Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah yang terus meroket seiring memanasnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) bakal dimanfaatkan oleh emiten yang berada di sektor minyak dan gas. Tetapi tak serta merta hal tersebut langsung berpengaruh pada kinerja perusahaan.
Head of Corporate Communication PT Elnusa Tbk (ELSA) Wahyu Irfan mengatakan, meski kenaikan harga minyak dunia tidak serta merta berimbas pada harga jasa migas perusahaan, namun kenaikan harga minyak mempengaruhi gairah eksplorasi maupun produksi bagi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
“Sehingga geliat permintaan jasa migasnya tentunya akan sangat berpengaruh,” kata dia pada Kontan.co.di, Senin (6/1).
Baca Juga: Harga minyak naik, begini rekomendasi saham emiten migas
Sayangnya dia belum dapat menyebutkan target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih untuk tahun ini. Yang jelas, pendapatan ELSA pada tahun ini akan lebih baik ketimbang 2019.
Adapun strategi ELSA pada tahun ini yakni terus menggenjot segmen jasa distribusi dan logistik energi, serta meningkatkan jasa hulu migas, terutama survei seismik dan Engineering, Procurement, Construction (EPC) dan Operation and Maintenance (OM).
Dalam segmen jasa hulu migas, ELSA akan mengoptimalkan lini bisnis jasa survei seismik, terutama seismik laut. Hal ini juga ditopang dengan upaya-upaya penjajakan seismik multiklien serta overseas.
“Kami juga terus melakukan upaya peningkatan kinerja tetap dengan menggenjot unit EPC-OM dan melakukan berbagai aliansi strategis untuk memperkuat kompetensi dan memperbesar raihan kontrak,” tambahnya.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) Menyiapkan Strategi untuk Mendongkrak Kinerja Tahun Depan,
Sementara untuk kegiatan usaha segmen distribusi dan logistik energi, ia mengungkapkan ELSA telah memperkuat segmen ini dengan dengan mengakuisisi beberapa depo maupun menambah jumlah mobil tangki BBM. Yang mana kegiatan akuisisi ini sudah dilaksanakan dari awal 2019 silam.
Tak hanya memberikan jasa, Wahyu bilang, melalui akuisisi tersebut Elnusa mulai menjajaki peluang-peluang baru dalam pengelolaan depo berbasis aset. Penjajakan serta penambahan armada mobil tangki ini diharapkan dapat lebih mendongkrak kinerja ELSA ke depannya.
Terakhir, untuk segmen jasa penunjang, ELSA akan meningkatkan lini bisnis jasa fabrikasi maupun telekomunikasi. Sejauh ini, Elnusa telah melakukan fabrikasi peralatan operasional migas seperti hydraulic workover unit, maupun memanfaatkan internet of things dalam beberapa jasanya. Ke depan, sambungnya, peningkatan kinerja segmen ini akan terus diperkuat.
Guna mengembangkan bisnisnya tersebut, ia menambahkan ELSA telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun untuk 2020 atau kurang lebih sama dengan capex pada tahun lalu. Sumber belanja modal ELSA diperoleh dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
Sedangkan, emiten lainnya yaitu PT Energi Mega Persada (ENGR) pun terus berupaya memacu kinerja operasionalnya. Dalam catatan Kontan, ENGR memiliki beberapa rencana pengembangan di aset migas. Salah satunya mengembangkan aset Malacca Strait yang mana perusahaan sedang mempersiapkan pengeboran di empat sumur.
Pada blok migas Malacca Strait, Riau, saat ini produksi rata-rata harian pada mencapai 2.095 barel minyak per hari, serta 3.69 juta kaki kubik gas per hari.
Baca Juga: Harga minyak mendidih seiring kondisi Timur Tengah yang memanas
Selain itu, ENRG berencana mengembangkan blok migas lainnya yang masih berada di Sumatra, yakni blok Tonga PSC yang berada di Sumatra Utara. Pada kuartal III 2019, produksi rata-rata harian yang dihasilkan oleh blok Tonga PSC sebanyak 221 barel minyak per hari.
Guna meningkatkan kapasitas, saat ini ENRG berencana melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi di lapangan Tonga Barat Daya dan Tenggara dengan target pada semester awal tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News