Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masih berkutat menyelesaikan utang-utangnya. Sejak tahun 2014, proses restrukturisasi utang ini belum juga rampung.
Saat ini, BTEL tengah fokus mendistribusikan obligasi wajib konversi (OWK) kepada para krediturnya. Sebab, belum semua kreditur yang berada di bawah Bakrie Telecom Pte Ltd, selaku penerbit obligasi yang berbasis di Singapura, menerima OWK. "Kami utang kepada BTEL Pte Ltd yang ada di Singapura dan di belakang dia ada banyak kreditur lainnya," ujar Andi Pravidia Saliman, Direktur Keuangan BTEL, setelah paparan publik isidentil, Jumat (6/7).
Proses itu antara lain adalah exchange offer untuk menawarkan pertukaran wesel senior yang saat ini dimiliki kreditur dengan wesel baru. Wesel baru ini terdiri atas OWK dan porsi tunai.
Menurut hasil sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), porsi OWK yang dapat dikonversi dalam bentuk saham BTEL sebesar 70% dari total utang. Sisanya, merupakan porsi tunai yang dibayar secara cicilan. Penawaran ini hanya berlaku bagi kreditur yang meminjamkan uang kepada BTEL di atas Rp 3 miliar.
Total utang BTEL yang akan direstrukturisasi sebesar Rp 11,8 triliun. Utang ini berasal dari 580 kreditur dalam dan luar negeri.
Aditya Irawan, Chief Financial Officer BTEL menyebut, nilai utang ini bisa bertambah gemuk lantaran kurs rupiah masih bergejolak. "Porsi utang dalam bentuk dollar dalam bentuk wesel senior sebesar US$ 380 juta atau setara Rp 5 triliun," kata dia.
Sedangkan, dari 50 kreditur yang menerima OWK baru satu kreditur yang mengkonversi ke dalam saham BTEL, Huawei Tech Investment.
Huawei mengkonversi obligasi senilai Rp 1,23 triliun menjadi 6,189 miliar saham. Dengan begitu, Huawei menjadi pemegang 16,8% saham BTEL.
Jadi, sisa utang BTEL yang belum terkonversi menjadi saham senilai Rp 6,4 triliun. Jika semua kreditur sudah memegang OWK, mereka dapat melakukan konversi ke dalam saham BTEL. Saat ini, para kreditur yang sudah memegang OWK belum berkomitmen mengkonversinya ke saham.
Aditya mengklaim salah satu krediturnya, Blackberry akan mengkonversi utang dalam bentuk saham BTEL dalam waktu dekat. Manajemen perusahaan berharap hasil restrukrisasi ini bisa kelar maksimal pada kuartal I-2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News