Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertenaga. Senin (28/7/2025, IHSG melanjutkan penguatan dan naik 0,94% ke level 7.614.
Menurut Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang, penguatan IHSG lantaran ada sentimen positif tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Uni Eropa yang diumumkan Presiden AS Donald Trump, Minggu (27/7).
Dalam kesepakatan tersebut, tarif impor AS untuk produk Uni Eropa diturunkan dari semula ditetapkan 30% menjadi 15%. Tarif tersebut berlaku untuk sebagian besar barang-barang asal Eropa yang masuk ke pasar AS, termasuk mobil.
Namun, sejumlah produk seperti pesawat berikut komponennya, bahan kimia tertentu, dan produk farmasi akan dikecualikan dari tarif tersebut.
Alrich mengatakan, penguatan IHSG juga ditopang hasil kinerja emiten semester I 2025. “Sektor infrastruktur membukukan penguatan terbesar, sedangkan sektor kesehatan menjadi satu-satunya sektor yang melemah,” sebut Alrich kepada Kontan, Senin (28/7/2025).
Baca Juga: Cetak Rekor Sejak Awal Tahun di Level 7.600, Simak Prospek IHSG Selanjutnya
Fluktuatif
Secara teknikal, Alrich menjelaskan, IHSG dibuka menguat dan membentuk gap, namun penutupan indeks berada di bawah level open-nya. Dengan begitu, IHSG berpotensi membentuk pola shooting star, yang didukung meningkatnya volume jual di area overbought pada perdagangan Selasa (29/7).
“Hal ini menunjukkan tekanan jual mulai muncul, namun belum ada indikasi reversal dan belum mengubah tren bullish. Adanya gap down di sekitar level 7.550-7.568, membuat IHSG rentan pullback jangka pendek di tengah kondisi yang overbought,” kata Alrich.
Alrich memprediksi, level support IHSG di 7.550 dan resistance 7.670 pada perdagangan, Selasa (29/7/2025).
Senada, VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi memperkirakan, IHSG bergerak fluktuatif cenderung melemah dalam rentang level support 7.540 dan resistance 7.700. Indikator RSI kata dia menunjukkan masuk dalam area overbought.
Pasar akan dipengaruhi oleh penantian rilis kinerja semester I 2025 masing emiten, terlebih jika berada di bawah ekspektasi pasar yang akan cenderung memberikan dampak negatif.
Selain itu, pasar juga tengah mengantisipasi keputusan arah suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed, yang diperkirakan stagnan di angka 4,5%. “Jika outlook pada speech lebih dovish, maka dapat menjadi sentimen positif untuk pasar saham,” imbuh Audi.
Baca Juga: Kiwoom Sekuritas Proyeksi IHSG Akhir Tahun 7500 - 7800, Apa Saja Saham Pilihannya?
Rekomendasi Saham
Audi merekomendasikan sejumlah saham untuk Selasa (29/7/2025), yakni PT AKR Korporindo Tbk (AKRA) dengan level support Rp 1.250 dan resistance Rp 1.480; saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di rentang support Rp 8.000 dan resistance Rp 8.850.
Sementara itu, Alrich menyarankan investor untuk mencermati saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Alrich juga menyebut saham PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) layak dicermati.
Selanjutnya: Peringkat Orang Terkaya Indonesia Akhir Juli 2025: Han Arming Hanafia Masuk 10 Besar
Menarik Dibaca: Ganti Pantangan Asam Urat dengan Menu Alternatif Berikut, Simak Penjelasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News