Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah turun lebih dari US$1 per barel pada hari Rabu (4/9) dalam perdagangan yang berfluktuasi.
Para pedagang khawatir tentang permintaan dalam beberapa bulan mendatang. Sementara produsen minyak memberikan sinyal campuran mengenai peningkatan pasokan.
Melansir Reuters, minyak mentah Brent ditutup turun US$1,05 atau 1,42% menjadi US$72,70 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$1,14 atau 1,62% menjadi US$69,20.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Brent Turun Akibat Kekhawatiran Permintaan Global
Selama sesi perdagangan, kedua patokan harga ini berfluktuasi dari turun US$1 hingga naik US$1 setelah berita bahwa OPEC+ sedang membahas penundaan kemungkinan peningkatan produksi karena produksi Libya diperkirakan akan meningkat.
Dalam aksi jual yang lebih luas, minyak Brent telah merosot hingga 11%, atau sekitar US$9 mencapai level terendah US$72,63 pada hari Rabu.
Data ekonomi yang lemah dari AS dan China memperkuat ekspektasi melemahnya ekonomi global dan permintaan minyak, yang memicu penurunan lebih lanjut di pasar dunia.
"Ini jelas kekhawatiran tentang perlambatan di sektor manufaktur," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. "Itu satu-satunya hal negatif yang kita lihat."
Sementara itu, para pedagang percaya bahwa perselisihan yang menghentikan ekspor minyak Libya mungkin segera berakhir, yang akan mengembalikan lebih banyak pasokan minyak mentah ke pasar.
Baca Juga: Minimbang Kemampuan Pemerintah dalam Memenuhi Cadangan Penyangga Energi
"Aksi jual ini mengalihkan perhatian ke respons OPEC+, yang minggu lalu terlihat siap untuk memulai peningkatan produksi yang direncanakan pada bulan Oktober," tulis Alex Hodes, analis di StoneX.
"Kelompok ini sekarang khawatir tentang harga, dan sumber mengatakan bahwa penundaan peningkatan produksi sedang dibahas."
Data terbaru memperkuat kekhawatiran akan lemahnya permintaan dari China, importir minyak mentah terbesar di dunia, serta penurunan konsumsi di AS.
Pada hari Sabtu, data China menunjukkan aktivitas manufaktur turun ke level terendah dalam enam bulan pada Agustus, sementara pertumbuhan harga rumah baru melambat.
Pada hari Selasa di AS, data dari Institute for Supply Management menunjukkan bahwa sektor manufaktur tetap lesu.
Baca Juga: Harga Minyak Merosot ke Bawah US$ 70 Per Barel, Ini Pemicunya
Laporan mingguan persediaan minyak AS tertunda oleh libur Hari Buruh pada hari Senin. Laporan dari American Petroleum Institute akan dirilis pukul 16:30 waktu setempat (2030 GMT) pada hari Rabu, dan data dari Badan Informasi Energi AS akan dipublikasikan pukul 11:00 waktu setempat (1500 GMT) pada hari Kamis.
Persediaan minyak mentah dan bensin AS diperkirakan telah turun minggu lalu, menurut survei awal Reuters.
Meskipun para pedagang pesimis karena kekhawatiran permintaan, perubahan dalam pasokan dapat dengan mudah mengubah sentimen, kata Flynn.
"Kita bisa berbalik dengan cepat," katanya.
"Sangat mungkin harga bisa berubah positif. Kita mungkin akan melihat penurunan persediaan minyak mentah yang cukup besar nanti hari ini."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News