kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Dipengaruhi Sentimen Tarif Trump, Begini Prospek Valas Asia


Minggu, 10 Agustus 2025 / 12:00 WIB
Dipengaruhi Sentimen Tarif Trump, Begini Prospek Valas Asia
ILUSTRASI. Sejumlah mata uang Asia melemah di akhir pekan, dipengaruhi sentimen perkembangan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah mata uang Asia melemah di akhir pekan, dipengaruhi sentimen perkembangan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bloomberg Jumat (8/8/2028), yen Jepang (JPY) melemah 0,41% ke level 147,74 per dolar AS, dolar Singapura (SGD) melemah 0,17% ke level 1,28 per dolar AS, dan won Korea (KRW) melemah 0,21% ke posisi 1.388,7 per dolar AS. 

Sementara mata uang China, yuan menguat terhadap dolar AS. Jumat (8/8/2025), yuan China (CNY) menguat 0,02% ke posisi 7,18 per dolar AS.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, dolar AS memang sempat menguat pekan lalu. Namun kemudian berbalik kembali melemah menyusul serentetan data ekonomi terutama pekerjaan yang sangat lemah. Dolar AS sendiri diperkirakan masih akan terus melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. 

“Untuk mata uang seperti yen Jepang (JPY), yuan China (CNY), dolar Singapura (SGD), won Korea (KRW) mungkin tidak akan menguat secara paralel dengan penurunan indeks dolar karena mata uang – mata uang tersebut lebih terdampak oleh tarif,” ujar Lukman kepada Kontan, Jumat (8/8/2025). 

Baca Juga: Rupiah dan Baht Pimpin Pelemahan Mata Uang Asia Jumat (8/8)

Meski begitu, Lukman menilai, JPY, KRW dan SGD masih berpotensi menguat. Sedangkan CNY mungkin akan melemahkan mata uang mereka untuk meredam dampak tarif Trump, kecuali apabila tercapai kesepakatan yang ideal untuk China. Faktor utama masih pada dampak tarif pada perekonomian dunia dan kebijakan suku bunga the Fed. 

Lukman memproyeksikan JPY masih berpotensi menguat ke level 140 per dolar AS hingga akhir tahun 2025 dan terbuka menuju ke 135 per dolar AS apabila bank of Japan (BoJ) kembali menaikkan suku bunga. 

SGD akan tergantung pada kebijakan Monetary Authority of Singapore (MAS) dengan inflasi yang rendah saat ini. Bank sentral Singapura ini diperkirakan tidak akan membiarkan mata uangnya menguat lebih jauh dan diperkirakan akan mencapai 1,25 per dolar AS. Namun bisa melemah di atas 1,3 per dolar AS apabila inflasi meningkat. 

“CNY hingga perkembangan terakhir, diperkirakan akan berkisar 7,1-7.3 per dolar AS hingga akhir tahun 2025, sedangkan KRW 1.300 per dolar AS,” terang Lukman.  

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dalam beberapa bulan ke depan, arah valas Asia masih akan “ditarik-ulur” oleh tiga poros utama.

Antara lain jalur pelonggaran moneter The Fed (yang kini lebih mungkin dan berisiko memicu “stagflasi” AS), laju pemulihan ekonomi Tiongkok, serta dinamika domestik masing-masing negara. 

“Indeks dolar (DXY) diperkirakan cenderung dua arah di area 97–100 dalam waktu dekat, dengan pasar menimbang risiko stagflasi AS, independensi The Fed, dan timing pemangkasan suku bunga,” ujar Josua kepada Kontan, Jumat (8/8/2025). 

Untuk JPY, Josua mengatakan, pelemahan yen yang berkepanjangan mulai terbatas karena dua faktor. Yakni potensi penurunan DXY saat Fed mulai masuk fase easing, dan risiko “konvergensi” yield bila BoJ melanjutkan normalisasi sangat gradual.

Namun sentimen politik domestik Jepang dan kekhawatiran disiplin fiskal menjaga volatilitas. “USD/JPY diperkirakan akan berada di rentang 145–150 per dolar AS dalam waktu dekat,” kata Josua. 

Untuk CNY, pendekatan manajerial People’s Bank of China (PBoC) atas CNY plus data domestik yang masih tidak merata. Kisaran USD/CNY diperkirakan di level 7,15–7,25 per dolar AS sejalan dengan narasi kebijakan yang menyeimbangkan stabilitas nilai tukar dan dukungan pertumbuhan. 

Sementara, proyeksi sampai akhir tahun USD/CNY dikisaran 7,10–7,30 per dolar AS dengan base case bertahan sekitar 7,20. 

Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp 16.362 Per Dolar AS di Tengah Tekanan Mata Uang Asia, Rabu (6/8)

Lalu untuk SGD, Josua memperkirakan, USD/SGD berada di rentang 1,28–1,30. Sementara, proyeksi akhir tahun USD/SGD dilevel 1,26–1,30, dengan bias ke 1,27–1,28 pada skenario soft-landing ekonomi AS.

Berikutnya, untuk KRW, Josua memperkirakan akan bergerak dalam rentang 1.300–1.400 per dolar AS dalam waktu dekat.

Selanjutnya: Anak Usaha Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Resmikan PLTS Atap di Museum SBY*ANI

Menarik Dibaca: 9 Rekomendasi Jus yang Bagus Diminum saat Diet untuk Menurunkan Berat Badan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×