Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Baik Ramdhan maupun Dimas meyakini pasar obligasi Indonesia masih akan tetap bertahan. Pertimbangannya adalah investor domestik yang sudah terbukti bisa mendominasi dan menjagai stabilitas pasar SBN seiring likuiditas yang melimpah.
Apalagi, dengan ekonomi Indonesia yang perlahan juga membaik, kondisi pasar SBN ke depan masih akan prospektif.
Namun, Dimas tak menampik, dalam waktu dekat volatilitas di SBN masih akan tetap tinggi. Seiring masih adanya ruang bagi US Treasury untuk tetap naik. Sehingga ia pun melihat rupiah berpotensi ikut terdampak dan mengalami pelemahan.
“Walau demikian, secara jangka panjang obligasi Indonesia masih punya prospek yang menarik. Dengan pemulihan ekonomi yang mulai berjalan, dan fundamental Indonesia yang cukup baik, yield SBN seri acuan 10 tahun pada akhir tahun masih berpeluang untuk turun ke 6,1 - 6,2%,” pungkas Dimas.
Selanjutnya: Tertekan yield US Tresury, rupiah melemah ke Rp 14.267 per dolar AS hari ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News