Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Saat pembukaan pagi ini (1/9), bursa Asia bergerak di dua zona. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 09.16 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun kurang dari 0,1% menjadi 137,98. Sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat naik meski kurang dari 0,1%.
Sedangkan data CNBC memperlihatkan, indeks ASX 200 Australia turun 0,46% pada awal transaksi perdagangan. Hampir seluruh sektor tertekan, di mana sektor energi turun 0,73% dan sektor bahan baku melorot 1,44%.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average bergerak flat di level 16.877,29. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,72%.
Anjloknya harga minyak menjadi salah satu penyebab muramnya wajah bursa Asia. Mengutip data CNBC, harga minyak WTI ditutup dengan penurunan US$ 1,65 atau 3,56% menjadi US$ 44,70 per barel.
Sedangkan harga minyak Brent ditutup turun 2,75% menjadi US$ 47,04 sebarel.
Meski demikian, sepanjang Agustus, harga minyak Brent sudah naik 11% dan WTI naik 8%.
Anjloknya harga minyak terjadi setelah data yang dirilis pemerintah AS menunjukkan adanya penambahan cadangan minyak AS yang lebih besar dari prediksi. Di sisi lain, jumlah penurunan bensin hanya sedikit.
Selain itu, analis menilai, data mengenai supply-demand dari Energy Information Administration dapat memicu tren bearish harga minyak.
EIA bilang, cadangan minyak AS akan naik untuk dua pekan beruntun ke posisi 2,3 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi analis yang meramal kenaikan sebesar 921.000 barel.
"Data EIA memunculkan sejumlah isu bahwa cadangan minyak lebih besar dari permintaan market. Pasar minyak pada Agustus lalu sangat minim transaksi," jelas Angus Nicholson, analis IG Ltd di Melbourne seperti yang dikutip Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News