Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street melemah di awal perdagangan hari Rabu (8/1). Investor mencerna data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan dan menilai laporan yang mengatakan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mempertimbangkan deklarasi darurat ekonomi nasional.
Rabu (8/1) pukul 10.25 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,31% ke 42.397. Indeks S&P 500 melemah 0,24% ke 5.894. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,26% ke 19.439.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan penggajian swasta AS naik sebesar 122.000 pekerjaan bulan lalu. Angka ini lebih rendah dari yang diharapkan oleh 140.000 ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Namun, laporan Departemen Tenaga Kerja yang terpisah menunjukkan klaim pengangguran mencapai 201.000 pada minggu sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan 218.000. Fokus utama minggu ini adalah data penggajian nonpertanian hari Jumat.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.080 pada Rabu (8/1), BMRI, AVIA, BBCA Paling Banyak Net Buy Asing
"Tampaknya satu laporan bertentangan dengan yang lain. Penurunan klaim pengangguran menyiratkan bahwa lebih banyak orang mendapatkan pekerjaan, sedangkan angka ADP menunjukkan bahwa lebih sedikit orang mendapatkan pekerjaan dari yang diharapkan," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA seperti dikutip Reuters.
"Harga berjangka berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian dalam tingkat yang kecil, mencoba untuk memastikan apa yang tersirat dari data ini untuk angka penggajian hari Jumat," imbuh Stovall.
Megacaps beragam dalam perdagangan prapasar. Harga saham Nvidia naik 1%, sementara Alphabet turun 1,8% dan Meta datar.
Mengurangi beberapa tekanan pada saham, imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun acuan memangkas kenaikan. Meskipun pada 4,7%, imbal hasil tersebut merupakan yang tertinggi dalam delapan bulan.
Baca Juga: Indeks Straits Times Capai Rekor Tertinggi Didorong Saham Bank
Para pelaku pasar kini memperkirakan Federal Reserve akan memberikan setidaknya dua pemangkasan suku bunga tahun ini. Prediksi tersebut naik dari satu pemangkasan sebelum data dirilis. Pemangkasan pertama diperkirakan akan dilakukan pada bulan Mei atau Juni, menurut FedWatch Tool milik CME Group.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan inflasi akan terus turun pada tahun 2025 dan memungkinkan bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, meskipun dengan kecepatan yang tidak pasti.
Risalah rapat Fed bulan Desember akan dirilis pada pukul 2:00 siang waktu setempat.
Sentimen pasar juga rapuh setelah laporan CNN mengatakan bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk membangun program tarif baru dengan menggunakan Undang-Undang Kekuasaan Darurat Ekonomi Internasional. Undang-undah ini memberi wewenang kepada presiden untuk mengelola impor selama keadaan darurat nasional.
Baca Juga: Rights Issue dan Private Placement Capai Rp 49,91 Triliun di 2024, Bagaimana di 2025?
Menjelang Trump menjabat akhir bulan ini, laporan seputar potensi biaya tambahan pada mitra dagang AS telah membuat investor gelisah. Mereka juga khawatir bahwa kebijakannya termasuk deportasi massal dan tarif dapat memicu perang dagang global dan memicu tekanan inflasi.
Pada hari Selasa, indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah setelah data mencerminkan pasar tenaga kerja yang kuat dan aktivitas jasa yang optimis. Indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi mencatat penurunan harian terbesar sejak pertemuan Fed pada bulan Desember, ketika bank sentral mengeluarkan sikap hati-hati terhadap pemotongan suku bunga yang akan datang.
Advanced Micro Devices turun 1,9% setelah pialang HSBC menurunkan peringkat saham menjadi reduce dari buy.
Saham komputasi kuantum Rigetti Computing turun 24,3%, IonQ turun 16,6% dan Quantum Computing turun 25,6% setelah bos Nvidia Jensen Huang mengatakan komputer yang berbasis pada teknologi yang sedang berkembang masih akan ada hingga 30 tahun lagi.
Tapestry naik 1,1% setelah Barclays menaikkan peringkat nama mewah itu menjadi overweight dari equal weight.
Pasar akan ditutup pada hari Kamis untuk hari berkabung nasional untuk menandai kematian mantan Presiden AS Jimmy Carter.
Selanjutnya: Otopsi Rahasia Elvis Presley Segera Terungkap, Akhiri Spekulasi Puluhan Tahun
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (9/1): Dari Berawan Hingga Hujan Petir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News