Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) telah menjual pusat data atau data center kepada BDx Indonesia. Keputusan ini dinilai bahwa ISAT memiliki visi yang jelas untuk masa depan.
President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, transaksi tersebut untuk mempererat kemitraan Indosat dan BDx yang telah diinisiasi sejak tahun 2023 yang senilai Rp 2,65 triliun.
"Selain itu juga untuk mengokohkan visi bersama dalam menjadikan operasi pusat data terkemuka di Indonesia guna mendukung peta jalan digital pemerintah," kata Vikram dalam keterangan resminya, Selasa (9/1).
Portofolio baru ini akan menambah ekosistem terhubung yang sedang dibangun BDx Indonesia. Ekosistem di sepanjang jaringan pusat data BDx Indonesia akan terhubung dengan beberapa penyedia cloud, jaringan pengiriman konten (content delivery network) dan perusahaan finansial digital melalui internet exchange/IX, jalur cloud, dan private interconnects yang melibatkan beberapa penyedia telekomunikasi dalam menyediakan akses digital ke seluruh Indonesia.
Baca Juga: Intip Alasan Indosat (ISAT) Menjual Data Center ke BDx Indonesia
"Hal ini akan juga dapat mempercepat transformasi digital dan meningkatkan pengalaman digital pelaku usaha, perusahaan teknologi, dan pengguna internet secara signifikan," tuturnya.
BDx Indonesia telah memperluas dan meningkatkan empat pusat data di Jakarta dan Jawa Barat yang dipindahkan pada tahun 2022, dengan satu lokasi siap menampung beban kerja artificial intelligence (AI) yang berkepadatan tinggi.
Portofolio yang sudah berdiri saat ini akan terus dikembangkan sesuai dengan standar operasional BDx global, yang dapat mengakomodir kebutuhan pelaku usaha, penyedia layanan cloud, dan jaringan pengiriman konten.
Melalui transaksi ini, BDx Indonesia memiliki kapasitas TI dengan total lebih dari 150MW+ di Indonesia melalui sepuluh fasilitas kolokasi, termasuk fasilitas baru yang sedang dibangun di kawasan seputar Jakarta sebesar 15MW.
"Kami senang dapat berperan dalam membentuk masa depan digital Indonesia lewat kolaborasi berdampak ini. Transaksi ini menegaskan dedikasi kami untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan mendorong evolusi Indosat dari Telco menjadi TechCo," ujarnya.
Lebih lanjut, kolaborasi dengan BDx Indonesia tidak hanya meningkatkan layanan pelanggan ISAT tetapi juga memperkuat komitmennya untuk menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.
Perubahan dari Telco ke TechCo menggaris bawahi tekad kuat Indosat untuk fokus pada pengalaman yang mengesankan dan kepemimpinan digital melalui pendekatan aset yang ringan.
Chief Executive Officer BDx Mayank Srivastava menambahkan, akuisisi ini merupakan bukti komitmen BDx Indonesia terhadap masa depan digital Indonesia.
"Kami adalah penyedia pusat data carrier-neutral terkemuka. Dengan perluasan portfolio ini, kami siap menjadi mitra pilihan untuk digitalisasi di Indonesia,” kata Mayank, Selasa (9/1).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Operator Telekomunikasi yang Meraup Cuan Saat Nataru
Dengan pusat data sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi digital, Indosat dan BDx mengolaborasikan pengalaman yang berkelanjutan dan inovatif di luar layanan telekomunikasi konvensional serta menetapkan standar baru dalam transformasi digital Indonesia.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, ISAT telah menyadari bahwa data center berbasi AI merupakan langkah untuk mempercepat digitalisasi di Indonesia.
"Dengan menjual data center, ISAT dapat fokus untuk berinvestasi di bidang ini," kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (10/1).
Langkah yang dilakukan ISAT, dinilai akan meningkatkan kemampuan Indosat untuk bersaing di era digital. Selain itu, dana yang Indosat dapat bisa digunakan untuk berinvestasi di bidang lain, seperti jaringan 5G atau layanan cloud.
Namun, di sisi lain, Sukarno bilang ISAT akan kehilangan pendapatan dari bisnis data center. Dampak negatif ini dapat diminimalisir dengan menyewa kembali data center dari BDx Indonesia.
Selain itu dampak negatif lainnya ISAT akan kehilangan kontrol atas data centernya. Hal ini dapat menimbulkan risiko keamanan data.
"Secara keseluruhan, saya menilai efek rencana ini ke Indosat lebih positif daripada negatif. Keputusan ini akan membantu Indosat untuk menjadi pemain yang lebih kuat di industri telekomunikasi Indonesia," tuturnya.
Prospek kinerja ISAT ke depan akan sangat bergantung pada keberhasilannya dalam berinvestasi di bidang data center berbasis AI. Jika berhasil, Sukarno memproyeksi kinerja ISAT akan meningkat pesat.
Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis memperkirakan kapasitas permintaan data center akan menjadi semakin besar dan meningkat sebanyak 30% pada tahun 2030.
"Jadi kita pasti akan melihat pertumbuhan di data center nantinya. Untuk Indosat, menurut saya masuk akal untuk mencari mitra untuk bisnis pusat datanya seperti BDx Indonesia," ungkap Niko kepada Kontan.co.id, Rabu (10/1).
Saham ISAT ditutup menguat 2,43% atau naik 225 poin ke harga Rp 9.500 per saham. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat penguatan ISAT disertai dengan munculnya volume pembelian dan mampu menembus cluster MA20 dan MA60.
"Dari indikator lain, MACD mulai bergerak menyempit dan berpeluang untuk menguji area positif, demikian pula stochastic yang berpeluang menguji ke area overbought," kata Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu (10/1).
Herditya merekomendasikan buy pada saham ISAT dengan support Rp 9.400 resistance Rp 9.675.
Sementara Sukarno merekomendasikan hold dalam jangka panjang atau trading buy dalam jangka pendek pada saham ISAT dengan target harga Rp 10.100-Rp 10.600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News