Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Kamis (15/6), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memutuskan pembagian dividen senilai Rp 1,91 triliun. Jumlah ini setara dengan 50% dari laba bersih ANTM tahun 2022.
Setiap pemegang satu saham emiten tambang logam ini akan mendapat dividen Rp 79,50. Pada perdagangan Selasa (20/6), saham ANTM ditutup melemah 0,49% ke level Rp 2.020. Dengan demikian, estimasi yield yang dihasilkan ANTM sebesar 3,93%.
Melansir laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (20/6), berikut merupakan jadwal lengkap pembagian dividen ANTM :
- Cum Dividen Pasar Reguler dan Negosiasi : 23 Juni 2023
- Ex Dividen Pasar Reguler dan Negosiasi : 26 Juni 2023
- Cum Dividen Pasar Tunai : 27 Juni 2023
- Ex Dividen Pasar Tunai : 28 Juni 2023
- Recording Date yang Berhak atas Dividen : 27 Juni 2023, Pukul 16.00 WIB
- Pembayaran Dividen : 14 Juli 2023
Baca Juga: Amman, PHE, Hingga Palm Co Bersiap IPO, Berikut Prediksi Dampaknya bagi Pasar Saham
Sebagai perbandingan, dividen payout ratio (DPR) Aneka Tambang tidak mengalami perubahan dari tahun lalu, dimana ANTM mengalokasikan sebesar 50% dari laba bersih tahun 2021.
Namun, dari segi besaran, jumlah dividen ANTM mengalami kenaikan hingga 105,18%, di mana besaran dividen yang dibagikan tahun lalu hanya sebesar Rp 930,87 miliar.
Kenaikan pembayaran dividen ini tidak terlepas dari kenaikan kinerja keuangan ANTM tahun lalu. Emiten pertambangan logam milik negara ini membukukan laba bersih Rp 3,82 triliun sepanjang 2022. Jumlah ini melesat 105% dari realisasi laba bersih di periode akhir 2021 yang hanya Rp 1,86 triliun.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Tebar Dividen Jumbo, Hal Ini yang Perlu Diwaspadai
Alhasil, laba bersih per saham dasar ANTM naik menjadi Rp 159 dari sebelumnya hanya Rp 77,47 per saham.
Kenaikan laba bersih ANTM tidak terlepas dari kenaikan penjualan. Konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai Rp 45,93 triliun, naik 19% dari realisasi pendapatan di 2021 sebesar Rp 38,45 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News