kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga BI turun dan yield US Treasury naik menekan rupiah


Sabtu, 20 Februari 2021 / 16:20 WIB
Bunga BI turun dan yield US Treasury naik menekan rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,5% di pekan ini. Penurunan bunga BI membuat kurs rupiah melemah di pekan ini. Penguatan rupiah yang sempat terjadi di awal pekan juga tidak mampu bertahan karena yield US Treasury dalam tren naik.

Di pasar spot, Jumat (19/2), rupiah melemah 0,29% ke Rp 14.065 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah melemah 0,66%. Kompak, kurs JISDOR tercatat melemah 0,18% ke Rp 14.085 per dollar AS di akhir pekan ini. Sementara, dalam sepekan BI mencatat rupiah melemah 0,52%.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan, rupiah sempat menguat di awal pekan karena data neraca perdagangan surplus US$ 1,96 miliar di periode Januari 2021. "Tercatat impor masih turun sehingga kebutuhan dollar AS tidak tinggi, rupiah cenderung menguat," kata Mikail, Jumat (19/2).

Baca Juga: Prospek investasi lancar, Ekonom Bank Mandiri prediksi NPI 2021 surplus lebih besar

Namun, di pertengahan minggu ini penguatan rupiah mulai runtuh karena terpengaruh kenaikan yield US Treasury. Bahkan, yield US Treasury menyentuh rekor tertinggi sejak Maret 2020 ke level 1,31% pada Selasa (16/2).

Selain itu, Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengamati penguatan rupiah di pekan ini terhenti karena pelaku pasar kembali bersikap wait and see dalam menanti keputusan pemerintah AS mengenai pengadaan stimulus.

Di saat yang sama, pelaku pasar sempat pesimistis pada perbaikan ekonomi AS. "Muncul kekhawatiran pertumbuhan ekonomi AS tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan untuk di kuartal I tahun ini," kata Lukman. Alahsil, pembelian dollar AS sebagai safe haven terjadi dan membuat rupiah melemah.

Untuk sepekan depan, Mikail memproyeksikan, yield US Treasury berpotensi lanjut naik. Dampaknya, rupiah berpotensi lanjut terdepresiasi. Sementara, Mikail mengatakan dari dalam negeri belum akan muncul data yang bisa mempengaruhi pergerakan rupiah.

Mikail memproyeksikan, rupiah bergerak cenderung melemah di rentang Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS. Sementara, Lukman memperkirakan rupiah sepekan depan berada di rentang 13.850 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS.

Selanjutnya: Kurs rupiah tutup pada Rp 14.065 per dolar AS, melemah 0,66% dalam sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×