Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas sempat mencetak rekor tertinggi atau all time high (ATH) pada Senin (11/3) lalu.
Menurut data Bloomberg, harga emas terus menguat hingga mencapai rekor tertinggi baru di level US$ 2.188 per ons troi, Senin (11/3). Meskipun hari Kamis ini, hingga pukul 19.20 WIB harga emas terkoreksi sebanyak 0,39% menjadi US$ 2.165 per ons troi.
Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga naik pada hari ini, Kamis (14/3). Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.203.000.
Harga emas Antam tersebut naik Rp 3.000 dari harga yang dicetak pada Rabu (13/3) yang berada di level Rp 1.200.000 per gram.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Kamis (14/3/2024) Kompak Turun
Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, emas merupakan komoditas yang menjadi kontributor terbesar penjualan ANTAM, seperti yang tercermin pada capaian kinerja periode Januari – September 2023 di mana emas menyumbang 62% terhadap total penjualan perusahaan.
"Melihat kondisi tersebut dan tren kenaikan harga emas saat ini perusahaan meyakini pada tahun 2024 emas akan menjadi komoditas yang memberikan kontribusi signifikan pada kinerja perusahaan secara keseluruhan," kata Syarif kepada Kontan.co.id, Jumat (8/2).
Hal ini juga didukung dengan konsistensi ANTM dalam peningkatan nilai tambah produk emas logam mulia melalui berbagai inovasi dan penguatan pasar terutama di dalam negeri yang menjadi pasar utama produk emas logam mulia ANTAM.
Pada tahun 2024, ANTAM menargetkan optimalisasi kinerja untuk penjualan emas diharapkan akan mencapai 37,35 ton, naik 43% dari capaian penjualan unaudited emas tahun 2023 sebesar 26,13 ton.
"Di tahun ini, ANTAM kembali memfokuskan pasar domestik sebagai target market produk logam mulia perusahaan," tuturnya.
Baca Juga: Harga Mengkilau, Bumi Resources Minerals (BRMS) Pacu Produksi Emas Tahun Ini
Director & Chief Investor Relations Officer Bumi Resources Minerals (BRMS) Herwin W. Hidayat mengatakan, kenaikan harga emas akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
"Kenaikan harga jual emas akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan juga laba bersih perusahaan," kata Herwin kepada Kontan.co.id, Kamis (7/3).
Pihaknya mengatakan produksi emas BRMS terus mengalami kenaikan sejak tahun 2020. Di tahun 2022 produksi emas BRMS di level 5.400 per ons troi. Di tahun 2023 naik menjadi di atas 20.000 per ons troi. Dan di tahun 2024, BRMS menargetkan harga emas bisa mencapai di atas 35.000 ons troi.
Untuk mencapai target tersebut, BRMS lakukan sejumlah strategi, di antaranya mengoptimalkan produksi emas dari pabrik emas kedua di Palu, menyelesaikan konstruksi pabrik emas ketiga di Palu agar bisa memulai beroperasi di pertengahan tahun ini.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat kenaikan harga emas disebabkan oleh pelemahan dolar indeks dan imbal hasil treasury menurun karena melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti factory orders yang turun 3,6% MoM di Januari 2024.
"Kemudian ada faktor lainnya dimana para investor memiliki ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve AS akan melakukan penurunan suku bunga di semester II-2024," kata Khaer kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).
Selain itu juga karena emas merupakan komoditas aset lindung nilai, yang artinya ketidak pastian pemilu AS di tahun ini, peningkatan tensi geopolitik global, seperti di Eropa Timur dan Timur Tengah juga turut mendorong penguatan komoditas ini.
Baca Juga: ANTM Incar Kenaikan Penjualan dan Produksi, Prospek Sahamnya Masih Menarik
Hal ini kemudian berdampak positif pada emiten emiten produsen emas dalam negeri seperti saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) yang menanjak 4,68% pada 5 hari perdagangan terakhir, selain itu PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di pekan lalu juga berhasil ditutup menguat 3,95%, begitu juga dengan emiten emas lainya.
"Kami sendiri masih melihat bahwa di semester I-2024 komoditas emas masih memiliki potensi penguatan yang cukup tinggi di mana didorong oleh sentimen geopolitik yang masih tinggi serta, kebijakan suku bunga AS," kata Khaer.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan kenaikan ini merupakan sikap dovish dari The Fed agar memberikan keleluasaan bagi komoditas lainnya.
"Komoditas lainnya juga ikut terapresiasi, seperti crypto pun terapresiasi. Emas ini juga merupakan instrumen yang bersifat safe heaven dan ketidakpastian global masih berlangsung," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Rabu (6/3/2024) Kompak Naik
Adapun permintaan yang masih tetap kuat diharapkan bisa menjadi sentimen positif terhadap peningkatan kinerja emiten-emiten produsen emas.
Nafan merekomendasikan maintain buy atau hold pada saham ANTM dengan target harga Rp 1.650 per saham, lalu akumulasi pada saham UNTR dengan target harga Rp 27.000 per saham, hold pada saham HRTA dengan target harga Rp 400 per saham.
Kemudian hold saham MDKA dengan target harga Rp 2.490 per saham, hold pada saham PSAB dengan target harga Rp 210 per saham, dan add pada saham BRMS dengan target harga Rp 180 per saham.
Sementara Khaer merekomendasikan buy pada saham ANTM dengan target harga Rp 1.970 per saham dan trading buy pada saham MDKA dengan target jarga Rp 2.880 per saham, dan HOLD pada saham UNTR dengan target harga Rp 26.800 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News