Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencetak kinerja solid di sepanjang tahun 2023. Analis memperkirakan AKRA mampu melanjutkan tren positif di tahun 2024.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Hasan Barakwan, memaparkan bahwa AKRA mencetak kinerja yang solid selama tahun 2023. Laba bersih AKRA terpantau naik sekitar 15,7% year on year (YoY) menjadi Rp 2,7 triliun pada tahun lalu.
Di samping itu, AKRA berhasil membukukan margin per liter yang stabil dengan penjualan tanah yang lebih tinggi, sehingga membantu laba kotor naik 5,2% YoY menjadi Rp4,4 triliun.
“Kinerja yang kuat terutama didorong oleh kombinasi dari pertumbuhan volume bahan bakar yang solid dan penjualan lahan yang jauh lebih tinggi,” ungkap Hasan dalam riset 22 Maret 2024.
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Emiten Grup Salim
Capaian laba positif tersebut diraih saat pendapatan turun 11,5% YoY menjadi Rp 42 triliun karena rendahnya harga jual bahan bakar dan produk bahan kimianya. Namun, pendapatan kuartalan melonjak 57,6% di kuartal IV-2023 terutama berkat penjualan lahan yang lebih tinggi di periode tersebut sekitar 90 hektare (ha) dibandingkan 10 Ha pada kuartal III-2023.
Hasan menilai, penjualan lahan AKRA memang moncer yang terlihat dari rekor penjualan lahan tertinggi sebesar 91 hektar selama tahun 2023, meningkat dua kali lipat daripada penjualan tahun 2022 seluas 44 ha. Penjualan lahan dari JIIPE menjadi penggerak utama pada tahun 2023.
Di segmen perdagangan bahan bakar, AKRA menghasilkan volume yang stabil, sementara volume bahan kimia juga relatif datar karena didukung oleh pertumbuhan volume kuartal IV yang solid sebesar 34,1% quarter on quarter (QoQ).
Sedangkan terkait margin bahan bakar cenderung datar di sepanjang tahun lalu, namun margin pada kuartal keempat 2023 tumbuh signifikan sekitar 18% yang mencapai rekor tertinggi untuk margin bahan bakar per liter.
Pada bisnis penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) B2B, manajemen AKRA mengharapkan 5-6% YoY pertumbuhan volume di tahun 2024. Target optimistis ini didorong oleh permintaan dari klien di Kalimantan dan Sulawesi.
Namun demikian, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan estimasi pertumbuhan yang lebih konservatif sekitar 1%, dengan mempertimbangkan perlambatan pertumbuhan di sektor pertambangan segmen pelanggan, di tengah lambatnya kemajuan persetujuan RKAB pada kuartal I-2024.
Perhatikan bahwa 50% volume segmen pertambangan AKRA berasal dari pertambangan batubara.
Baca Juga: AKR Corporindo (AKRA) Patok Laba Bersih Naik Double Digit, Cek Rekomendasi Sahamnya
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Yanuar Hardy, mengantisipasi kinerja AKRA dari bisnis distribusi bahan bakar dan bahan kimia yang lebih baik di tahun 2024. Hal itu menyusul lonjakan harga bahan bakar yang terjadi belakangan ini.
Seperti diketahui, laba sebelum pajak pada bisnis inti distribusi bahan bakar dan bahan kimia AKRA yang berkontribusi 64% terhadap angka konsolidasinya, tumbuh sebesar 8% QoQ menjadi Rp925 miliar pada kuartal IV-2023. Ini menyusul peningkatan pendapatan sebesar 9% QoQ menjadi Rp 10,9 triliun.
Robertus mencermati, pertumbuhan tersebut adalah hasil dari peningkatan volume distribusi yang signifikan. Utamanya didorong oleh beberapa penambang yang mencari economies of scale terutama mengingat melemahnya beberapa harga energi pada akhir tahun.
Oleh karena itu, Robertus menilai adanya kenaikan harga bahan bakar minyak berjangka dan panduan potensi tingkat produksi yang lebih tinggi dari beberapa perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, AKRA berpotensi mencatatkan angka yang lebih tinggi lagi pada kuartal I-2024.
Di segmen bisnis kawasan industri, laba sebelum pajak pada kuartal IV melonjak 264% QoQ menjadi Rp 509 miliar. Capaian positif ini menyusul lonjakan pendapatan sebesar 390% QoQ menjadi Rp 1,4 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan lahan yang signifikan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri berat seperti industri hilir petrokimia dan logam.
Secara kumulatif tahun 2023, EBITDA dan laba bersih konsolidasi AKRA sebesar Rp 3,8 triliun dan Rp 2,8 triliun masing-masing lebih tinggi 11% yoy dan 16% yoy. Pencapaian ini mencerminkan 99% dan 100% perkiraan Mirae Asset sebelumnya.
Oleh karena itu, Robertus menyarankan buy untuk AKRA dengan target harga sebesar Rp 1.900 per saham. Target harga AKRA masih berpotensi mengalami peningkatan ke depannya.
Proyeksi tersebut karena mempertimbangkan lonjakan harga bahan bakar minyak baru-baru ini, panduan tingkat produksi yang lebih tinggi dari beberapa perusahaan pertambangan terbesar di negara ini, dan antisipasi masuknya beberapa pemain global ke dalam kawasan industri AKRA di bidang hilir logam, kimia, dan industri berat lainnya.
"Kami mempertahankan pandangan positif terhadap AKRA,” ucap Robertus kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).
Senada, Hasan masih mempertahankan rekomendasi buy untuk AKRA dengan target harga sebesar Rp 2.000 per saham. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan proyeksi pendapatan AKRA tahun 2024-2025 dengan pertumbuhan Earning Per Share (EPS) masing 2% dan 4%.
Pendapatan AKRA diperkirakan sebesar Rp 34,54 triliun dan Rp 33,54 triliun untuk tahun 2024 dan 2025 dengan proyeksi laba bersih sebesar Rp 2,82 triliun dan Rp 2,92 triliun. Meski begitu, kinerja AKRA berpotensi lebih tinggi, jika penjualan tanah AKRA mencapai target manajemen sebesar 133 ha dibandingkan perkiraan sebesar 100 ha.
Risiko dari rekomendasi ini ialah jadwal penjualan tanah yang tertunda, volume bahan bakar yang lebih rendah, dan margin per liter yang lebih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News