Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam mulia, yaitu emas, perak, platinum, dan paladium kembali beranjak naik pada bulan Juli 2023 setelah sempat turun pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan data tradingeconomics.com, Jumat (14/7) malam, harga emas berada di US$ 1.960 per ons troi, naik dari akhir Juni 2023 yang berada di US$ 1.920 per ons troi.
Lalu, harga perak berada di US$ 24,7 per ons troi, dari US$ 22,5 per ons troi pada akhir bulan lalu. Kemudian, harga platinum dan paladium masing-masing berada di US$ 972,7 dan US$ 1.264 per ons troi, dari harga akhir Juni 2023 yang masing-masing berada di US$ 909,4 dan US$ 1.219 per ons troi.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, memasuki bulan Juli 2023, investor cenderung berhati-hati karena mengevaluasi dampak dari data China yang lemah terhadap permintaan. Di sisi lain, investor mempertimbangkan ekspektasi kenaikan harga.
Pasar paladium netral, cenderung ditinggalkan karena pabrik mobil lebih memilih platinum yang lebih hemat biaya. China yang merupakan konsumen logam industri terbesar secara global baru-baru ini melaporkan angka perdagangan eksternal yang lemah dan pinjaman bank yang lebih rendah dari yang diantisipasi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 15.000 Sepekan Menjadi Rp 1.074.000 Per Gram, Sabtu (15/7)
Sementara itu, penjualan kendaraan naik selama empat bulan berturut-turut. Paladium memainkan peran penting dalam sektor elektronik dan otomotif, terutama karena kemampuannya untuk mengurangi emisi gas buang.
"Namun penggunaannya menurun dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena meningkatnya produksi kendaraan dengan mengandalkan platinum serta meningkatnya pangsa pasar kendaraan listrik," ucap Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id.
Terlepas dari kekhawatiran pertumbuhan dari China, Dewan Investasi Platinum Dunia telah merevisi perkiraan defisitnya untuk tahun 2023, mengantisipasi kenaikan 77% menjadi 983 koz.
Revisi ini didorong oleh proyeksi pertumbuhan permintaan sebesar 28% dan penurunan pasokan sebesar 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan industri diperkirakan akan mencapai tingkat rekor, meningkat sebesar 17% .
Selanjutnya, perak melonjak menuju US$ 24,7 per ons troi pada bulan Juli 2023, tertinggi dalam dua bulan, di tengah melemahnya dolar. Kekhawatiran akan pasokan yang rendah dan permintaan industri yang lebih kuat juga mendorong kenaikan harganya.
Upaya untuk mengekang emisi karbon memperbesar efek dari teknologi panel surya yang berkembang yang membutuhkan konduksi lebih tinggi untuk mendukung peningkatan tajam dalam prakiraan permintaan perak.
Perusahaan panel surya diharapkan menghasilkan 14% dari konsumsi perak global, dibandingkan dengan 5% pada tahun 2014 dan mendorong peningkatan konsumsi yang diharapkan sebesar 4% tahun ini.
Baca Juga: Harga Emas Naik 1,57% Sepekan Saat Inflasi AS Melandai
Angka tersebut dibandingkan dengan kenaikan output 2% yang lebih lambat menandai kekhawatiran defisit baru dan mendorong perak mengungguli emas sejak awal bulan. Harga perak juga didukung oleh data inflasi yang lemah di AS, memangkas ekspektasi hawkish untuk The Fed.
Emas naik ke level tertinggi 4 minggu di US$ 1.963 per ons troi karena bukti terbaru dari inflasi yang lebih lemah menambah harapan bahwa siklus pengetatan The Fed akan berakhir bulan ini.
"Pasar keuangan saat ini mengharapkan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga sebesar 25bps dalam pertemuan mendatang dan mempertahankannya tidak berubah untuk sisa tahun ini, sebelum berputar ke arah sikap yang lebih dovish pada kuartal pertama 2024," tutur Sutopo.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, harga emas naik di bulan Juli 2023 seiring dengan ekspektasi inflasi AS yang berlanjut turun. Selain itu, ada pernyataan dari pejabat The Fed negara bagian bahwa tahun ini merupakan akhir dari kenaikan suku bunga The Fed.
Hal ini menjadi acuan investor bahwa kenaikan suku bunga yang agresif akan segera berakhir. Lalu, tahun 2024 akan menjadi momen penurunan suku bunga acuan. Ekspektasi ini membuat harga emas kembali lagi mengalami kenaikan.
Namun, Ibrahim melihat menaikan harga emas dan logam mulia lainnya hanya sementara karena mendapat dukungan dari pelemahan dolar AS. Pasalnya, bank sentral Inggris dan bank sentral Eropa masih berpotensi menaikkan suku bunganya secara agresif akibat inflasi yang belum terkendali.
Baca Juga: Harga Komoditas Logam Mulia Kompak Menguat
Oleh sebab ktu, ia melihat, sulit bagi harga emas untuk mendekati level US$ 1.990 per ons troi. "Momentum pelemahan dolar hanya akan sampai di minggu ini. Minggu depan kembali menguat," ucap Ibrahim.
Kenaikan harga emas ini dimanfaatkan oleh para spekulan untuk mengambil posisi beli. Harga saat ini sudah relatif tinggi. Ibrahim menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu sambil menunggu momen koreksi.
Ibrahim memprediksi, koreksi harga emas akan mencapai US$ 1.900 per on troi dan perak US$ 17,2 per ons troi. Namun, di kuartal keempat tahun ini, harga emas akan naik kembali ke US$ 2.000 per ons troi dan perak menuju US$ 20 per ons troi.
Sutopo memperkirakan, emas akan diperdagangkan pada US$ 1.950 per ons troi ke depan, mengingat inflasi yang turun telah menghilangkan daya tariknya.
Perak diperkirakan diperdagangkan pada US$ 25 ons troi karena permintaan industri untuk panel surya semakin meningkat.
Platinum diperkirakan diperdagangkan pada US$ 950 per ons troi karena peralihan penggunaan kendaran telah meningkatkan permintaannya.
Paladium diperkirakan diperdagangkan pada US$ 1.200 dan bisa melemah karena subtitusi ke mobil listrik telah mengurangi permintaan terhadap logam ini.
Menurut Sutopo, harga perak kemungkinan akan lebih baik karena penggunaan logam ini didukung perkembangan teknologi digital.
Paladium mungkin tidak terlalu menarik perhatian, sedangkan platinum masih lebih baik. Sementara emas yang tidak memberikan imbal hasil kemungkinan akan cenderung mendatar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News