Reporter: Aloysius Brama | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan perusahaan yang melantai di bursa atau emiten sedang ditunggu oleh para investor saham, tak terkecuali emiten-emiten sektor makanan dan minuman.
Bila menilik laporan keuangan yang beberapa hari terakhir sudah dirilis, bisa dibilang secara keseluruhan, kinerja keuangan perusahaan makanan-minuman pada kuartal I tahun ini cukup baik.
Mari kita tilik kinerja dua perusahaan dua grup Salim misalnya yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP, anggota indeks Kompas100 ini) dan induk perusahaannya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF, anggota indeks Kompas100 ini). Dua perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan, baik dari pendapatan maupun labanya.
Pada kuartal I tahun ini, ICBP meraup pendapatan sebesar Rp 11, 25 triliun atau tumbuh sebesar 13, 8% dibandingkan kuartal I tahun 2018. Asal tahu, pada triwulan pertama tahun 2018, pendapatan ICBP sebesar Rp 9,8 triliun.
Pertumbuhan pendapatan itu juga diikuti oleh pertumbuhan laba perusahaan. Tercatat, laba perusahaan pada tahun ini mencapai Rp 1,33 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 9,91% dibanding kuartal I tahun 2018 lalu di mana laba perusahaan sebesar Rp 1, 21 triliun.
Sebagaimana anak perusahaan, induk perusahaan ICBP yaitu INDF juga mengalami pertumbuhan, baik dari pendapatan maupun laba.
Tercatat, pendapatan INDF pada triwulan pertama tahun ini sebesar Rp 19, 16 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 8,67% dibanding kuartal I tahun lalu sebesar Rp 17, 63 triliun.
Lalu dari segi laba, INDF juga mengalami pertumbuhan sebesar dua digit yakni 13,5%. Triwulan pertama tahun ini, laba INDF sebesar Rp 1,34 triliun. Sedangkan pada tahun lalu di periode yang sama, laba INDF sendiri sebesar Rp 1, 18 triliun.
Emiten grup Salim lain yang mencetak kinerja memuaskan sepanjang kuartal I tahun ini adalah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Secara luar biasa, laba perusahaan pada kuartal I tahun ini melonjak mencapai 123, 23% sepanjang triwulan pertama 2019.
Tercatat, laba perusahaan dengan kode emiten ROTI itu sebesar Rp 64, 85 miliar selama kuartal I 2019. Padahal selama kuartal I tahun lalu, laba perusahaan hanya sebesar Rp 29, 05 miliar.
Sedangkan dari segi pendapatan, perusahaan juga mengalami pertumbuhan sebesar 21, 79% yaitu sebesar Rp 791, 72 miliar. Sebagai perbandingan, pendapatan ROTI pada periode yang sama di tahun lalu sendiri sebesar Rp 650,06 miliar.
Pertumbuhan laba dalam persentase yang fantastis juga dapat dilihat pada emiten PT Kino Indonesia Tbk. Pada kuartal I tahun lalu, laba yang berhasil diperoleh perusahaan hanya sebesar Rp 32, 19 miliar.
Sedangkan pada kuartal I tahun ini, laba perusahaan melesat tinggi hingga mencapai Rp 306, 13 miliar. Bila dihitung-hitung, kenaikan laba perusahaan itu mencapai 851%.
Dari sisi lain, pendapatan perusahaan juga tumbuh sebesar 20,19% atau sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini. Sedangkan pada kuartal I tahun lalu, pendapatan yang dicatatkan oleh perusahaan sebesar Rp 832, 49 miliar.
Perusahaan minuman PT Ultra Jaya Tbk juga mengalami pertumbuhan laba yang cukup fantastis. Dalam tiga bulan pertama di tahun 2019, laba perusahaan tumbuh sebesar 79,48%.
Sebelumnya, laba ULTJ pada kuartal I tahun 2018 sebesar Rp 167, 12 miliar. Sedangkan di kuartal I tahun ini, laba perusahaan sebesar Rp 299, 95 miliar.
Pertumbuhan laba itu juga diikuti dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 9, 23%. Tercatat pendapatan perusahaan pada kuartal I tahun ini sebesar Rp 1, 42 triliun. Sedangkan pada tahun lalu, pendapatan perusahaan sendiri sebesar Rp 1,30 triliun.
Meski begitu tak semua emiten makanan dan minuman meraih kinerja ciamik pada tahun ini. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) misalnya, malah mengalami penurunan laba yang cukup signifikan.
Pada tahun 2018 lalu, selama kuartal I perusahaan dapat meraih laba sebesar Rp 152, 53 miliar. Sedangkan pada tahun ini, laba perusahaan hanya sebesar Rp 121, 75 miliar. Itu berarti, ada penurunan laba sebesar 20,17% pada kinerja perusahaan tahun ini.
Padahal bila ditilik dari pendapatan perusahaan, selama kuartal I tahun ini, perusahaan mengalami pertumbuhan pendapatan tipis yakni sebesar 6,04% di angka Rp 2,28 triliun. Pendapatan tahun lalu GOOD mencapai Rp 2,15 triliun. Meski begitu, hal tersebut tidak dapat menghindari penurunan laba perusahaan.
Bila ditinjau, beban perusahaan GOOD memang mengalami kenaikan di banding kuartal I tahun lalu. Pada saat itu, beban perusahaan mencapai Rp 307, 4 miliar. Sedangkan saat ini, beban perusahaan mencapai Rp 390, 5 miliar atau tumbuh sebesar 27, 03%.
Nasib tak begitu baik juga dialami oleh emiten PT Mayora Indah Tbk (MYOR) selama tiga bulan pertama tahun 2019 berjalan. Selama periode tersebut, laba perusahaan turun tipis sebesar 0,5% yakni di angka Rp 466, 34 miliar. Sedangkan di kuartal I tahun lalu, laba perusahaan sebesar Rp 468, 71 miliar.
Padahal pendapatan perusahaan tumbuh dalam rentang persentase yang lumayan yakni sebesar 11, 09%. Pada kuartal I tahun ini, pendapatan perusahaan sebesar Rp 6, 01 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya, pendapatan MYOR sebesar Rp 5, 41 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News