kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.591.000   6.000   0,38%
  • USD/IDR 16.340   0,00   0,00%
  • IDX 7.182   11,08   0,15%
  • KOMPAS100 1.058   -1,55   -0,15%
  • LQ45 834   0,83   0,10%
  • ISSI 213   -0,32   -0,15%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 513   2,60   0,51%
  • IDX80 121   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 123   -0,29   -0,24%
  • IDXQ30 141   0,25   0,18%

Wall Street Menguat, Fokus Investor Tertuju pada Kebijakan Perdagangan Trump


Selasa, 21 Januari 2025 / 22:02 WIB
Wall Street Menguat, Fokus Investor Tertuju pada Kebijakan Perdagangan Trump
ILUSTRASI. Indeks Utama Wall Street menguat pada awal perdagangan Selasa (21/1). Investor menilai perintah eksekutif Donald Trump mengenai berbagai isu.REUTERS/Andrew Kelly


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks Utama Wall Street dibuka menguat pada awal perdagangan Selasa (21/1), setelah libur pada Senin (20/1). Investor menilai perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump mengenai berbagai isu, termasuk energi dan imigrasi, sambal menanti Langkah perdananya terkait kebijakan perdagangan.

Mengutip Reuters, Selasa (21/1), pada bel pembukaan perdagangan indeks Dow Jones Industrial Average naik 40,8 poin, atau 0,09% ke level 43.528,65, S&P 500 naik 17,5 poin, atau 0,29% ke level 6.014,12, sementara Nasdaq Composite naik 104,2 poin, atau 0,53% ke level 19.734,391.

Trump tidak memaparkan rencana konkret mengenai tarif universal dan biaya tambahan pada mitra dagang dekat seperti yang dijanjikan sebelumnya, tetapi mengatakan bahwa ia berpikir untuk mengenakan bea masuk pada barang-barang Kanada dan Meksiko paling cepat pada tanggal 1 Februari.

Baca Juga: Trump Menunda Tarif, Fokus Meninjau Perdagangan dengan China, Kanada, dan Meksiko

Investor tetap berhati-hati mengenai kebijakan tarif Trump, yang dapat memicu perang dagang global dan tekanan inflasi baru. Perusahaan pialang Goldman Sachs menurunkan perkiraannya untuk tarif universal tahun ini menjadi 25% dari sekitar 40% yang terlihat pada bulan Desember.

Pada perdagangan premarket, saham General Motors dan Ford, yang paling sensitif terhadap tarif karena rantai pasokan mereka yang luas, naik tipis masing-masing 1,3% dan 1%, sementara saham Tesla naik 1,8%.

Saham perusahaan China Xpeng dan Li Auto yang terdaftar di AS naik masing-masing 6,1% dan 5,4%, karena tidak ada tanda-tanda tarif tambahan yang akan segera dikenakan pada barang-barang China.

"Tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti apa yang akan dilakukan pemerintahan Trump...di masa lalu, retorika tarif berubah menjadi kesepakatan perdagangan yang berubah menjadi taktik negosiasi dan tidak pernah diterapkan secara universal. Jadi, saya pikir pasar saat ini mengambil sikap menunggu dan melihat terhadap hal itu," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth.

Selama tahun pertama pemerintahan pertama Trump, S&P 500 naik 19,4%, sementara indeks acuan naik hampir 68% selama masa jabatan pertamanya, tetapi mengalami periode volatilitas, yang sebagian berasal dari perang dagang yang dilakukan Trump dengan China.

Baca Juga: Pasar Merespons Positif Kembalinya Trump ke Gedung Putih

Namun, pada awal masa jabatan keduanya, inflasi berada di atas target Federal Reserve sebesar 2%, yang memicu kekhawatiran bahwa kebijakan Trump dapat menunda laju pelonggaran kebijakan moneter bank sentral.

Menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG, para ekonom memperkirakan Fed tidak akan mengubah suku bunga acuan dalam pertemuan kebijakan pekan depan dan para pedagang memperkirakan pemotongan suku bunga pertama akan terjadi pada bulan Juli.

Saham minyak Halliburton naik 1,7% dan SLB naik 1,5% setelah Trump mengumumkan keadaan darurat energi nasional untuk mempercepat perizinan proyek minyak, gas, dan listrik.

Saham operator penjara Geo naik 1,2% dan CoreCivic naik 3,3%, setelah Trump mengumumkan keadaan darurat nasional terkait imigrasi ilegal di perbatasan AS-Meksiko.

Saham nuklir Oklo naik 5,3% dan Vistra naik 4,6% karena menteri energi Chris Wright mengatakan bahwa ia berencana untuk memprioritaskan produksi energi nuklir dalam negeri.

Saham Apple turun 2% setelah pialang Jefferies memangkas peringkatnya pada pembuat iPhone tersebut menjadi berkinerja buruk.

Selanjutnya: Jadi Indeks Dengan Kinerja Terbaik di ASEAN, IHSG Masih Atraktif Bagi Investor

Menarik Dibaca: Bank BCA Bantu 2.000 UMKM Dapatkan Sertifikat Halal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×