kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Emiten Gencar Tarik Pinjaman Jumbo dari Bank, Cek Prospeknya


Minggu, 20 April 2025 / 19:21 WIB
Emiten Gencar Tarik Pinjaman Jumbo dari Bank, Cek Prospeknya
ILUSTRASI. Sejumlah emiten terlihat aktif mengamankan pendanaan dari sektor perbankan. Mayoritas dana digunakan untuk mendukung ekspans.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/15/04/2025


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah emiten terlihat aktif mengamankan pendanaan dari sektor perbankan. Mayoritas dana yang diperoleh digunakan untuk mendukung ekspansi dan operasional bisnis.

Salah satu yang terbaru adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang mengungkapkan bahwa dua entitas anak usahanya telah memperoleh fasilitas pinjaman dari bank senilai US$ 139,5 juta. 

Corporate Secretary BREN, Merly, menjelaskan bahwa tambahan dana tersebut akan berdampak positif terhadap likuiditas keuangan kedua anak usaha, sekaligus mendukung kelancaran kegiatan operasional.

"Pinjaman ini untuk membiayai perluasan kapasitas Proyek Wayang Windu melalui retrofit unit panas bumi Unit 1 dan 2 yang sudah ada dengan tambahan 18,4 megawatt (MW), serta pembangunan unit panas bumi Unit 3 yang baru dengan tambahan 30 MW," kata Merly dalam keterbukaan informasi, Rabu (16/4).

Baca Juga: Siloam (SILO) Teken Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi Rp 14,5 Triliun

Selain BREN, sejumlah emiten lainnya juga tercatat mengakses pembiayaan jumbo dari bank, antara lain, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) yang memperoleh pendanaan melalui pinjaman sindikasi sebesar Rp 14,5 triliun. PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) meraih fasilitas kredit modal kerja senilai Rp 40 miliar. 

Kemudian, PT Buana Finance Tbk (BBLD) meraih pinjaman sebesar Rp 900 miliar dan PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) yang mendapatkan penambahan fasilitas kredit sebesar Rp 238 miliar.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Dimas Krisna Ramadhani mengatakan di tengah tren market yang cenderung tertekan saat ini, emiten akan lebih realistis untuk mencari sumber pendanaan dari perbankan. Apalagi jika emiten tersebut sudah memiliki rekam jejak yang baik di dalam catatan perbankan yang menjadi kreditur.

Ia menambahkan bahwa prospek kinerja emiten ke depan sangat ditentukan oleh penggunaan dana pinjaman tersebut. Apabila pinjaman dilakukan untuk melakukan inovasi atau membuka lini bisnis baru yang bisa menjadi sumber pendapatan baru yang berkontribusi signifikan terhadap pendapatan emiten, maka hal itu akan mendorong kinerja emiten.

Namun, Dimas mengingatkan bahwa potensi imbal hasil dari saham emiten yang baru saja memperoleh pinjaman kemungkinan baru akan terlihat saat kondisi pasar mulai membaik.

"Sebab dalam jangka pendek atau saat ini, sentimen yang terjadi di global yang lebih berpengaruh terhadap pergerakan market," kata Dimas kepada Kontan, Kamis (18/4) lalu.

Baca Juga: Chandra Asri Raih Fasilitas PInjaman Rp 2 Triliun dari Bank Danamon

Untuk saat ini, Dimas menyarankan investor mengalokasikan dana ke instrumen berisiko rendah seperti reksadana pasar uang (RDPU).

Sementara itu, Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, menilai bahwa pemberian fasilitas pinjaman oleh bank menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan finansial emiten.

Nafan juga menyebut bahwa dari sisi perusahaan, aksi ini merupakan bentuk komitmen dalam menjalankan strategi bisnis secara optimal untuk mendukung pertumbuhan kinerja fundamental.

"Kalau dari perspektif emiten, ini bentuk komitmen perusahaan dalam menjalankan strategi bisnis secara efektif agar menghasilkan kinerja fundamental yang progresif ke depannya," ujar Nafan kepada Kontan, Minggu (20/4).

Ia menambahkan bahwa keputusan emiten untuk mencari pembiayaan bank belakangan ini juga dipengaruhi oleh kondisi pasar modal yang sempat bergejolak, khususnya pada kuartal I-2025.

Adapun Nafan merekomendasikan untuk akumulasi beli saham BREN di target harga Rp 7.150 per saham.

Selanjutnya: Peternak Ayam Teriak Rugi, Harga Jual Tak Tutupi Modal

Menarik Dibaca: Panduan Menata Keuangan Setelah Hari Raya Idul Fitri ala Bank Neo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×