kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.609.000   -2.000   -0,12%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Harga Minyak Dunia Turun Senin (27/1), Brent ke US$77,97 dan WTI ke US$74,16


Senin, 27 Januari 2025 / 12:17 WIB
Harga Minyak Dunia Turun Senin (27/1), Brent ke US$77,97 dan WTI ke US$74,16
ILUSTRASI. Harga minyak mentah mendapatkan tekanan dari pernyataan Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Lucy Nicholson


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak melemah pada Senin (27/1), setelah Presiden AS Donald Trump kembali mendesak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menurunkan harga.

Desakan ini muncul setelah pengumuman langkah-langkah besar untuk meningkatkan produksi minyak dan gas AS selama minggu pertamanya menjabat.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 53 sen, atau 0,68%, menjadi US$77,97 per barel pada pukul 04.30 GMT, setelah sebelumnya naik 21 sen pada Jumat (24/1).

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$74,16 per barel, turun 50 sen, atau 0,67%.

Baca Juga: Harga Komoditas Logam Melemah Saat Dolar Menguat, Senin (27/1)

Trump pada Jumat menegaskan kembali seruannya kepada OPEC untuk menurunkan harga minyak guna menekan keuangan Rusia yang kaya minyak dan membantu mengakhiri perang di Ukraina.

"Salah satu cara untuk menghentikannya dengan cepat adalah OPEC berhenti menghasilkan begitu banyak uang dan menurunkan harga minyak ... Perang itu akan segera berakhir," kata Trump.

Trump juga mengancam akan memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi terhadap Rusia "dan negara-negara peserta lainnya" jika kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak tercapai dalam waktu dekat.

Baca Juga: Harga Minyak Turun pada Senin (27/1), Melanjutkan Pelemahan Sepekan Lalu

Negosiasi dan Ketidakpastian Pasar Minyak

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia dan Trump seharusnya bertemu untuk membahas perang di Ukraina dan harga energi.

"Mereka sedang mempersiapkan negosiasi," kata John Driscoll, dari konsultan JTD Energy yang berbasis di Singapura, seraya menambahkan bahwa ini menciptakan volatilitas di pasar minyak.

Driscoll menambahkan bahwa pasar minyak kemungkinan cenderung melemah dengan kebijakan Trump yang bertujuan meningkatkan produksi AS untuk mengamankan pasar luar negeri bagi minyak mentah AS.

"Dia ingin merebut sebagian pangsa pasar OPEC, jadi dalam arti tertentu dia menjadi pesaing," kata Driscoll.

Namun, OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, belum menanggapi seruan Trump. Delegasi OPEC+ menunjukkan bahwa mereka sudah memiliki rencana untuk mulai meningkatkan produksi minyak pada April.

Baca Juga: Naik Sebentar, Harga Shell Super Turun Tipis, Bagaimana Pertamax, BP, Vivo Hari Ini?

Dampak Sanksi dan Pasokan Global

Kedua tolok ukur minyak mencatat penurunan pertama dalam lima minggu pekan lalu, seiring meredanya kekhawatiran tentang sanksi terhadap Rusia yang dapat mengganggu pasokan.

Analis Goldman Sachs mengatakan bahwa mereka tidak mengharapkan dampak besar pada produksi Rusia, karena kenaikan biaya pengangkutan mendorong peningkatan pasokan kapal non-sanksi untuk mengangkut minyak Rusia.

Sementara diskon yang lebih dalam pada minyak jenis ESPO Rusia menarik pembeli yang sensitif terhadap harga.

"Karena tujuan utama sanksi adalah mengurangi pendapatan minyak Rusia, kami berasumsi bahwa pembuat kebijakan Barat akan memprioritaskan maksimalisasi diskon pada barel Rusia daripada mengurangi volumenya," kata analis dalam sebuah catatan.

Namun, analis JP Morgan mengatakan bahwa beberapa risiko harga tetap ada, mengingat hampir 20% dari armada Aframax global saat ini menghadapi sanksi.

"Penerapan sanksi pada sektor energi Rusia sebagai alat negosiasi di masa depan dapat berjalan dua arah, menunjukkan bahwa risiko nol tidaklah tepat," tambah mereka.

Baca Juga: Januari Naik Harga, Bandingkan BBM di Pertamina, Shell, BP & Vivo, Senin (27/1)

Kolombia dan Pasokan Minyak AS

Di sisi lain, AS dengan cepat membatalkan rencana untuk memberlakukan sanksi dan tarif terhadap Kolombia.

Setelah negara Paman Sam itu sepakat menerima migran yang dideportasi dari AS, menurut pernyataan Gedung Putih pada Minggu malam.

Sanksi tersebut berpotensi mengganggu pasokan minyak, karena tahun lalu Kolombia mengirim sekitar 41% ekspor minyak mentahnya ke AS, menurut data dari firma analitik Kpler.

Selanjutnya: Pembentukan Dewan Advokat Nasional Tingkatkan Kinerja Advokat Tanah Air

Menarik Dibaca: Pembentukan Dewan Advokat Nasional Tingkatkan Kinerja Advokat Tanah Air

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×