Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Timbunan utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) makin menumpuk. Menurut riset terbaru dari Deutsche Bank, tiga bulan terakhir di 2008, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) itu menerima utang baru US$ 372 juta, sekitar Rp 4,09 triliun.
Dus, total utang BUMI sampai akhir 2008 membengkak jadi US$ 1,449 miliar. Padahal, total utang BUMI sampai September 2008 masih tercatat US$ 1,077 miliar.
Riset Deutsche Bank yang terbit 12 Januari 2009 lalu merinci, tambahan utang itu salah satunya berasal dari Credit Suisse sebanyak US$ 100 juta pada Oktober 2008. BUMI mendapat utang itu dengan bunga sebesar 3% di atas suku bunga London Interbank Offered Rate (LIBOR). Jangka waktu utang ini cuma enam bulan.
Selanjutnya, pada November 2008, BUMI kembali mengantongi pinjaman berjangka waktu tiga tahun sebesar US$ 75 juta dari Credit Suisse, namun dengan bunga 8%-12% di atas LIBOR.
Tak cuma itu, pada Desember 2008, BUMI menerima lagi utang dalam bentuk dolar Kanada (CAD) dan poundsterling Inggris (GBP) masing-masing setara dengan US$ 81 juta dan US$ 50 juta.
Kedua pinjaman itu memiliki bunga 8%-12% di atas LIBOR dengan jangka waktu tiga tahun. Namun riset Deutsche Bank itu tak menyebutkan siapa kreditor yang memberi pinjaman ke BUMI.
Pada Desember 2008 itu juga, BUMI juga mendulang dana hingga US$ 66 juta dari penerbitan surat utang jangka menengah atau Medium Term Notes (MTN). MTN yang berjangka waktu satu sampai dua tahun tersebut memiliki bunga tinggi yaitu 20% di atas LIBOR.
Manajemen BUMI sendiri tak mau mengomentari riset Deutsche Bank ini. Yang pasti, "Itu bukan informasi resmi yang kami keluarkan," kata Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava kepada KONTAN, kemarin (22/1).
Dileep menambahkan, BUMI pada waktunya akan mengeluarkan data resmi hasil audit mengenai posisi utang BUMI hingga akhir 2008. "Tunggu saja," katanya.
Sejumlah analis yang KONTAN hubungi mengaku belum bisa memastikan secara persis posisi utang BUMI saat ini. "Namun kalau data riset Deutsche Bank itu benar, tentu akan menambah beban pembayaran bunga utang mereka," ujar Norico Gaman, Kepala Riset BNI Securities.
Dampak utang mahal
Norico bilang, pembayaran beban bunga utang BUMI saban tahunnya rata-rata berada di angka US$ 20 juta. Kalau benar telah terjadi penambahan utang US$ 372 juta, kata Norico, posisi utang BUMI masih relatif aman. Apalagi, earning before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) atau laba bersih sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi BUMI sampai kuartal ketiga 2008 saja masih mencapai US$ 800 juta.
Kepala Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero menimpali, total ekuitas BUMI hingga sembilan bulan pertama 2008 mencapai sebesar US$ 1,45 miliar merupakan jaminan bahwa utang mereka masih bisa terkendali. "Kalau benar utang mereka sampai US$ 1,4 miliar, itu baru satu berbanding satu dengan ekuitasnya," ujarnya.
Cuma, Deutsche Bank menilai utang mahal itu plus aksi akuisisi BUMI baru-baru ini justru bisa menggerus nilai perusahaan ini. Karenanya, mereka memangkas target harga BUMI untuk 12 bulan dari Rp 7.680 jadi Rp 500 per saham dan memberi rekomendasi jual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News