kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Terancam Serbuan Produk Alkes AS, Kalbe Farma Fokus Bangun Kapabilitas Produksi Lokal


Minggu, 27 Juli 2025 / 20:23 WIB
Terancam Serbuan Produk Alkes AS, Kalbe Farma Fokus Bangun Kapabilitas Produksi Lokal
ILUSTRASI. PT Kalbe Farma Tbk (melalui anak usahanya PT Forsta Kalmedic Global) dan GE HealthCare resmi meluncurkan fasilitas produksi CT Scan pertama di Indonesia pada Senin (2/6).


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produk alat kesehatan (alkes) asal Amerika Serikat (AS) siap menyerbu pasar alkes Tanah Air sebagai buah dari kesepakatan tarif dagang antara AS dengan Indonesia. 

Melansir laman Gedung Putih, Selasa (22/7/2025), salah satu dari kesepakatan itu menyebut Indonesia bakal membebaskan pelabelan dan sertifikasi produk alkes AS ketika memasuki pasar Tanah Air.

“Menerima sertifikat dari FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan izin edar awal untuk alat medis dan produk farmasi; menghapus beberapa kewajiban pelabelan; membebaskan ekspor kosmetik, alat kesehatan, dan produk manufaktur lainnya dari sejumlah persyaratan tertentu,” tulis pernyataan tersebut.

Terkait hal ini, Head of Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Hari Nugroho mengatakan, KLBF akan tetap fokus untuk membangun kapabilitas produksi lokal melalui kolaborasi dengan perusahaan multinasional.

Kolaborasi ini dilakukan dengan transfer teknologi bersama GE Healthcare, anak perusahaan General Electric (GE) yang bergerak di bidang teknologi dan layanan kesehatan.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Optimistis Bisnisnya tak akan Terganggu Ancaman Tarif Trump

Kerja sama ini meliputi pembangunan pabrik CT-Scan pertama di Indonesia dengan target produksi sebanyak 306 unit hingga tahun 2027.

“Hal ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas yang mampu bersaing dengan alkes impor yang sudah eksisting saat ini,” ujar Hari kepada Kontan, Jumat (25/7).

Ketersediaan alkes produksi lokal tersebut kata dia bakal tetap melayani kebutuhan dalam negeri, baik konsumen swasta maupun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Mengutip laporan keuangan kuartal I 2025, Rabu (30/4), KLBF telah mencetak laba bersih Rp 1,11 triliun, naik 12,5% secara tahunan (YoY) dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 987,57 miliar.

Penjualan bersih KLBF yang mencakup obat resep, produk kesehatan, nutrisi, distribusi dan logistiknya juga tercatat Rp 8,84 triliun, tumbuh 5,8% YoY dari Rp 8,36 triliun.

Adapun penjualan produk kesehatan secara domestik KLBF di periode tersebut meningkat 6,06% YoY mencapai Rp 1,15 triliun dari Rp 1,08 triliun. Sementara, ekspor produk kesehatannya melesat 29,19% YoY dari sebelumnya Rp 162,31 miliar menjadi Rp 209,68 miliar.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Genjot Ekspansi Regional Lewat Produk Specialty

Dari segmen distribusi dan logistik secara domestik, KLBF membukukan pertumbuhan 3,20% YoY sebesar Rp 2,86 triliun dari sebesar Rp 2,77 triliun di kuartal I 2024. Sedangkan, distribusi dan logistik ekspornya meroket 761,30% YoY mencapai Rp 16,33 miliar dari posisi Rp 1,89 miliar di kuartal I tahun 2024.

Ke depan, Hari menegaskan, registrasi produk ke e-catalog akan tetap memperhitungkan syarat minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang telah ditetapkan pemerintah.

Info saja, e-catalog ini penting karena jadi jalur belanja utama rumah sakit pemerintah dan fasilitas BPJS. Bila TKDN-nya rendah, produk bisa ditolak masuk ke Tanah Air.

“Untuk pertumbuhan bisnis ke depan, Kalbe tetap mempertahankan outlook pertumbuhan penjualan dan laba bersih di kisaran 8-10%,” pungkas Hari.

Soal ini, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menilai, KLBF punya peluang bertahan di tengah ancaman tersebut, mengingat kerja samanya dengan GE Healthcare yang dinilainya strategis.

Selain itu, KLBF juga berfokus pada alat diagnostik besar yang punya margin keuntungan tebal dan masa pakai yang tahan lama.

“Dengan TKDN lebih dari 40%, KLBF layak masuk e-katalog dan bersaing dalam tender RS (rumah sakit) pemerintah,” imbuhnya.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Targetkan Bisnis Alat Kesehatan Tumbuh High Single Digit

Selanjutnya: Bank Mandiri Perkuat Prinsip ESG Lewat Aksi Nyata Penanganan Sampah Plastik

Menarik Dibaca: Makna Lagu Terbuang Dalam Waktu dari Barasuara, Soundtrack Film Sore

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×