kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Kinerja Emiten Batubara Terancam Menyusut, Simak Rekomendasi Sahamnya Senin (28/7)


Minggu, 27 Juli 2025 / 18:36 WIB
Kinerja Emiten Batubara Terancam Menyusut, Simak Rekomendasi Sahamnya Senin (28/7)
ILUSTRASI. Laba bersih emiten batubara pada kuartal II-2025 diperkirakan turun 4%--50% quarter on quarter (QoQ). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/09/06/2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko perlambatan kinerja emiten produsen batubara meningkat. Hal ini seiring tren harga batubara yang masih melemah dan lesunya permintaan di pasar ekspor.

Analis Indo Premier Sekuritas Reggie Parengkuan dan Ryan Winipta menyampaikan, laba bersih emiten batubara pada kuartal II-2025 diperkirakan turun 4%--50% quarter on quarter (QoQ). Proyeksi ini sebenarnya di bawah estimasi konsensus yang mana laba bersih emiten di sektor tersebut berpotensi turun 20%--45% sepanjang 2025. 

Potensi penurunan kinerja emiten didorong oleh harga batubara yang melemah. Berdasarkan data Trading Economics, harga batubara di pasar global terkoreksi 9,18% year to date (YtD) ke level US$ 113,75 per ton pada Jumat (25/7). Walau begitu, dalam sebulan terakhir harga komoditas ini melambung 7,16%.

Indo Premier Sekuritas menilai, pemulihan penjualan batubara terlihat terbatas sepanjang kuartal II-2025 karena curah hujan yang tinggi pada bulan April dan Mei, serta risiko tambahan dari penerapan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk ekspor.

Baca Juga: Tengok Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (28/7)

"Namun, kami menilai penurunan kinerja ini telah diantisipasi pasar seiring dengan potensi penurunan harga batubara yang mulai terbatas dan kami perkirakan akan ada katalis positif dari sisi makro dan industri," tulis Reggie dan Ryan dalam riset, 18 Juli 2025.

Sejauh ini, belum ada emiten batubara berkapitalisasi besar yang merilis laporan keuangan semester I-2025. Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Yulius Kurniawan Gozali menyadari, fluktuasi harga batubara merupakan bagian dari dinamika industri tersebut. Meski ada tekanan di pasar global, ITMG tetap melihat peluang untuk menjaga kinerja positif hingga akhir 2025.

Pihak ITMG akan terus fokus pada efisiensi biaya, peninjauan belanja modal, dan optimalisasi operasional guna mengantisipasi tantangan pelemahan harga batubara. Sampai saat ini pun ITMG tidak melakukan penyesuaian target produksi dan penjualan batubara pada 2025.

"Kami akan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan pasar ke depan," ujar Yulius, Jumat (25/7).

Dalam catatan KONTAN, ITMG mengejar volume produksi sebesar 20,8 juta ton--21,9 juta ton dan membidik volume penjualan batubara sebanyak 26,3 juta ton--27,4 juta ton pada tahun ini.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Niko Chandra percaya diri bahwa PTBA tetap bisa meraih peningkatan kinerja. Hal tersebut mempertimbangkan tren historis kenaikan konsumsi batubara pada musim dingin serta indikasi awal pemulihan harga batubara akhir-akhir ini, meski harganya masih di bawah rata-rata semester I-2025.

"Kami terus mengkaji strategi yang optimal untuk menjaga daya saing dan profitabilitas perusahaan, baik melalui efisiensi biaya maupun penguatan pasar domestik," imbuh dia, Jumat (25/7).

Baca Juga: IHSG Diprediksi Bergerak Sideways dan Rawan Koreksi, Senin (28/7)

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila mengatakan, risiko perlambatan kinerja emiten batubara masih bisa terjadi pada semester II-2025, tergantung dari kondisi permintaan di pasar global yang mana China dan India kini sedang mengurangi impor komoditas tersebut, termasuk dari Indonesia.

Dari sisi investasi, para investor tentu akan mencermati perkembangan kinerja emiten-emiten batubara, meski sejatinya saham-saham di sektor ini tetap punya daya tarik tersendiri.

"Saham di sektor energi atau tambang menawarkan dividen yang menarik dan sekarang berada dalam valuasi murah," tutur dia, Sabtu (26/7).

Dari sekian emiten batubara, Indy menyarankan investor untuk mencermati saham ITMG yang harganya ditargetkan menyentuh level Rp 25.700 per saham secara jangka panjang.

Di lain pihak, Reggie dan Ryan menyematkan peringkat overweight untuk sektor batubara dan menjagokan PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Hal ini dengan mempertimbangkan valuasi saham yang menarik, margin yang kuat, potensi imbal hasil atraktif, hingga sentimen program pembelian kembali (buyback) saham. Saham AADI direkomendasikan beli dengan target harga Rp 10.000 per saham.

Selanjutnya: Restrukturisasi Garuda Masuk Prioritas Danantara, DPR Minta Reformasi Menyeluruh

Menarik Dibaca: Makna Lagu Terbuang Dalam Waktu dari Barasuara, Soundtrack Film Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×