kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

PTBA akan bangun PLTU US$ 840 juta buat ANTM


Jumat, 08 Januari 2016 / 17:50 WIB
PTBA akan bangun PLTU US$ 840 juta buat ANTM


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Halmahera Timur (P3FH) milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Milawarma, Direktur Utama PTBA mengatakan, untuk Tahap I, PTBA akan membangun PLTU dengan kapasitas 2x40 Mega Watt (MW). Namun, untuk jangka panjang, PTBA bisa membangun PLTU hingga 600 MW demi memasok listrik ke proyek smelter ANTM tersebut.

Ia mengatakan, untuk setiap 1 MW PLTU dibutuhkan dana investasi sekitar US$ 1,2 juta hingga US$ 1,4 juta. Sehingga, nilai maksimal PLTU tersebut bisa mencapai US$ 840 juta. PTBA akan memasok listrik untuk smelter feronikel ANTM yang dalam jangka panjang ditargetkan berkapasitas 40.000-50.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) per tahun.

Dengan batubara 4.000-5.000 kilo kalori per kilogram (Kcal/kg), proyek listrik ini diperkirakan membutuhkan pasokan batubara sekitar tiga juta ton. "Akhir tahun 2018 PLTU Tahap I sudah harus bisa menghasilkan listrik," ujar Milawarma, Jumat (8/1).

Direktur Utama ANTM Tedy Badrujaman mengatakan, untuk Tahap I, kapasitas pabrik feronikel Halmahera Timur sebesar 13.500-15.000 TNi per tahun. Kebutuhan dana untuk membangun pabrik Tahap I sudah didapat dari Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3,5 triliun.

"Dengan sinergi ini, kami tidak perlu memikirkan soal PLTU-nya lagi. Namun bisa fokus membangun pabriknya saja," ujarnya. Sebelumnya, ANTM membangun sendiri PLTU untuk kebutuhan pabrik-pabriknya.

Namun, Tedy dan Milawarma belum bisa mengungkapkan skema pendanaan untuk proyek tersebut lantaran masih dalam kajian. Kedua pihak bersama Kementerian BUMN masih membicarakan soal skema financing. Baik PTBA maupun ANTM tidak khawatir soal pendanaan. Pasalnya dengan sinergi BUMN, kedua belah pihak bisa mencari pinjaman dari bank-bank pelat merah.

Setelah mendapat dana PMN dari pemerintah, ANTM sudah bersiap menggarap perluasan proyek feronikel Halmahera Timur. Perseroan sudah menyiapkan lahan lebih dari 50 hektare untuk proyek tersebut. Jika proyek Tahap I sudah selesai, ANTM akan kembali mencari tambahan pendanaan untuk menyelesaikan tahap selanjutnya. Maklum total nilai investasi proyek feronikel Halmahera Timur bisa mencapai US$ 1,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×