CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.134   -80,18   -1,11%
  • KOMPAS100 1.092   -10,86   -0,98%
  • LQ45 871   -5,11   -0,58%
  • ISSI 215   -3,44   -1,58%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,51   -0,09%
  • IDX80 125   -1,24   -0,98%
  • IDXV30 135   -0,44   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,39   -0,26%

Diprediksi Lanjut Menguat, Begini Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Senin (6/5)


Minggu, 05 Mei 2024 / 17:40 WIB
Diprediksi Lanjut Menguat, Begini Proyeksi Rupiah pada Perdagangan Senin (6/5)
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat (1/3/2024). Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat, Intip Proyeksinya untuk Perdagangan Senin (6/5).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (3/5). Rupiah menguat di tengah pelemahan dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (3/5) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,63 ke Rp 16.083 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,04% ke 105,25.

Sedangkan di Jakarta, Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,66% ke Rp 16.094 per dolar AS.

Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah ke Rp 16.223 Per Dolar AS, Jumat (26/4) Pagi

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar memberikan ruang bernapas bagi mata uang regional, meskipun mata uang tersebut masih mengalami penurunan besar karena prospek suku bunga AS tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. 

Ibrahim menuturkan bahwa data nonfarm payrolls yang akan dirilis nantinya, diperkirakan akan menjadi faktor lebih lanjut dalam prospek suku bunga. Sinyal kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi lebih lama.

“Kemudian, bank sentral baru-baru ini memperingatkan bahwa hal ini kemungkinan akan tetap terjadi dalam jangka pendek, dengan inflasi yang tinggi juga memberi sedikit alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Namun, The Fed juga mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak berniat menaikkan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Jumat (3/5). 

Baca Juga: Hadapi Sejumlah Sentimen Memberatkan, Begini Strategi United Tractors (UNTR)

Dari dalam negeri, Ibrahim bilang, sentimen datang dari Bank Indonesia yang melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5% kurang lebih 1%. Inflasi IHK April 2024 tercatat sebesar 0,25% secara month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3% (yoy). 

Selain itu, dia menyebutkan bahwa Inflasi inti juga tetap terkendali, meskipun mengalami sedikit peningkatan. Data menunjukkan bahwa inflasi inti pada April 2024 mencapai 0,29% (mtm), dengan kontribusi utama dari komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir. 

Selaras dengan hal ini, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah melanjutkan tren penguatan pada akhir pekan akibat investor yang berekspektasi terjadi penurunan data Non-Farm Payroll. Penurunan data tersebut mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS mulai melonggar.

“Sehingga hal tersebut mendorong kemungkinan pemotongan suku bunga yang lebih cepat dari The Fed,”kata Joshua kepada Kontan.co.id, Sabtu (4/5). 

Untuk pekan lalu, Josua juga melihat pergerakan rupiah diwarnai dari sentimen suku bunga. Penguatan rupiah sepanjang pekan lalu pun akibat sentimen FOMC serta ekspektasi melonggarnya pasar tenaga kerja AS.

Baca Juga: Rupiah Menguat di Pekan Ini, Berkat Data Perdagangan yang Solid dan Intervensi BI

Sementara untuk pekan ini, Josua memprediksi pergerakan rupiah akan cenderung bergerak dinamis, sejalan dengan rilis data ketenagakerjaan AS serta data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal 1 2024. 

“Kami perkirakan data-data tersebut akan mendukung sentimen risk-on berlanjut dan berpotensi mendorong apresiasi nilai tukar hingga di bawah 16.000 pada pekan ini,” ungkapnya. 

Josua pun memperkirakan, pada perdagangan Senin (6/5), rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.950 - Rp 16.100 per dolar AS. Sedangkan Ibrahim, memproyeksi untuk perdagangan esok hari, (6/5) rupiah akan lanjut menguat di rentang Rp 16.030-Rp 16.120 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×