kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Harga Minyak Mentah Turun Senin (24/2), Brent ke US$74,29 dan WTI ke US$70,19


Senin, 24 Februari 2025 / 17:31 WIB
Harga Minyak Mentah Turun Senin (24/2), Brent ke US$74,29 dan WTI ke US$70,19
ILUSTRASI. An oil pump jack pumps oil in a field near Calgary, Alberta, July 21, 2014. Pump jacks are used to pump crude oil out of the ground after an oil well has been drilled. REUTERS/Todd Korol


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak melanjutkan pelemahannya pada Senin (24/2), setelah mengalami penurunan pekan lalu.

Investor masih menunggu kejelasan terkait upaya penyelesaian konflik di Ukraina serta kemungkinan dimulainya kembali ekspor minyak mentah dari Irak utara.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 14 sen atau 0,2% menjadi US$74,29 per barel pada pukul 08.43 GMT.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 21 sen atau 0,3% menjadi US$70,19 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Turun Terdampak Pengaruh Geopolitik Timur Tengah dan Ukraina

Pada perdagangan Jumat lalu, baik Brent maupun WTI mengalami penurunan lebih dari US$2, mencatatkan pelemahan mingguan masing-masing sebesar 0,4% dan 0,5%.

Fokus utama pasar saat ini tertuju pada upaya penyelesaian perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki tahun keempat.

Pejabat Uni Eropa menyatakan bahwa para pemimpin Eropa akan mengadakan pertemuan luar biasa pada 6 Maret untuk membahas dukungan tambahan bagi Ukraina serta jaminan keamanan di Eropa.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan kesiapannya untuk mundur dari jabatannya jika hal tersebut dapat membawa perdamaian bagi negaranya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah menginisiasi pembicaraan dengan Rusia tanpa mengundang Ukraina atau Uni Eropa ke meja perundingan.

Baca Juga: Harga Minyak Turun pada Jumat (21/2), tapi Naik Pekan Ini Imbas Kekhawatiran Pasokan

Seorang diplomat senior Rusia mengatakan bahwa pertemuan lanjutan antara tim Rusia dan AS dijadwalkan berlangsung pekan ini.

Sanksi yang diberlakukan oleh AS dan Uni Eropa terhadap ekspor minyak Rusia telah mengganggu pasokan minyak global melalui jalur laut.

Namun, berakhirnya perang di Ukraina belum tentu akan meningkatkan pasokan minyak Rusia ke pasar, mengingat negara tersebut merupakan anggota kelompok OPEC+ yang sedang membatasi produksi.

Meski demikian, harga minyak tetap berpotensi melemah akibat berkurangnya risiko geopolitik, menurut Harry Tchilinguiran, Kepala Riset di Onyx Capital Group.

Selain itu, harga minyak juga mendapat tekanan dari potensi peningkatan pasokan dari Irak. Namun, jadwal pasti dimulainya kembali ekspor minyak melalui pipa Irak-Turki masih belum jelas.

Baca Juga: Harga Minyak Naik untuk Hari Ketiga Kamis (20/2), Didukung Penurunan Stok BBM AS

"Tekanan terhadap harga minyak mentah dipicu oleh desakan Presiden AS kepada Irak untuk melanjutkan ekspor minyak dari ladang Kurdistan, yang dapat meningkatkan pasokan global setelah hampir dua tahun terganggu," ujar Sugandha Sachdeva, pendiri firma riset SS WealthStreet di New Delhi.

Seorang pejabat Kementerian Perminyakan Irak menyebut bahwa negara tersebut akan mengekspor 185.000 barel per hari dari ladang minyak Kurdistan melalui pipa Irak-Turki setelah pengiriman minyak kembali berjalan.

Selanjutnya: Peruri Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pelatihan Digitalisasi

Menarik Dibaca: Promo KFC Super Berkah 24 Februari-6 April, Ada 2 Paket Hemat Mulai Rp 49.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×