280,7 miliar pada paruh pertama tahun 2024.
Dengan kinerja tersebut, KIJA mampu mengantongi laba neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 310,65 miliar per Juni 2025. Ini melesat 523,50% secara tahunan alias year on year dari Rp 49,82 miliar.
EBITDA perseroan per semester I 2025 tercatat sebesar Rp 995,3 miliar, naik 16% dibandingkan dengan semester I 2024 yang mencatat EBITDA sebesar Rp 856,3 miliar. “Kenaikan EBITDA mencerminkan pertumbuhan penjualan yang kuat dengan kontrol biaya yang efisien,” tuturnya.
Dalam hal penjualan pemasaran (marketing sales) Land Development dan Properti, KIJA mengantongi Rp 1,9 triliun pada semester pertama 2025, setara dengan 55% dari target tahunan 2025 dan naik 13% yoy dari Rp 1,7 triliun.
Kontribusi dari Cikarang dan lainnya (keduanya termasuk JV) mencapai 28%, terutama berasal dari penjualan lahan seluas 4 hektar kepada perusahaan data center.
Sementara itu, JV di Kendal menyumbang 72% dari total marketing sales, yang ditopang oleh transaksi penjualan lahan masing-masing seluas 7 hektar kepada perusahaan bahan bangunan, serta 13 hektar dan 12 hektar kepada masing-masing perusahaan furnitur asal China dan Indonesia.
Mulyadi memaparkan, target marketing sales KIJA untuk tahun 2025 adalah sebesar Rp 3,5 triliun. Sebesar Rp1,25 triliun dari target tersebut diharapkan berasal dari Cikarang dan lainnya
Rinciannya, Rp 800 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang, dan Rp 450 miliar dari properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Perusahaan Patungan) dan lainnya.
“Sisanya sebesar Rp2,25 triliun berasal dari perusahaan patungan kami di Kendal,” paparnya.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham ASSA, BDKR & SSIA, Selasa (5/8)
Selanjutnya: Hujan Deras Lumpuhkan Hong Kong, Sekolah dan Rumah Sakit Tutup
Menarik Dibaca: Inspirasi Desain Interior Ruang Tamu Tahun 2025 yang Nyaman dan Penuh Gaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News