kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sederet sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG di pekan depan


Sabtu, 16 Mei 2020 / 08:57 WIB
Ini sederet sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG di pekan depan
ILUSTRASI. Pekan lalu, IHSG melemah 1,95%


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tak bertenaga dan mengalami koreksi 0,14% ke level 4.507,607 pada penutupan perdagangan Jumat (15/5).

Dalam sepekan, IHSG sudah melemah hingga 1,95%. Tercatat, investor asing mencatat net sell atau jual bersih senilai Rp 4,14 triliun dalam seminggu terakhir. 

Lantas, bagaimana proyeksi IHSG sepekan besok?

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, ada sejumlah sentimen global dan domestik yang akan mewarnai pergerakan IHSG pada pekan depan. Salah satu yang utama adalah perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. 

Baca Juga: Ini daftar 10 saham terbesar yang dilego investor asing dalam sepekan

Selain itu, penyebaran virus corona atawa Covid-19 juga masih menjadi perhatian pasar. "Pembukaan lockdown menjadi sentimen positif, tapi kalau buka lockdown terlalu cepat dan ternyata malah mempercepat persebaran Covid-19, juga malah tambah buruk," kata dia, Jumat (15/5).

Dari dalam negeri, investor menanti hasil keputusan suku bunga dari Bank Indonesia serta rilis laporan keuangan kuartal I-2020, terutama untuk emiten big caps.

Secara teknikal, Hendriko meramal IHSG berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan melemah pada rentang 4.400-4.700 pada pekan depan. Nah, untuk Senin (18/5) dia melihat, ada potensi technical rebound ke level 4.600 dengan support 4.400-4.460.

Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memprediksi, pelemahan IHSG berlanjut di awal pekan depan. Koreksi terjadi seiring dengan proyeksi berlanjutnya kecenderungan aksi jual investor asing.

Secara fundamental, Valdy menambahkan, investor merespons defisit neraca perdagangan Indonesia (NPI) yang capai US$ 344,70 juta di April 2020. Nilai ekspor juga turun 7,02% yoy, sementara impor anjlok 18,58% yoy pada periode yang sama.

Baca Juga: Investor khawatir NPL perbankan naik, IHSG merosot 1,95% pekan ini

Ia menyarankan pelaku pasar untuk melakukan pembelian secara bertahap pada saham-saham dengan fundamental yang kuat. Ia menjagokan saham-saham dari sektor telekomunikasi seperti TBIG dan saham dari sektor consumer goods meliputi UNVR, GGRM, dan HMSP.

Sedangkan Hendriko merekomendasikan agar investor tidak terlalu agresif dalam melakukan aksi beli, walau sejumlah saham bluechip mengalami pelemahan signifikan sepanjang pekan lalu.

"Meski demikian, terdapat peluang trading buy pada saham-saham defensif, terutama TLKM dan ICBP," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×