Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berharap bisa segera membangun pabrik Smelter Grade Alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek yang digarap bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) itu sedang berada dalam proses evaluasi ulang terhadap nilai belanja modal untuk pabrik.
Dalam proyek ini, ANTM dan Inalum sudah resmi menggandeng perusahaan aluminium asal Tiongkok, Aluminium Corporation of China Limited atau Chinalco. Penandatanganan nota kesepahaman itu sudah dilakukan pada Desember 2015 lalu. Chinalco dipilih karena merupakan industri aluminium terintegrasi dan merupakan perusahaan terbesar di China dan terbesar kedua di dunia.
Nilai investasi proyek tersebut sebelumnya diestimasi sebesar US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,8 miliar. "Namun, saat ini nilai itu akan dihitung lagi. Soal bagaimana pendanaannya termasuk financial closing, diharapkan sudah bisa selesai pada Kuartal I ini," ujar Tri Hartono, Sekretaris Perusahaan ANTM kepada KONTAN, Kamis (14/1).
Pembangunan SGA Mempawah akan meningkatkan nilai cadangan bauksit ANTM yang besar melalui hilirisasi. Pabrik ini rencananya memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton smelter grade alumina (SGA) per tahun.
Kapasitas ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, yakni 1,6 juta ton per tahun. "Proses ground breaking diharapkan sudah dimulai di awal Kuartal II, dan bisa beroperasi pada tahun 2019," imbuh Tri.
Untuk tahap I, Perseroan akan membangun SGAR dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dengan kebutuhan bijih bauksit 6 juta wmt per tahun. Tri mengatakan, untuk pendanaan, ANTM akan mencari pinjaman eksternal dari perbankan. Namun, nantinya Chinalco juga akan mendanai proyek tersebut.
"Saat ini, direksi ANTM dan Inalum tengah melakukan site visit ke Chinalco," katanya. Menurutnya, ruang untuk pendanaan eksternal bagi ANTM masih cukup lebar.
Tahun ini, perusahaan pelat merah itu menyiapkan belanja modal sekitar Rp 2 triliun. Selain proyek SGA, dana belanja modal akan digunakan untuk proyek Anode Slime, dan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH).
Nilai investasi pabrik Anode Slime berkisar US$ 43 juta. Tedy Badrujaman, Direktur Utama ANTM belum lama ini mengatakan, perseroan juga akan mencari pinjaman bank untuk proyek Anode Slime. Opsi lainnya, ANTM akan menggunakan dana sisa rights issue senilai Rp 1,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News