Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup menguat dan mencetak rekor tertinggi dua hari berturut-turut pada Kamis (21/3), setelah Federal Reserve meyakinkan investor tentang prospek penurunan suku bunga tahun ini.
Sementara itu, saham-saham chip menguat setelah perkiraan optimistis dari Micron Technology.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 269,24 poin, atau 0,68% ke level 39.781,37, S&P 500 naik 16,91 poin, atau 0,32% ke level 5.241,53 dan Nasdaq Composite naik 32,43 poin, atau 0,20% ke level 16.401,84.
Sepuluh dari 11 sektor industri utama S&P 500 menguat, dimana sektor industri memimpin kenaikan, naik 1%.
Sektor jasa komunikasi menjadi sektor dengan penurunan terdalam yakni 0,2%, didorong penurunan saham Alphabet, yang turun 0,1%.
Baca Juga: Wall Street Mencapai Rekor Tertinggi Seiring Harapan Penurunan Suku Bunga
Sembilan dari 11 sektor industri utama S&P 500 menguat, dengan sektor industri memimpin kenaikan sebesar 1%. Sektor dengan penurunan terdalam adalah sektor utilitas, yang berakhir turun 0,2%, diikuti oleh penurunan 0,17% pada sektor jasa komunikasi.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,43 miliar saham dengan rata-rata 12,39 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Saham Micron Technology berakhir naik lebih dari 14% setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa menyusul laba kuartalan yang mengejutkan dan perkiraan pendapatan kuartal ketiga di atas perkiraan.
Indeks saham AS juga mencapai rekor penutupan pada hari Rabu setelah para gubernur bank sentral AS mempertahankan suku bunga dan mengindikasikan bahwa mereka masih memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2024.
“Hasil pendapatan menjadikan sektor semikonduktor sebagai pemimpin pasar tetapi secara lebih luas risiko berasal dari sikap dovish Fed pada hari Rabu,” kata Matthew Miskin, Co-Chief Investment Strategist di John Hancock Investment Management.
Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan kebijakan The Fed pada hari Rabu bahwa laporan inflasi belum benar-benar mengubah keseluruhan narasi, yaitu inflasi bergerak turun secara bertahap dengan jalan yang terkadang berfluktuasi hingga mencapai 2%.
Tetapi Matthew Miskin dari John Hancock mempertanyakan apakah The Fed terlalu optimistis terhadap inflasi dan penurunan suku bunga.
"Mereka membuka pintu untuk membiarkan risiko inflasi meresap kembali ke pasar. Memang belum terjadi, tapi ini adalah risiko yang mungkin terjadi pada akhir tahun ini, katanya.
Baca Juga: Wall Street Menguat, The Fed Perkuat Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Tahun Ini
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Kamis pagi menambah sentimen bullish investor.
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pada minggu lalu, sementara penjualan rumah yang dimiliki sebelumnya meningkat terbesar dalam satu tahun pada bulan Februari, yang merupakan tanda bahwa perekonomian tetap pada pijakan yang kuat pada kuartal pertama.
“Perekonomian ini terus melampaui ekspektasi dan pasar menyambut baik setiap menitnya,” kata Matthew Miskin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News