kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perjalanan 25 tahun MAMI turut mengembangkan industri reksadana Indonesia


Jumat, 24 September 2021 / 13:34 WIB
Perjalanan 25 tahun MAMI turut mengembangkan industri reksadana Indonesia
ILUSTRASI. Setiap satu dari lima investor reksadana di Indonesia memiliki produk reksadana MAMI.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah peribahasa lama berbunyi bahwa Roma tidak dibangun dalam semalam. Inilah peribahasa yang paling tepat untuk menggambarkan kiprah 25 tahun perjalanan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) di industri reksadana Indonesia.

Kiprah MAMI bisa dibilang berjalan beriringan dengan pertumbuhan industri reksadana Indonesia itu sendiri. Saat itu, melalui Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995, produk investasi reksadana resmi lahir. Setahun berselang, tepatnya pada 16 Juli 1996 MAMI juga lahir, saat itu dengan nama PT Dharmala Aset Manajemen.

Presiden Direktur MAMI Afifa mengatakan, pada masa awal, fokus utama MAMI adalah menyiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia hingga akhirnya pada 1998, Dharmala Aset Manajemen resmi bertransformasi menjadi MAMI yang kita kenal saat ini.

Ia bilang, perjalanan awal MAMI bukanlah periode yang mudah mengingat pada 1998 saat itu terjadi krisis moneter yang memukul perekonomian Indonesia. Namun, pada periode inilah MAMI berhasil meluncurkan produk reksadana saham pertamanya, yakni Phinisi Dana Saham. Perlahan namun pasti, jerih payah MAMI menuai hasil yang manis.

Baca Juga: Optimalkan imbal hasil, investor memburu obligasi korporasi

Dalam kurun waktu 6 tahun sejak peluncuran produk perdananya, dana kelolaan MAMI tumbuh hingga mencapai Rp 12 triliun pada 2004. Selepas itu, MAMI terus tumbuh hingga saat ini total dana kelolaannya sudah mencapai Rp 104,7 triliun per Juni 2021. Jumlah tersebut merupakan yang paling besar sehingga menasbihkan MAMI sebagai Manajer Investasi terbesar di Indonesia.

“Di usianya yang ke-25 tahun, MAMI semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu perusahaan manajer investasi terbesar di Indonesia dan akan terus berinovasi serta beradaptasi untuk memberikan solusi investasi dan layanan terbaik bagi masyarakat investor di Indonesia,” kata Afifa kepada Kontan.co.id.

Afifa berujar faktor pendukung kesuksesan MAMI adalah kepercayaan investor, baik itu retail maupun institusi. Bukti kesuksesan MAMI dalam industri reksadana adalah jumlah investor retail yang sebanyak 1,18 juta per Juni 2021 berkontribusi terhadap sekitar 20% dari total investor reksadana di Indonesia. 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per Juni 2021, jumlah investor reksadana di Indonesia mencapai 4,9 juta. Artinya, setiap satu dari lima investor reksadana di Indonesia memiliki produk reksadana MAMI. Afifa meyakini hal tersebut menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap MAMI. 

Sementara dari sisi investor institusi, Afifa membeberkan setidaknya terdapat 700 investor institusi per Maret 2021 yang mempercayakan pengelolaan investasi mereka melalui MAMI. 

Selain itu, kesuksesan MAMI juga tidak lepas dari beragamnya pilihan produk yang bisa memenuhi setiap kebutuhan dan tujuan investasi para masyarakat. Tercatat, MAMI saat ini sudah memiliki 28 produk reksadana dan 40 mandat investasi. Belum lagi bantuan para mitra distribusi (midis) MAMI yang sebanyak 32 midis juga turut memperluas jalur pemasaran serta mempermudah akses bagi masyarakat. 

Baca Juga: MAMI jadi pemilik dana kelolaan reksadana syariah terbesar di Indonesia

Jawara Reksadana Syariah

Capaian gemilang MAMI tidak hanya terjadi di reksadana konvensional, namun juga di reksadana syariah. Kiprah MAMI di dunia investasi syariah ditandai dengan peluncuran reksadana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI) pada 2017. Pada periode tersebut, MAMI juga membentuk Unit Pengelolaan Investasi Syariah dan menunjuk Dewan Pengawas Syariahnya sendiri

Selain menjadi jawara di industri reksadana konvensional, rupanya MAMI juga menjadi jawara di industri reksadana syariah. Hal ini tercermin dari total dana kelolaan reksadana syariah MAMI yang menjadi terbesar di industri. Ketua Unit Pengelolaan Investasi Syariah MAMI Justitia Tripurwasani mengatakan, jumlah dana kelolaan MAMI untuk produk syariah mencapai Rp 8,2 triliun per Juni 2021. 

"Alhamdulillah jumlah reksadana syariah MAMI itu mencapai Rp 8,2 triliun sampai dengan akhir Juni 2021. Itu juga terbesar karena MAMI juga dipercaya untuk produk syariah,” ujar Justitia.

Justitia menambahkan, guna memastikan produk syariah MAMI berjalan sesuai dengan berbagai persyaratan, MAMI memiliki dewan pengawas syariah (DPS). Ia bilang, DPS berfungsi untuk mendukung ekosistem syariah tersebut dengan melakukan pengawasan dan memastikan agar tetap compliance terhadap syariah.

Baca Juga: Berikut prospek berbagai instrumen investasi pada sisa akhir tahun ini

Terus Berfokus Memberi Edukasi

Jika melihat kiprahnya, MAMI juga merupakan salah satu manajer investasi yang turut membentuk  industri reksadana Indonesia itu sendiri. Hal ini tercermin dari upaya MAMI dalam memberikan edukasi finansial dan kemudahan akses bagi masyarakat ke produk reksadana sebagai cara memajukan industri reksadana. 

Afifa mengisahkan, pada tahun 2001, MAMI baru memulai menjalin kerja sama pemasaran reksadana dengan salah satu satu institusi perbankan. 20 tahun berlalu, kini MAMI telah bekerja sama dengan 32 mitra distribusi yang terdiri dari 20 bank dan 12 non-bank. Belum lagi langkah-langkah pemasaran yang diambil MAMI seperti melalui jalur digital, direct retail, dan tim Institutional Sales. 

“Edukasi adalah kunci untuk meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat tentang reksadana. Oleh karena itu, di tahun 2013 MAMI meluncurkan modul edukasi 3i (insyaf, irit, invest) yang berisi tiga langkah dasar untuk bisa memulai investasi,” terang Afifa 

Melalui 3i, Afifa ingin masyarakat menyadari perlunya untuk insyaf alias memahami bahwa masa depan perlu disiapkan. Setelah terbangun kesadarannya, maka masyarakat perlu irit dengan menyisihkan sebagian dananya dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Barulah, akhirnya dana tersebut diinvestasikan. Program 3i ini dibuat guna membangun kesadaran akan pentingnya berinvestasi. 

Selain itu, Afifa menuturkan MAMI juga melakukan beragam program edukasi lainnya. Mulai dari secara rutin menyediakan publikasi reguler dan memberikan market update melalui investor gathering. Sebelum pandemi, MAMI juga melakukan literasi keuangan melalui berbagai kegiatan seperti seminar, talk show, pameran, hingga media gathering

Sementara selama pandemi Covid-19, MAMI juga tetap mengedepankan edukasi literasi keuangan. Kegiatan pun beralih menjadi sebar online dengan  mengadakan live webinar, mengedarkan berbagai artikel ke media dengan topik literasi keuangan, acara live talk show di TV dan media sosial, serta podcast

“Hasilnya, di tengah hantaman krisis kesehatan dan ekonomi global di tahun 2020, total dana kelolaan MAMI mampu mencatatkan pertumbuhan yang kuat, sebesar 30%,” terang Afifa.

Baca Juga: Melongok kinerja reksadana sampai Agustus 2021, siapa yang jadi jawara?

Pelopor Inovasi Reksadana

Selain menjadi salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia, MAMI juga berhasil menjadi pelopor yang telah menancapkan beberapa tonggak sejarah di industri reksadana Indonesia. Afifa menyebutkan inovasi ini merupakan bagian dari usaha MAMI untuk memberikan solusi investasi terbaik dan layanan berkualitas kepada masyarakat Indonesia. 

Salah satunya adalah pada April 2016, MAMI menjadi pelopor dalam penerapan pembukaan rekening dan transaksi reksa dana secara fully online yang pertama di Indonesia melalui peluncuran klikMAMI.com. 

Afifa menerangkan, jadi di saat banyak manajer investasi maupun APERD lain yang masih harus melakukan tatap muka untuk tanda tangan berkas, lewat klikMAMI.com pembukaan rekening dan transaksi investasi reksadana dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja tanpa perlu tatap muka untuk penandatanganan formulir.

Belum lama ini, tepatnya di tahun 2019, MAMI kembali menjadi pionir dengan memelopori penerapan multi share class pada produk reksadana di Indonesia. Afifa menjelaskan, multi share class merupakan cara pengelolaan produk reksadana yang menerapkan fitur berbeda-beda bagi setiap kelompok investor di dalam sebuah produk induk.

"Jadi, lewat cara ini memungkinkan setiap kelompok investor untuk menikmati fitur-fitur paling optimal yang disesuaikan dengan kebutuhannya,” jelas Afifa.

Produk MAMI yakni, Reksadana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik (MANSYAF) merupakan reksadana pertama yang menerapkan strategi multi share class. Kehadiran MANSYAF sekaligus mempopulerkan strategi multi share class yang kemudian ikut diterapkan di industri reksadana Indonesia. 

Baca Juga: MAMI sebut saat ini jadi momentum untuk berinvestasi di reksadana saham

Potensi dan Peluang di Masa yang akan Datang

Afifa mengungkapkan, berkat seluruh usaha dan kepercayaan yang diberikan masyarakat Indonesia, MAMI telah berhasil mendapatkan penghargaan sebanyak 73 kali sejak 2016 hingga akhir Juni 2021. Ia memastikan MAMI tidak akan pernah merasa puas dengan segala capaian yang telah diraih dan akan tetap meningkatkan kualitas layanan agar bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia.

Apalagi ia meyakini peluang pertumbuhan industri reksadana di Indonesia masih sangat besar dan potensial. Hal ini seiring dengan fakta bahwa populasi Indonesia ke depannya akan ditunjang oleh kelompok usia produktif yang akan mendorong pertumbuhan PDB Indonesia. 

Oleh sebab itu, Afifa menegaskan MAMI tidak akan berhenti dalam memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia dan terus menjaga amanat dan tetap berhati-hati ke depannya. Ia yakin, manajer investasi seperti MAMI punya peranan krusial dalam mengedukasi dan membantu urusan finansial dan keuangan masyarakat. 

“Dengan besarnya potensi yang kita miliki, namun kenyataannya kita ini masih tertinggal dari negara lain adalah sebuah pekerjaan rumah yang besar. Tapi, kami akan terus menghadirkan beragam inovasi layanan maupun produk agar kita bisa berdiri sama tinggi dengan negara lainnya,” tutup Afifa.

Baca Juga: Ekonom: Saat ini Indonesia jauh lebih siap hadapi tapering The Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×