Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk (LPPF, anggota indeks Kompas100) gesit berekspansi pada tahun ini. Kendati demikian, perolehan laba serta sahamnya konsisten menurun tiga tahun belakangan ini.
Sejumlah analis menilai, turunnya saham LPPF inline dengan posisinya yang tertekan dengan ketatnya penjualan ritel saat ini.
Baca Juga: Saham emiten Indonesia tak terpengaruh review MSCI indeks di Agustus 2019
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan penurunan saham LPPF inline dengan penurunan laba dan tercermin juga rasio net profit margin (NPM) mengalami tren penurunan.
“Salah satu penyebab penurunan yaitu karena masyarakat mulai beralih belanja dari offline ke online. Padahal penjualan LPPF terpantau terus tumbuh tapi labanya mengalami penurunan,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/8).
Sukarno melihat beban operasional LPPF meningkat signifikan serta rasio operating profit margin kerap mengalami penurunan.
Artinya, gerai matahari tidak efektif di dalam menghasilkan penjualan dan sebaliknya malah beban operasional yang membengkak. Pada akhirnya gerai yang tidak menghasilkan ditutup.
Baca Juga: Asing bukukan beli bersih, IHSG masih melaju di zona hijau hingga siang ini
Analis Sinarmas Sekuritas Paulina Margareta menambahkan pertumbuhan pendapatannya tidak sejalan dengan beban operasionalnya sehingga berdampak pada net income. “Kemudian juga memang LPPF yang paling terkena dampak dari online sales development,” ujarnya.
Tren penurunan saham LPPF sendiri juga belum ada tanda rebound sebab ekspektasi tumbuh sahamnya masih low single digit.
Menurut Paulina saat ini kompetisi ritel masih sengit, akan tetapi LPPF sedang melakukan beberapa inisiatif, yakni bekerjasama dengan eksklusif partner sebagai distributor di Indonesia.
Dua merek yang sudah meneken kerjasama dengan LPPF adalah 361 Degrees International Limited, pemasok utama sepatu dan peralatan olahraga yang berbasis di Tiongkok. Satu lagi, OVS perusahaan fashion retail di Italia.
Baca Juga: IHSG menguat 0,79% ke 6.253 di akhir perdagangan sesi I hari ini
Kendati demikian, menurut Paulina LPPF membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengakrabkan brand baru ini pada masyarakat Indonesia dan tentunya butuh pengeluaran marketing yang tidak sedikit.
Sukarno mencermati saham LPPF saat ini kalau dilihat dari PE dan P/S tergolong murah. PER LPPF berada di 10,31 kali dibandingkan dengan PER industri yang berada di 29,40 kali. Adapun P/S LPPF berada di 0,92 kali di bawah dari rata-rata industri yakni 2,63 kali.
Adapun jika dilihat dari PBV, LPPF sudah tergolong mahal karena posisinya berada di atas rata-rata PBV industrinya yakni PBV LPPF berada pada posisi 5,13 kali sedangkan PBV industri di 2,23 kali.
Baca Juga: Satu jam setelah pembukaan perdagangan, IHSG masih melaju di zona hijau
Sebelumnya CEO dan Wakil Presiden Direktur LPPF Richard Gibson pernah menyatakan bahwa meskipun bisnis ritel semakin kompetitif karena didorong oleh promosi dari pemain makretplace online, LPPF terus melihat bisnisnya tumbuh di seluruh Indonesia.
“Ini adalah bukti kekuatan merek Matahari yang ke depannya akan mengombinasikan investasi dan peningkatan pada penawaran barang dagangan kami,” jelasnya.
Richard menambahkan analisa kampanye pemasaran yang lebih terarah diharapkannya dapat memberikan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan LPPF di masa mendatang.
Adapun pada kuartal II tahun ini LPPF telah membuka tiga toko baru dengan rincian satu toko dengan format besar di Bandung dan dua toko merek Mono di Surabaya dan Cibubur. Pada paruh ke dua tahun ini LPPF berencana akan menambah dua gerai baru dengan format gerai besar.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Bina Artha Sekuritas untuk perdagangan hari ini
Melansir keterbukaan informasi yang dirilis pada 30 Juli 2019, LPPF sudah menjalin hubungan mitra dengan 361 degrees sejak Agustus 2018.
Kemudian data per-Juni 2019, LPPF meluncurkan produknya di 72 toko. Pada akhir 2019 ini LPPF akan meluncurkan produk 361 degrees di seluruh rantai gerai.
Kemudian dengan OVS, LPPF resmi menjalin kerjasama pada Maret 2019 lalu. Sampai dengan Juni 2019 LPPF sudah meluncurkan 30 toko dan akan ditambah 10 toko tambahan di paruh kedua tahun ini.
Baca Juga: Reksadana saham dan pendapatan tetap masih menarik kendati pasar tertekan
Paulina merekomendasikan netral untuk saham LPPF dengan target harga lebih rendah di Rp 4.200 yang menyiratkan PER 7,1 kali hingga 2020 dalam kelipatan rendah untuk saham.
Begitu juga dengan Sukarno menyarankan untuk saat ini investor untuk wait and see terlebih dahulu karena tren harganya sedang dalam penurunan. Investor bisa menunggu di kisaran level 2.300-2.800 jika ingin beli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News