kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Dolar AS Anjlok Setelah Bos The Fed Buka Peluang Penurunan Bunga


Jumat, 22 Agustus 2025 / 21:38 WIB
Diperbarui Jumat, 22 Agustus 2025 / 22:37 WIB
Dolar AS Anjlok Setelah Bos The Fed Buka Peluang Penurunan Bunga
ILUSTRASI. Mata uang dolar AS melemah terhadap mata uang dunia setelah pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole menyatakan membuka peluang penurunan bunga The Fed pada September 2025.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang dolar AS melemah terhadap mata uang dunia setelah pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole menyatakan membuka peluang penurunan bunga The Fed pada September 2025, meski tidak berkomitmen.

Mengutip data Bloomberg, pukul 21.25 WIB, Jumat (22/8/225), indeks dolar (DXY) merosot 0,6% ke 98,03.

Dolar AS bahkan melorot 0,77% terhadap euro (EUR). Demikian pula terhadap Poundsterling (GBP), dolar AS anjlok 0,72%.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyinggung kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan bank sentral bulan September 2025. Namun, ia juga tidak berkomitmen untuk memangkas suku bunga dalam pernyataan yang mengambil garis tipis.

Powell mengakui meningkatnya risiko terhadap pasar kerja AS dan mengingatkan risiko inflasi yang lebih tinggi masih ada.

Baca Juga: Pidato Powell: The Fed Bunga Peluang Penurunan Bunga tapi Tidak Berkomitmen

Meskipun pasar tenaga kerja tampak seimbang, Powell bilang, keseimbangan ini merupakan jenis keseimbangan yang aneh, yang dihasilkan dari perlambatan yang nyata dalam penawaran dan permintaan tenaga kerja. Situasi yang tidak biasa ini menunjukkan bahwa risiko penurunan lapangan kerja meningkat.

"Dan jika risiko tersebut terwujud, risiko tersebut dapat terjadi dengan cepat," ujar Powell kepada para ekonom dan pembuat kebijakan internasional di konferensi tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (22/8/2025), seperti dilansir Reuters.

Namun, imbuh Powell, ada kemungkinan juga bahwa tekanan kenaikan harga akibat tarif dapat memicu dinamika inflasi yang lebih berkepanjangan, dan itu merupakan risiko yang harus dinilai dan dikelola.

"Stabilitas tingkat pengangguran dan langkah-langkah pasar tenaga kerja lainnya memungkinkan kami untuk bertindak hati-hati saat mempertimbangkan perubahan pada sikap kebijakan kami," kata Powell. 

Baca Juga: Jerome Powell: The Fed Tertekan Trump, Inflasi Masih Jadi Tantangan

Selanjutnya: Wall Street Lanjutkan Kenaikan Setelah Powell Buka Peluang Pangkas Suku Bunga

Menarik Dibaca: Strategi Decorient di 2025, Jaga Arus Kas dan Genjot Proyek Jumbo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×