kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Menakar Kinerja Emiten Konstruksi Swasta pada Kuartal II-2025


Senin, 28 April 2025 / 10:41 WIB
Menakar Kinerja Emiten Konstruksi Swasta pada Kuartal II-2025
ILUSTRASI. suasana proyek pembangunan gedung bertingkat atau konstruksi dengan perusahaan kontraktor PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) di Jakarta. Kinerja emiten konstruksi swasta diperkirakan mengalami tekanan pada kuartal II-2025, namun ada emiten yang diproyeksi punya kinerja positif.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja emiten konstruksi swasta diperkirakan masih mengalami tekanan pada kuartal II-2025.

Sejumlah sentimen negatif dinilai menjadi pemberat, di antaranya keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada April 2025.

Selain itu, kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Pemerintah Amerika Serikat (AS) diprediksi dapat mengurangi aliran investasi asing ke Indonesia, memperparah tekanan terhadap sektor konstruksi.

Baca Juga: Kinerja Emiten Konstruksi Swasta Masih Bisa Mendaki

Analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora, menilai bahwa sepanjang 2025 perekonomian nasional masih akan berada di bawah tekanan. Kondisi ini diperkirakan berdampak negatif terhadap sektor jasa konstruksi.

"Sentimennya pada semester II-2025 akan serupa dengan semester pertama tahun ini," ujar Andhika, akhir pekan lalu.

Menurut Andhika, sepanjang tiga bulan pertama 2025, emiten konstruksi swasta masih menghadapi beban akibat ketidakpastian ekonomi global yang dipicu perang dagang.

Sikap investor yang cenderung wait and see turut memperburuk situasi. Melemahnya nilai tukar rupiah juga menambah tekanan, karena meningkatkan biaya bahan baku impor dan memperkecil margin perusahaan.

Selain itu, pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga berpotensi mengurangi penerimaan kontrak baru.

Baca Juga: Prospek Emiten Konstruksi di Semester II-2025 Belum Cerah

Meski demikian, Andhika menilai emiten konstruksi swasta berpeluang mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan emiten konstruksi pelat merah (BUMN Karya), asalkan mampu memaksimalkan perolehan kontrak dari sektor non-pemerintah.

Senada, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa emiten konstruksi swasta dapat mengadopsi sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja, seperti mengincar proyek strategis nasional (PSN) serta menekan biaya pinjaman di tengah tingginya suku bunga.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×