kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street Naik, Dow Jones Cetak Rekor Saat Fed Beri Sinyal Suku Bunga Turun di 2024


Kamis, 14 Desember 2023 / 05:40 WIB
Wall Street Naik, Dow Jones Cetak Rekor Saat Fed Beri Sinyal Suku Bunga Turun di 2024
ILUSTRASI. Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Rabu (13/12), dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik ke rekor tertinggi. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Rabu (13/12), dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik ke rekor tertinggi sejak Januari 2022 setelah The Fed mengisyaratkan bahwa kebijakan kenaikan suku bunganya dalam dua tahun terakhir ini telah berakhir. Alhasil, suku bunga akan turun pada tahun 20204.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 512,3 poin, atau 1,4% ke level 37.090,24, S&P 500 naik 63,39 poin, atau 1,37%, ke level 4.707,09 dan Nasdaq Composite naik 200,57 poin, atau 1,38% ke level 14.733,96.

S&P 500 dan Nasdaq mencapai penutupan tertinggi baru untuk tahun ini. S&P 500 naik 22,6% sepanjang tahun ini, sedangkan Nasdaq naik 40,7% pada periode tersebut dan Dow Jones naik 11,9%.

Baca Juga: Wall Street Menguat di Awal Perdagangan Jelang Akhir FOMC yang Ditunggu

Di antara saham-saham yang mengalami penurunan pada hari ini, saham Pfizer turun 6,7% setelah memperkirakan pendapatan tahun 2024 di bawah ekspektasi Wall Street.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 14,35 miliar saham dengan rata-rata 11,04 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Dalam pernyataan kebijakannya, The Fed juga mempertahankan suku bunganya dalam pertemuan kebijakan terakhir di tahun ini. Sebanyak 17 dari 19 pejabat The Fed dengan suara bulat memperkirakan bahwa suku bunga kebijakan akan turun di akhir 2024.

Saham-saham melanjutkan kenaikan tajam ketika Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers bahwa The Fed tidak mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut dan bahwa The Fed sangat fokus untuk tidak membuat kesalahan dengan mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama.

Sejak Maret 2022, The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sebagai upaya mengendalikan inflasi.

“Pernyataan tersebut memberi tahu kita bahwa The Fed sedang melihat apa yang sudah mulai diabaikan oleh pasar, bahwa inflasi akan kembali normal tanpa resesi,” kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta.

"Kami berharap hal ini akan terjadi, tapi kami tidak menyangka akan terjadi."

Indeks blue-chip yang mencapai titik tertinggi pertama sepanjang masa dalam hampir dua tahun menegaskan bahwa indeks telah berada dalam pasar bullish sejak anjlok lebih dari 20% hingga penutupan terendah pada September 2022.

Baca Juga: Wall Street Naik Didorong Saham Alphabet, Fokus Investor Beralih ke Data Payrolls

Reli hari ini terjadi secara luas dengan semua sektor utama S&P 500 kompak menguat. Sektor real estat dan utilitas S&P 500 yang sensitif terhadap suku bunga masing-masing naik lebih dari 3%, memimpin kenaikan sektor ini. Indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 melonjak 3,5%.

Menyusul pernyataan The Fed, peluang kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Mei naik menjadi 90%, lebih tinggi dibanding 80% tepat sebelum pengumuman tersebut, menurut Fedwatch dari LSEG.

Sebelumnya hari ini, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) untuk permintaan akhir naik 0,9% secara tahunan di bulan November. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 1%. Secara bulanan, harga produsen tidak berubah, sama seperti perkiraan kenaikan 0,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×