kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Produk Alkes AS Berpotensi Kuasai Pasar RI, Begini Dampak Terhadap Emiten Kesehatan


Minggu, 27 Juli 2025 / 17:52 WIB
Produk Alkes AS Berpotensi Kuasai Pasar RI, Begini Dampak Terhadap Emiten Kesehatan
ILUSTRASI. Produk alat kesehatan (alkes) asal Amerika Serikat (AS) siap menyerbu pasar alkes Tanah Air sebagai bagian dari kesepakatan tarif dagang. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/21/07/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk alat kesehatan (alkes) asal Amerika Serikat (AS) siap menyerbu pasar alkes Tanah Air sebagai buah dari kesepakatan tarif dagang antara AS dengan Indonesia. 

Melansir laman Gedung Putih, Selasa (22/7), AS akan menurunkan tarif untuk produk Indonesia menjadi hanya 19% dari total barang, sesuai kebijakan yang ditetapkan pada April 2025. 

Sebaliknya, Indonesia akan menghapus sekitar 99% bea masuk terhadap berbagai produk industri dan hasil pertanian dari AS, seperti daging, buah, kedelai, barang industri seperti baja dan kimia, dan alkes.

Terhadap produk alkes AS, kesepakatan itu menyebut Indonesia bakal membebaskan pelabelan dan sertifikasi produk alkes AS ketika memasuki pasar Tanah Air.

Baca Juga: Tengok Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (28/7)

“Menerima sertifikat dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan izin edar awal untuk alat medis dan produk farmasi; menghapus beberapa kewajiban pelabelan; membebaskan ekspor kosmetik, alat kesehatan, dan produk manufaktur lainnya dari sejumlah persyaratan tertentu,” tulis pernyataan tersebut.

Junior Equity Analyst Pilarmas Sekuritas Arinda Izzaty menilai, kesepakatan itu berpotensi menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi distributor alkes lokal, seperti persaingan harga dan kualitas.

Produk AS kata dia bisa masuk dengan lebih cepat dan murah karena minim hambatan administratif sehingga membuat produk lokal sulit bersaing dari segi harga dan kualitas.

“Emiten yang sebelumnya menjual atau memproduksi alkes melalui kemitraan manufaktur lokal bisa terdampak karena rumah sakit dan klinik cenderung beralih ke produk impor AS,” ujar Arinda kepada Kontan, Jumat (25/7).

Dampak lainnya menurut Arinda, margin keuntungan emiten terkait juga berpotensi terkikis sebab untuk memenangkan persaingan, distributor lokal terpaksa menurunkan harga atau meningkatkan biaya pemasaran dan adaptasi teknologi.

Efek dominonya, emiten bisa saja mengurangi belanja modal dan tenaga kerja, sehingga memicu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Analis Edvisor Profina Visindo Indy Naila juga menambahkan, kesepakatan itu bisa menekan margin keuntungan karena harga produk yang berpotensi dipangkas dan pangsa pasar yang bakal menyempit.

Untuk mengantisipasi dampak negatif itu, emiten terkait menurut Indy bisa mempertimbangkan kerja sama dengan AS untuk mendiversifikasi pendapatan. “Atau, inovasi lagi untuk produk lokal walaupun akan bergantung juga dengan kas sehingga harus ada strategi ekspansi,” saran Indy.

Arinda juga sepakat dengan usulan itu. Jika dikelola dengan cerdas, kerja sama dengan jenama AS menurutnya justru bisa jadi peluang menjadi distributor resmi.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bergerak Sideways dan Rawan Koreksi, Senin (28/7)

Selain itu, emiten juga kata Arinda bisa mengembangkan produk baru yang lebih spesifik untuk kebutuhan pasar lokal, misalnya penyediaan alkes untuk daerah terpencil atau yang hemat energi. Bisa juga dengan meningkatkan standar kualitas agar bisa menembus pasar ekspor, tidak hanya mengandalkan pasar domestik. 

Kendati demikian, Arinda masih melihat kebutuhan akan alkes akan tetap tumbuh. “Secara makro, tren aging population, digitalisasi rumah sakit, dan BPJS tetap mendukung permintaan alkes dalam jangka panjang,” ujarnya.

Namun untuk memperkuatnya, pemerintah kata dia perlu mengeluarkan stimulus atau penguatan regulasi terkait.

Dalam waktu dekat Indy menyarankan, investor bisa mencermati saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dengan target harga Rp 1.695 per saham. 

Selanjutnya: Trump dan UE di Ambang Kesepakatan Dagang Bersejarah, Tarif 15% Jadi Solusi Tengah

Menarik Dibaca: Makna Lagu Terbuang Dalam Waktu dari Barasuara, Soundtrack Film Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×