kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

MAMI sebut saat ini jadi momentum untuk berinvestasi di reksadana saham


Minggu, 22 Agustus 2021 / 18:36 WIB
MAMI sebut saat ini jadi momentum untuk berinvestasi di reksadana saham
ILUSTRASI. Uang rupiah. MAMI sebut saat ini jadi momentum untuk berinvestasi di reksadana saham.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 di Indonesia belum mengindikasikan adanya perbaikan signifikan. Namun, kondisi saat ini dinilai jauh lebih baik dibanding kondisi tahun lalu seiring adanya program vaksinasi hingga optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi yang jauh lebih baik. 

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha meyakini, saat ini justru jadi momentum yang menarik untuk industri reksadana saham bagi investor yang forward looking

Ia menilai, kondisi PPKM saat ini jauh lebih baik dibanding periode PSBB pada tahun lalu. Hal ini tercermin dari aktivitas ekspor yang lebih baik, target stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang lebih besar, hingga adanya vaksinasi. 

Oleh karena itu, Dimas melihat pemilihan investasi selektif pada sektor usaha yang menawarkan peluang pertumbuhan dan momentum yang baik sangat krusial untuk mendorong kinerja portofolio investor.

Baca Juga: Reksadana campuran menjadi pilihan di saat IHSG tertekan

Menurutnya, prospek ekonomi digital Indonesia yang sangat cerah mendorong tingginya minat investor akan sektor teknologi dan berpotensi meningkatkan bobot pasar saham Indonesia pada indeks global. 

Selain itu, masih terdapat juga potensi peluang pada beberapa saham big caps yang telah terkoreksi cukup dalam untuk dapat kembali unggul begitu situasi pandemi membaik dalam beberapa bulan mendatang. Walaupun secara kinerja, LQ45 masih tertekan sepanjang tahun ini akibat kondisi perekonomian Indonesia yang masih kurang menentu menghadapi pandemi yang berkepanjangan. 

“Namun, jika PPKM efektif menekan angka penyebaran Covid-19, ada harapan positif ke depan. Terlebih jika vaksinasi bisa diakselerasi untuk mencapai herd immunity sehingga dapat mencegah risiko gelombang kasus Covid-19 berikutnya yang dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi,” kata Dimas dalam keterangan tertulis, Minggu (22/8).

Dimas tak menampik memang masih ada risiko yang perlu dicermati investor. Mulai dari efektivitas penanganan pandemi, laju vaksinasi, perubahan komunikasi dan kebijakan The Fed, hingga peningkatan kasus COVID-19 di sejumlah negara. Walau begitu, ia justru menilai saat ini adalah entry point yang menarik di reksadana saham bagi investor yang forward looking, melihat potensi pemulihan ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana naik Rp 2,29 triliun pada Juli 2021

Ia mencontohkan, reksadana Manulife Saham Andalan (MSA) dan Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF) masih memiliki imbal hasil yang melampaui tolok ukur masing-masing.  MSA membukukan imbal hasil sebesar 27,43% YTD Juli 2021 (mengungguli IDX80 yang berkinerja -12,25%) dan MGIF memberikan imbal hasil 24,22% YTD Juli 2021 (mengungguli IDX80 dalam USD yang berkinerja -14,78%). 

“Tentu perlu diingat bahwa reksadana saham memiliki tingkat risiko dan volatilitas yang cukup tinggi, sehingga akan lebih sesuai untuk tujuan investasi jangka panjang,” pungkas Dimas.

Selanjutnya: Reksadana pasar uang jadi reksadana dengan kinerja tertinggi di pekan lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×