Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten telco di tahun 2023 diprediksi masih akan positif. Pertumbuhan itu masih akan berlanjut di tahun 2024.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, kinerja emiten telco diperkirakan tumbuh positif di tahun 2023.
Hal itu terlihat dari data pendapatan per user (blended ARPU) emiten telco yang tumbuh. Misalnya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang pendapatan per usernya tumbuh menjadi Rp 48.600, naik 8% secara tahunan.
Lalu, blended ARPU PT Indosat Tbk (ISAT) menjadi Rp 34.700, naik 2,5% secara saham. Sementara, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat kenaikan blended ARPU menjadi Rp 42.000.
Baca Juga: Indosat (ISAT) Menjual Data Center ke BDx Indonesia, Begini Kata Analis
“Kami melihat hal ini ditopang ekspansi bisnis yang terus dilakukan oleh emiten telco, serta berlanjutnya peningkatan pengguna layanan,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (14/1).
Jika dilihat secara kinerja, para emiten juga mencatatkan pertumbuhan laba hingga kuartal III 2023. EXCL mencatatkan kenaikan laba 2,99% ke Rp 1,01 triliun per September 2023.
Hingga tutup kuartal III-2023, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ada kuartal III tahun 2023 sebesar Rp 19,49 triliun. Angka tersebut tumbuh 17,59% secara tahunan dari periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp 16,58 triliun.
TLKM bahkan mencatatkan trafik telekomunikasi tertinggi sepanjang momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, yakni pada kisaran 19,9 Tbps.
Baca Juga: Telkom Indonesia (TLKM) Tetap Optimistis Mencapai Pertumbuhan Pendapatan di 2023
Sayangnya, ISAT mencatatkan penurunan laba 24,41% secara tahunan ke Rp 2,78 triliun per September 2023. Namun, pendapatan ISAT sepanjang periode Januari–September 2023 masih tumbuh 8,48% YoY menjadi Rp 37,46 triliun.
SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) Steve Saerang mengatakan, ISAT belum bisa menyampaikan kinerja Perseroan 2023 sebelum rilis laporan keuangan.
“Sebagai perusahaan terbuka dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison tidak dapat memberikan detail informasi material yang bersifat akuntabel sebelum melakukan laporan keterbukaan informasi kepada regulator,” ujar Steve kepada Kontan, Jumat (12/1).
Meski demikian, tekad Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan Indonesia akan terus dilanjutkan, termasuk dalam meningkatkan literasi digital lewat keamanan siber.
Sebagai perusahaan yang menerapkan standar keamanan informasi ISO 27001, Indosat mengutamakan keamanan dan kerahasiaan informasi.
Baca Juga: Starlink Masuk ke Indonesia, Begini Respons Dayamitra Telekomunikasi (MTEL)
Demi menjaga integritas dan keamanan perusahaan, kata, Steve, Indosat juga melaksanakan pelatihan secara berkala kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dalam rangka menghadapi berbagai tantangan keamanan siber yang mungkin timbul.
“Sejak tahun 2023, Indosat juga bekerja sama dengan CISCO mengadakan pelatihan cybersecurity bentuk kontribusi dalam mempersiapkan talenta digital yang tidak hanya mumpuni tetapi juga relevan dalam menghadapi ancaman keamanan siber yang terus berkembang,” paparnya.
Lebih lanjut, Oktavianus Audi melihat, kinerja emiten telco masih berpotensi tumbuh di tahun 2024. Hal itu terjadi seiring dengan penetrasi produk digital, pembangunan infrastruktur dan pengembangan teknologi 5G akan dapat mendulang pendapatan.
Apalagi, data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan pengguna internet di Indonesia capai 215,63 juta orang di periode 2022-2023. Angka itu tumbuh 2,67% dibandingkan 2021.
“Pengguna internet Indonesia mencapai 77% dari total populasi 279 juta, sehingga ini akan membuat industri telco akan tetap atraktif,” tuturnya.
Baca Juga: Starlink Bakal di Indonesia, XL Axiata: Perlu Adanya Regulasi
Oktavianus tidak menampik bahwa saat ini terdapat banyak tantangan untuk emiten telco, khususnya dari serangan siber dan pencurian data pribadi.
Namun, meski banyaknya serangan siber marak saat ini, tetapi kebutuhan internet yang besar di Indonesia akan tetap mendorong permintaan.
“Kami meyakini bahwa keamanan siber untuk jaringan dari emiten telco akan terus ditingkatkan sebagai bentuk pelayanan dan kepercayaan kepada konsumen,” ungkapnya.
Baca Juga: Anggaran Infrastruktur Tahun 2024 Jadi Rp 422,7 Triliun, Begini Prospek Emitennya
Oktavianus merekomendasikan overweight untuk sektor Telecommunications dengan rekomendasi beli untuk TLKM dengan target harga Rp 4.700 per saham, EXCL Rp 2.600 per saham, dan ISAT Rp 11.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News