kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Rekomendasi Saham Emiten Tambang ANTM, BRMS, NCKL, INCO untuk Senin (25/8)


Minggu, 24 Agustus 2025 / 10:40 WIB
Rekomendasi Saham Emiten Tambang ANTM, BRMS, NCKL, INCO untuk Senin (25/8)
ILUSTRASI. Harga komoditas yang lesu dan dampak dari kenaikan royalti produk nikel berpotensi menjadi tantangan emiten tambang logam.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTAHarga komoditas yang lesu dan dampak dari kenaikan royalti produk nikel berpotensi menjadi tantangan emiten tambang logam.

Namun, harga emas yang tetap tangguh, pertumbuhan volume ore, dan dimulainya proyek aluminium dapat menjadi penopang kinerja emiten tambang logam ke depan.

Sejumlah analis pun memberikan rekomendasi saham emiten tambang logam. Simak ulasan lengkap rekomendasi saham sektor tambang logam untuk perdagangan Senin (25/8/2025). 

1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM)

ANTM membukukan volume perdagangan emas sebesar 500.000 oz pada kuartal II-2025, meningkat 13% dibandingkan kuartal sebelumnya. Volume penjualan bijih nikel juga tetap solid sebesar 4,3 juta wmt atau melonjak 14% secara kuartalan. Lonjakan ini dipicu oleh tingginya permintaan dalam negeri, di tengah eskalasi risiko geopolitik serta tren emas yang semakin diminati pembeli.

Namun, volume feronikel (FeNi) turun 81% secara kuartalan menjadi hanya 0,9 ribu ton, meskipun analis menilai ini disebabkan oleh ketidaksesuaian waktu. Risiko utama untuk ANTM termasuk kinerja bisnis bijih nikel yang berpotensi terbatas akibat kenaikan tarif royalti.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 3.900

Ryan Winipta & Reggie Parengkuan, Indo Premier Sekuritas dalam riset 31 Juli 2025

Baca Juga: Saham Emiten Semen Masih Layak Koleksi Meski Minim Proyek Pemerintah

2. PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS)

BRMS membukukan pendapatan US$ 121 juta pada semester I-2025, melonjak 97,2% yoy, meski pada kuartal II-2025 sempat turun 9,1% secara kuartalan menjadi US$ 58 juta akibat penurunan volume dari pushback River Reef. Laba bersih perseroan di semester I-2025 mencapai US$ 23 juta, atau US$ 36,5 juta jika disesuaikan dengan beban non-kas, ditopang kenaikan harga jual rata-rata emas 16,8% secara kuartalan. 

Ke depan, pembangunan fasilitas heap leach Poboya dan rencana tambang bawah tanah akan mendorong pertumbuhan produksi emas signifikan. BRMS menawarkan prospek pertumbuhan kuat dengan margin yang terjaga, meski masih dibayangi risiko fluktuasi harga emas, potensi keterlambatan proyek, dan kebutuhan pendanaan.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 560

Laurencia Hiemas, KB Valbury Sekuritas dalam riset 8 Agustus 2025

Baca Juga: BBCA dan KLBF Terbesar, Simak Saham Net Sell Terbesar Asing, Jumat (22/8)

3. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

NCKL menunjukkan kinerja solid pada semester I-2025 dengan laba bersih Rp 4,1 triliun, melampaui ekspektasi berkat kontribusi entitas asosiasi yang lebih tinggi, terutama dari peningkatan margin NiSO. Kenaikan kepemilikan ONC menjadi 40% turut memperkuat laba bersih. Hal ini menegaskan kemampuan NCKL memaksimalkan strategi integrasi dan ekspansi di tengah tekanan harga nikel global. 

Prospek ke depan ditopang proyek KPS RKEF yang menjadi penggerak utama pertumbuhan kapasitas, ditambah dengan mulai beroperasinya tambang GTS dan pabrik quicklime pada akhir 2025. Namun, risiko meliputi penurunan harga nikel lebih lanjut dan perubahan regulasi.

Rekomendasi: Buy

Target Harga: Rp 1.300

Juan Harahap & Brandon Boedhiman, Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset 15 Agustus 2025

Baca Juga: Asing Kembali Masuk Bursa di Akhir Pekan, Cermati Saham yang Banyak Diborong

4. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

INCO menargetkan produksi bijih nikel dari blok Bahodopi mencapai 1,0–1,2 juta wmt per kuartal pada separuh kedua 2025. Ini didukung harga jual premium US$ 25/ton yang berpotensi menambah pendapatan hingga US$ 56 juta. Produksi nikel matte ditargetkan stabil di 35,6 ribu ton pada semester II-2025, dengan prospek margin lebih baik berkat kenaikan payability menjadi 82%. 

Ke depan, proyek HPAL dan tambang Pomala menjadi katalis pertumbuhan INCO. Meskipun, tantangan utama tetap terletak pada fluktuasi harga nikel dan kebutuhan belanja modal besar.

Rekomendasi: Buy

Target harga: Rp 4.700

Erindra Krisnawan & Naura Muchlis, BRI Danareksa Sekuritas dalam riset 20 Agustus 2025

Baca Juga: Usai Dapat Fasilitas Kredit, Begini Prospek Kinerja Barito Pacific (BRPT)

Selanjutnya: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Minggu (24/8) Produk Antam, UBS dan GALERI 24

Menarik Dibaca: Prediksi Pertandingan Fulham vs Manchester United di Liga Premier Inggris 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×