Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada akhir perdagangan Jumat (22/8/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah dengan pelemahan 0,40% ke level 7.858. Dalam sepekan, IHSG terkoreksi 0,50%.
Secara sektoral, indeks sektor industri memimpin dengan penguatan 4,30% dalam sepekan. Sebaliknya, sektor infrastruktur jadi yang paling tertekan dengan pelemahan 3,90%.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, keputusan Bank Indonesia untuk menggunting suku bunga acuan ke level 5% berpengaruh besar pada pergerakan IHSG pekan ini.
Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,40% ke 7.858: AMRT, KLBF dan ISAT Top Losers LQ45, Jumat (22/8)
Keputusan tersebut menurutnya di luar ekspektasi pasar yang semula menaksir bakal tetap mempertahankan suku bunga di level 5,25%.
Hal sebaliknya justru dilakukan China, yang tetap menahan suku bunga pinjaman acuan (LPR) tenor 1 tahun di level 3,0% dan tenor lima tahun di 3,5%. Level ini bahkan tidak berubah selama tiga bulan berturut-turut sehingga ikut berdampak pada gerak indeks bursa Asia pekan ini.
Tak kalah krusial, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga terus melemah dalam sepekan ini.
Ini turut dibebani oleh pidato gubernur bank sentral AS, Jerome Powell, yang dalam pidatonya pada simposium di Jackson Hole memberi sinyal untuk menahan suku bunga acuan.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang menimpali, data uang beredar M2 BI bulan Juli 2025 juga menjadi katalis pergerakan IHSG pekan ini. Tercatat, uang beredar M2 tumbuh 6,5% secara tahunan (year on year/YoY) mencapai Rp 9.569,7 triliun dari pertumbuhan 6,4% YoY di bulan sebelumnya.
Pertumbuhan ini didukung pula oleh kenaikan uang M1 sebesar 8,7% YoY dan uang kuasi sebesar 4,8% YoY.
“Kenaikan jumlah uang beredar ini antara lain disinyalir akibat meningkatnya aktivitas ekonomi dan kenaikan inflasi,” jelas Alrich kepada Kontan, Jumat (22/8/2025).
Secara teknikal, lanjut Alrich, terjadi penyempitan slope garis MACD dan garis sinyal serta berpotensi terjadinya deathcross. Indikator Stochastic RSI juga masih menunjukkan pelemahan, disertai oleh meningkatnya volume jual.
Meski demikian, IHSG menurut Alrich masih mampu bertahan di atas support 7.850 sehingga ditaksir akan menguji level 7.800 jika breakdown dari level 7.850 pada perdagangan selanjutnya.
Senada, Herditya memprediksi IHSG akan rawan terkoreksi dengan rentang support 7.848 dan resistance 7.952.
Pekan depan, investor menurut Herditya bisa mencermati saham PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), PT Trimegah Bangun Persada (NCKL), dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU).
Sementara itu, Alrich merekomendasikan saham NCKL, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk perdagangan pekan depan.
Baca Juga: IHSG Menguat Pada Perdagangan Jumat (22/8/2025), MAPA, AKRA, BBTN Top Gainers LQ45
Selanjutnya: 6 Alasan Minum Air Putih Bisa Menurunkan Berat Badan Anda
Menarik Dibaca: 6 Alasan Minum Air Putih Bisa Menurunkan Berat Badan Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News