kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Wall Street Diproyeksi Dibuka Menguat Jelang Pidato Powell di Jackson Hole


Jumat, 22 Agustus 2025 / 19:55 WIB
Wall Street Diproyeksi Dibuka Menguat Jelang Pidato Powell di Jackson Hole
ILUSTRASI. Pedagang bekerja di lantai Bursa Saham New York (NYSE) di Kota New York, AS, 25 Juli 2025. Indeks utama Wall Street diperkirakan dibuka menguat pada Jumat waktu setempat setelah mengalami serangkaian penurunan.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Indeks utama Wall Street diperkirakan dibuka menguat pada Jumat waktu setempat setelah mengalami serangkaian penurunan. Investor menantikan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole untuk mendapatkan petunjuk arah kebijakan suku bunga.

Tahun lalu, Powell menegaskan komitmen menurunkan suku bunga guna mendukung pasar kerja ketika tingkat pengangguran meningkat. 

Sementara pada 2022, ia menekankan ketegasan bank sentral dalam melawan inflasi. Pidatonya yang dijadwalkan pukul 10.00 waktu setempat kali ini dinilai akan menjadi penentu ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September.

Michael Matousek, Kepala Trader U.S. Global Investors, mengatakan Powell kemungkinan akan bersikap hati-hati. 

Baca Juga: Wall Street Melemah, Investor Bersiap Menyambut Pidato Powell di Jackson Hole

“Dampak tarif baru mulai terasa, sehingga Powell akan tetap menyampaikan sikap waspada dan menekankan perlunya melihat data lebih lanjut, karena pengaruh tarif baru terlihat sejak awal musim panas,” ujarnya.

Sebelumnya, pasar meningkatkan taruhan pemangkasan suku bunga setelah laporan ketenagakerjaan awal Agustus menunjukkan pelemahan, serta data inflasi konsumen yang terbatas dampak kenaikan tarif. 

Namun kini, menurut CME FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan depan turun menjadi 69,5% dari 85,4% sepekan lalu.

Beberapa pejabat The Fed yang berbicara pada Kamis juga terkesan kurang mendukung wacana pemangkasan suku bunga bulan depan.

Dari sisi korporasi, laporan keuangan sejumlah peritel besar seperti Walmart pekan ini menunjukkan hasil beragam. Investor mencari sinyal kondisi konsumen Amerika di tengah tekanan tarif yang masih berlangsung.

Baca Juga: Wall Street Melemah Jelang Pertemuan di Jackson Hole dan Rilis Kinerja Emiten Ritel

Di tengah situasi tersebut, tiga indeks utama bursa AS diperkirakan mencatat kerugian mingguan. S&P 500 dan Nasdaq berada di jalur menuju kinerja terburuk bulan ini. 

Pada perdagangan Kamis, S&P 500 melemah lima hari beruntun akibat aksi jual di saham teknologi berkapitalisasi besar. Sektor teknologi informasi menjadi yang paling tertekan sepanjang pekan, sedangkan energi dan properti mencatatkan kenaikan tipis.




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×