kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.272   23,00   0,14%
  • IDX 7.095   47,88   0,68%
  • KOMPAS100 1.023   -5,54   -0,54%
  • LQ45 774   -12,01   -1,53%
  • ISSI 234   3,42   1,48%
  • IDX30 400   -6,20   -1,53%
  • IDXHIDIV20 460   -9,67   -2,06%
  • IDX80 115   -0,88   -0,76%
  • IDXV30 117   -0,66   -0,57%
  • IDXQ30 128   -2,90   -2,21%

Harga Saham Blue Chip Rontok Semester 1 2025, Mana yang Layak Beli Semester 2?


Senin, 14 Juli 2025 / 07:19 WIB
Harga Saham Blue Chip Rontok Semester 1 2025, Mana yang Layak Beli Semester 2?
ILUSTRASI. Harga Saham Blue Chip Rontok Semester 1 2025, Mana yang Layak Beli Semester 2?


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) banyak turun pada semester 1 tahun 2025. Lalu, saham blue chip apa yang memiliki prospek cerah sebagai sarana investasi pada semester 2 2025?

Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di pasar modal. Saham blue chip biasanya berasal dari perusahaan dengan fundamental yang kuat dan kinerja keuangan bagus serta memiliki kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah.

Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota Indeks LQ45. Indeks LQ45 berisi 45 saham paling likuid.

Indeks LQ45 tertekan sepanjang semester I-2025. Bahkan, kinerja indeks kumpulan saham paling likuid ini lebih buruk dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Hingga akhir perdagangan Senin (30/6), indeks LQ45 anjlok 6,53% secara year to date. Sementara itu, IHSG hanya melemah 2,15% di selama paruh pertama 2025 ini. 

Baca Juga: 3 Saham Orang Terkaya Indonesia Dapat Kelonggaran MSCI, Apakah Layak Dibeli?

Berdasarkan data Bloomberg, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi pemberat indeks LQ45. Sepanjang tahun ini, BBCA sudah terkoreksi 7,58% dan menekan indeks LQ45 sebesar 9,32 poin. 

Kemudian ada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang sudah menekan indeks LQ45 sebesar 4,95 poin. Lalu ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang menggerus sebesar 4,67 poin. 

Tekanan juga datang dari saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebesar 3,66 poin, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 3,20 poin dan PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 2,46 poin.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyampaikan anjloknya indeks LQ45 sejalan dengan pergerakan IHSG karena kinerja sektor keuangan yang mengecewakan. 

Hal itu tercermin dari perlambatan penyaluran kredit. Pasalnya, saham-saham di sektor keuangan khususnya perbankan menjadi motor penggerak indeks baik IHSG maupun LQ45. 

“Selain itu, emiten big caps berbasis komoditas juga tertekan oleh harga saham komoditas yang sangat fluktuatif akibat sentimen marko dan global,” jelas Nafan kepada Kontan, Senin (30/6). 

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menambahkan, tekanan pada indeks LQ45 juga dipengaruhi oleh aksi jual beli atau net sell investor asing. 

Selain itu, lanjut Miftahul, sentimen global juga belum banyak memberi katalis untuk risk-on strategy, sehingga indeks LQ45 masih cenderung sideways bahkan terkoreksi hingga akhir semester I-2025. 

Namun memasuki paruh kedua ini, Miftahul melihat prospek atas saham-saham di indeks LQ45 sedikit lebih cerah. Ini dipengaruhi oleh beberapa sentimen positif. 

“Dimana pemerintah mulai menggulirkan stimulus fiskal, ekspektasi pemangkasan suku bunga makin kuat, dan dividen interim dari beberapa emiten berpotensi jadi katalis positif,” ucap dia. 

Tonton: Pemerintah Siapkan Skema KUR Untuk Pembiayaan Perumahan

Rekomendasi saham blue chip

Miftahul memproyeksikan saham-saham seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), serta PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan punya potensi mengangkat indeks, terutama karena ditopang oleh narasi energi, emas, ekonomi syariah dan infrastruktur.

“Sementara itu, tekanan mungkin masih terasa pada saham-saham bank jumbo jika kondisi global masih terdapat ketidakpastian,” jelasnya. 

Setali tiga uang, Nafan memproyeksikan kinerja indeks LQ45 berpotensi lebih positif di semester dua nanti. Ini sejalan dengan potensi terjadinya penurunan suku bunga oleh bank sentral. 

Kemudian membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah mitra seperti Jepang, Eropa dan Korea Selatan. Diharapkan kesepakatan juga terjadi dengan mitra lainnya. 

Untuk semester dua ini, saham pilihan Nafan jatuh pada BBCA, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), BBRI, BMRI, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Indosat Tbk (ISAT), JSMR, PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sementara, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan trading buy saham ANTM dengan target di Rp 3.120 dan trading buy BRIS di Rp 2.700. 

Pada perdagangan Jumat 11 Juli 2025, harga saham ANTM ditutup di level 2.990 naik 70 poin atau 2,40% dibandingkan sehari sebelumnya. Sepanjang perdagangan pekan ini, harga saham ANTM terakumulasi naik 10 poin atau 0.34%.

Sedangkan saham BRIS pada hari yang sama ditutup di level 2.780, naik 70 poin atau 2,58% dibandingkan sehari sebelumnya. 

Baca Juga: 1,5 Juta Guru ASN Daerah Peroleh TPG 1x Gaji Pokok, Berapa Gaji Guru PPPK 2025?

Selanjutnya: FOREX - Euro Eases After Trump Threatens 30% Tariffs on EU

Menarik Dibaca: Ini 5 Warna Cat yang Cocok untuk Segala Ruangan dan Gaya Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×