Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham masih mempertahankan posisinya di deretan sepuluh besar transaksi saham se-Indonesia di Bursa Efek Indonesia. Data yang dihimpun Kontan.co.id menunjukkan, hingga Kamis lalu (13/9), dua saham konsumer besar PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) masuk sepuluh saham yang menjadi jawara di bursa perdagangan saham Indonesia. Adapun emiten yang sahamnya memimpin di IHSG yaitu UNVR, BCAP, BDMN, GGRM, SMMA, HMSP, ICBP, NASA, ANDI, dan PWON.
Padahal, bila dihitung sejak awal tahun, HMSP dan UNVR justru tercatat sebagai saham laggard alias saham penekan indeks.
"Kalau melihat saham HMSP dan UNVR memang saham big cap atau emiten yang banyak melakukan transaksi. Jadi tidak heran selalu menjadi juara di indek harga saham Indonesia," ujar Kiswoyo, Kepala Riset Narada Asset Manajemen, kepada KONTAN, Sabtu (15/9).
Untuk sepuluh emiten yang masuk sebagai jawara, Kiswoyo menilai dua emiten saja dalam jangkauannya. Yaitu UNVR dan HMSP. Secara fundamental emiten sangat bagus baik dari kinerja ataupun pergerakan sahamnya yang solid. "Emiten itu saham blue chip dan market leader di produk mereka. Sehingga pendapatan dan net profit mereka stabil," tandasnya.
Masuk 10 besar transaksi saham se-Indonesia, Kiswoyo melihat, saham emiten ini akan terus berkembang ke depan. Harga saham UNVR hingga tahun depan diproyeksi Rp 55.000, dan HMSP senilai Rp 5.000.
Pada Jumat lalu (14/9), saham UNVR ditutup dengan Rp 47.100, sedangkan HMSP Rp 3.880 per saham.
Sekadar informasi, menilik laporan keuangan perseroan sampai semester I-2018 kemarin sektor makanan dan minuman (mamin) menyumbang 33% dari total revenue UNVR, yakni Rp 7,117 triliun. Capaian penjualan mamin naik mini kurang dari 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 7,110 triliun.
Sementara penyumbang terbesar berasal dari segmen home and personal care sebanyak Rp 14,06 triliun di semester-I 2018. Jumlah tersebut turun mini dibandingkan capaian di semester I-2017 yang senilai Rp 14,15 triliun. Adapun secara total penjualan bersih UNVR tercatat turun sekitar 0,3% menjadi Rp 21,18 triliun dari sebelumnya Rp 21,26 triliun.
Sedangkan melihat kinerja keuangan PT HM Sampoerna Tbk, hingga akhir Juni 2018, Perusahaan rokok ini masih mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 49,15 triliun. Capaian ini meningkat dari pendapatan akhir Juni 2017 sebesar Rp 46,58 triliun. Sama halnya dengan pendapatan, laba yang diperoleh emiten rokok ini puj naik meski 1% saja. Akhir Juni 2017, laba yang diperoleh HMSP sebesar Rp 6,05 triliun. Setahun kemudian, laba yang tercatat sebesar Rp 6,11 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News