kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   13.000   0,68%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Menakar Peluang Saham Prajogo Pangestu BREN, PTRO dan CUAN Masuk Indeks MSCI


Minggu, 13 Juli 2025 / 14:56 WIB
Menakar Peluang Saham Prajogo Pangestu BREN, PTRO dan CUAN Masuk Indeks MSCI
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Star Energy Geothermal - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Jawa Barat. MSCI resmi mengumumkan tiga saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni BREN, PTRO dan CUAN tidak lagi mendapatkan perlakuan khusus


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Morgan Stanley Capital International (MSCI) resmi mengumumkan tiga saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) tidak lagi mendapatkan perlakuan khusus atau exceptional treatment dalam peninjauan indeks MSCI periode Agustus 2025 mendatang.

Saham-saham tersebut nantinya akan dievaluasi sesuai dengan metodologi MSCI Global Investable Market Indexes Methodology (GIMI), termasuk dengan penerapan kebijakan baru terkait perpanjangan periode pemantauan, melansir pengumuman resmi dari MSCI, Jumat (11/7).

Keputusan tersebut sekaligus menandai dibatalkannya rencana penerapan kriteria Unusual Market Activity (UMA) atau pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) dalam kurun waktu 12 bulan terakhir sebagai syarat peninjauan dalam indeks MSCI. 

Perubahan ini merupakan respons atas masukan dari para pelaku pasar yang sebelumnya menilai bahwa penerapan mekanisme UMA dan FCA selama 12 bulan dinilai terlalu ketat.

Baca Juga: Industri Otomotif Tertekan karena Lemahnya Daya Beli, Cek Rekomendasi Sahamnya

Untuk kriteria baru, MSCI akan memberlakukan perubahan signifikan terhadap perlakuan atas saham-saham yang masuk dalam daftar pengawasan khusus seperti papan pemantauan khusus (kriteria 10) di Indonesia dan Taiwan Disposition Board. Kebijakan ini mulai berlaku pada peninjauan indeks periode Agustus 2025.

Dalam kebijakan terbaru ini, MSCI memperpanjang periode pemantauan atas saham-saham yang masuk dalam dua daftar tersebut. Secara khusus, MSCI menyatakan tidak akan menambahkan saham ke dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI) maupun melakukan perpindahan segmen ukuran antara Standard dan Small Cap untuk saham yang tercatat di kedua papan pengawasan itu.

Ini berlaku untuk saham yang telah muncul di papan pemantauan itu dalam periode mulai dari tanggal batas harga Peninjauan Indeks sebelumnya hingga tiga hari kerja sebelum Tanggal Efektif Peninjauan Indeks saat ini.

Sebagai informasi, saat ini periode pemantauan dimulai dari tanggal batas harga Peninjauan Indeks saat ini hingga tiga hari kerja sebelum Tanggal Efektif Peninjauan Indeks saat ini. Jadi, periode pemantauan ini akan diperpanjang.

MSCI juga akan memperbarui dokumen metodologi GIMI sebagai bagian dari pembaruan kebijakan yang akan berlaku dalam Index Review Agustus 2025.

Ke depan, MSCI akan terus mengevaluasi daftar peringatan serupa di pasar lain dan dapat mempertimbangkan penerapan perlakuan ini di masa mendatang.

Peluang BREN, PTRO dan CUAN Masuk Indeks MSCI

Head of Research & Chief Economist PT Mirae Asset Sekuritas, Rully Wisnubroto menyatakan pencabutan perlakuan khusus oleh MSCI terhadap saham-saham milik Prajogo Pangestu yakni BREN, PTRO dan CUAN membuka peluang bagi ketiganya untuk kembali dievaluasi secara normal dalam tinjauan indeks periode Agustus 2025 mendatang.

"Peluang masuknya saham-saham ini menjadi lebih terbuka," kata Rully kepada Kontan, Minggu (13/7).

Tapi dengan catatan, saham-saham tersebut harus memenuhi seluruh kriteria dalam metodologi MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI), termasuk persyaratan terkait kapitalisasi pasar, tingkat likuiditas, serta proporsi free float yang mencukupi.

Dari sisi prospek, Rully menilai BREN memiliki outlook yang solid berkat fundamental kuat di sektor energi terbarukan serta strategi ekspansi bisnis yang agresif. Meskipun pergerakan harga saham sempat sideways, minat dari investor institusi tetap tinggi. 

"Selain itu, pembagian dividen dan inovasi teknologi seperti integrasi kecerdasan buatan di Star Energy Geothermal juga menjadi katalis positif," kata Rully kepada Kontan, Minggu (13/7).

Adapun PTRO menunjukkan peningkatan likuiditas usai melakukan stock split dengan rasio 1:10. Kinerja operasional juga menunjukkan perbaikan, seiring dengan perolehan proyek-proyek baru di sektor pertambangan dan energi.

Sementara itu, CUAN dinilai memiliki prospek cerah, ditopang oleh tingginya permintaan terhadap batubara metalurgi. Rencana stock split turut menjadi sentimen positif yang dapat mendorong likuiditas serta menarik minat investor ritel.

Rully menyampaikan bahwa jika saham-saham ini berpotensi masuk ke dalam indeks MSCI, biasanya akan terjadi tren kenaikan harga menjelang pengumuman hingga mendekati tanggal efektif. 

"Namun, perlu diwaspadai potensi koreksi setelah periode tersebut," tutup Rully. 

Baca Juga: Penundaan Tarif AS Picu Kekhawatiran terhadap Ekspor Indonesia

Selanjutnya: Industri Otomotif Tertekan karena Lemahnya Daya Beli, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×