Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara, untuk pasar saham, Wawan memproyeksikan instrumen ini juga akan diuntungkan ketika suku bunga bergerak turun. Hanya saja, pandemi Covid-19 yang belum mereda masih berpotensi menjadi pengganjal pertumbuhan kinerja di pasar saham.
Alhasil, Wawan mengatakan hanya sektor tertentu saja yang bisnisnya masih bisa berjalan lancar di tengah pandemi dan berpotensi makin diuntungkan ketika kondisi suku bunga rendah.
Dalam kondisi normal sebelum pandemi, sektor yang terkait suku bunga seperti perbankan, properti dan otomotif akan diuntungkan. Namun, permintaan properti dan otomotif saat pandemi masih menjadi tantangan. Begitupun dengan perbankan yang menyalurkan kredit.
Baca Juga: Bunga BI turun dan yield US Treasury naik menekan rupiah
Risiko kenaikan gagal bayar menjadi tinggi saat ekonomi tertekan karena pandemi.
"Sejatinya suku bunga rendah bisa membuat cost of fund emiten lebih murah, tetapi kembali lagi liat prospek bisnisnya di tengah pandemi masih bisa bertumbuh atau tidak," kata Wawan.
Sementara, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan investasi di dolar AS juga tetap menarik di tengah kondisi tren suku bunga rendah.
Namun, Ibrahim mengatakan faktor yang membuat dolar AS menguat tidak hanya dari suku bunga BI7DRRR yang turun, melainkan karena prospek dollar AS yang terdorong oleh sentimen eksternal.
Dalam jangka pendek Ibrahim memproyeksikan dolar AS memang masih berpotensi melemah. Namun, sewaktu-waktu jika terjadi gejolak geopolitik atau data ekonomi AS menguat, dolar AS berpotensi berikan keuntungan.
"Justru saat ini dolar AS sedang murah dan tepat untuk dikoleksi," kata Ibrahim.
Ia memproyeksikan indeks dolar AS berpotensi menurun level 88 jika AS gelontorkan stimulus. Jika kondisi tersebut terjadi, rupiah berpotensi menguat ke Rp 13.500 per dolar AS.
Namun, jika di tahun ini vaksin berjalan lancar dan data ekonomi AS membaik, maka dolar AS berpotensi menguat kembali atau rupiah Ibrahim memproyeksikan berada di Rp 15.000 per dolar AS.
Selanjutnya: Harga emas sedang konsolidasi, ini saran analis bagi para investor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News